Panggilan itu berulang kali terngiang di pikirannya, vanya perlahan membuka kedua matanya. Semua tampak terlihat jelas,walau masih sedikit samar. Vanya kebingungan terhadap lingkungan disekitarnya
"ya tuhan, apakah aku sudah ada disurga sekarang. Omoo siapa ini?"
Vanya mendekati laki laki dihadapannya lalu memegang kedua pipinya.
"Apa lu malaikat yang dikirim tuhan buat nemenin gue jalan jalan disini ya?"
"wahh, hebat ini nyata. Lu malaikat kematian yang ada di drama korea itu kan. Gilaa, malaikat kematian pake baju sma. Eh kita foto dulu ya, lumayan buat kenang kenangan. Jarang jarang kan gue ketemu sama malaikat kematian pake baju sma."
Laki laki itu menyentil dahi vanya. Yang membuat vanya terjatuh dan akhirnya jatuh pingsan kembali.
"lahh? ",laki laki itu menghela nafas berat.
Setelah 15 vanya belum tersadar juga. Laki laki itu menatap vanya dengan penuh kejengkelan
"harusnya kaga gue sentil tadi dahinya. Kenapa penyesalan selalu terjadi di akhir ya tuhann"-ucapnya dalam batin
"karena kalau dateng diakhir bukan penyesalan namanya. Tapi pendaftaran, hahahahaha. "ucap vanya yang diiringi tawaan. Matanya masih terpejam.
"hah? Kok dia bisa denger gue ya? Ah,mungkin kebetulan."-ucapnya dalam batin
"kaga kebetulan itu, huwammm",vanya membuka matanya. Ia terlihat aneh sebelum akhirnya berteriak.
"YAAAA!"Vanya berteriak dan kaget karena kehadiran lelaki tersebut.
"lo... Lo siapa? Lo ngapain disini? Mana malaikat yang ganteng tadi. Apa jangan jangan luu? LU APAIN GUE. ...MAMAAAA HUWAAA,AMPUNI ANAKMU INI MAAA. INI BUKAN SALAH ANAKMU MAA"
"sutttttt"laki laki itu menutup mulut vanya, dengan cepat vanya menepis dan mendorong jauh jauh tangan pria itu
"apa apaan sih lu, lu mau nyulik gue kan? Heh gua udah tau trik lu ye."
"bego,bukannya bilang makasih malah bacot yang diduluin. Gini nih kalau pas lahir malah dibacotin bukan diadzanin"
"Sengane lu kata ye. Nih ya,gue mah diadzanin,gak kaya lu pas lahiran di bawa balap motor. Makannya ngegas terus kaya gini! "
Lali laki itu menatap jengkel vanya, yang dibalas tatapan angkuh dari vanya
"dasar bekicot"ucapnya. Ia berdiri dan hendak pergi menuju pintu keluar
"apa? Lu bilang gue bekicot. Eh asal lu tau ye, gue itu bidadari yang diubah jadi keong mas."
"ya sama sama aja bekicot bego!".
"mama lu ngidam apa sih pas hamil lu? Pertamax? Premium? Atau pertalite? "
"lu bisa diem kaga? "nadanya sedikit menyentak dan menggetarkan suasana yang mampu membuat vanya terdiam.
Laki laki itu berdiri, lalu memutar knop pintu. Namun pintu belum juga terbuka. Ternyata setelah ia perhatikan, pintu tersebut macet. Dan akan membutuhkan waktu lama agar bisa terbuka.
"sial macet"ia memukul pintu dengan kesal.
" hah macet? Wtf, terus gimana dong? Berarti,kita terjebak disini dong? Aduhh, gimana kalau ada kecoa? Gimana kalau ada hantu? Apalagi udah mau malem lagi. Terus terus itu-"
"bisa diem gak sih, percuma lu ngoceh juga gak akan kebuka." nadanya datar tetapi penuh ketajaman dalam setiap katanya. Dan mampu menyayat hati orang yang mendengarnya.
"i-iya" vanya duduk di kursi reyot depan pintu keluar,serta lelaki itu duduk dan bersandar di tembok pinggir pintu.
"boleh tanya gak? "tanya vanya
"apa? "
"nama lu siapa? "
"bima,lu sendiri? "
"lavanya isvara kaneisha"
"gue gak nanya nama panjang lu"
"o-oh iya" vanya kemakan ucapannya sendiri. Lalu ia memilih bangkit untuk mencari celah keluar.
"bimaaa! Sini deh."bima menghampiri vanya
"liat deh, itu ada jendela rusak tapi kebuka lebar. Kita bisa keluar lewat sana" bima melihat jendela yang vanya maksud dan langsung mengambil kursi sebagai tumpuan.
"naik"
"hah? Gua? Gak gak gak,ntar lu cari kesempatan lagi"
"naik atau gue tinggalin lu disini biar dimakan rayap"
"ah elah kejam amat lu. Iya iya nih gua naik. Tapi ada syaratnya"
"naik aja harus pake syarat"
"iyain aja napa, atau gak kita tambah lama disini. Apa jangan jangan, lu mau lebih lama ya sama gua hm? "
"bacot, iya apaan syaratnya?"
"lu merem, dan jangan liat"
"lu banyak ba-"
"udah lakuin aja apa susahnya sih"
"iya iya" bima memejamkan matanya. Vanya dengan cepat keluar dari gudang itu,disusul oleh bima. Akhirnya mereka pun bebas dari gudang.
"yupss kita berhasil keluar yuhuu! Ya kan? " vanya menoleh ke arah bima. Namun orang yang ia tuju sudah pergi meninggalkanya.
"kampret!"gumam vanya. Vanya berlari menyusul bima.
Sesampainya disana vanya tepar di jalan. Tampak muka lelah di wajahnya. Bima melempar sebuah botol mineral masih tersegel ke arah vanya. Dengan satu tangkapan vanya berhasil menangkap botol mineral tersebut.
"thanks" vanya meminum sampai tak tersisa lagi air di dalam botol mineral itu, bahkan untuk satu tetes pun. Ia berdiri dan merapikan rok belakangnya yang kotor terkena tanah.
"gue duluan ya! Byee"
"iya"
Vanya mengangguk lalu melangkah pergi ke halte
Maafkan typo yang bertebaran
Jangan lupa comment and vote guys
See you •~•
KAMU SEDANG MEMBACA
Semuanya Tentang Waktu
Teen FictionDipertemukan dalam keadaan yang tidak tepat? Vanya adalah orang yang sangat teledor dan keras kepala. Dan sena adalah orang yang sangat dingin. Bagaimana api dan air bisa disatukan? Ica:" gue cape, gue cape gini terus sen" Sena:" dasar bodoh"