02. [ID] Dani Landon, Apa Kabar?

29 3 0
                                    

Dani Landon, Apa Kabar?



Kalau lo enggak tahu—dan bisa-bisanya lo enggak tahu??—gue menulis dengan dua nama pena: Alemana Xuan dan Kasey G. Akeila. Xuan mungkin lebih 'sukses' ketimbang Kasey, solely because akun Xuan udah eksis lebih lama ketimbang Kasey dan Xuan punya lebih banyak karya dibanding Kasey.

Salah satu karya Xuan (alias karya gue, dengan nama Xuan—just in case lo lupa bahwa Xuan dan gue itu satu orang yang sama) adalah novel fantasi bertema vampir yang judulnya DANI LANDON. DL mulai gue tulis tahun 2015, sebagai kelanjutan cerpen terakhir di antologi THIS IS HELLOWEEN (bukan yang Season 2, yang pertama) yang judulnya Epilog/Prolog. Haha, clever, right? Cerpen itu jadi epilog di antologi TIH, dan prolog untuk novel DANI LANDON.

Well, anyway. Walau ide untuk DL udah dimasak sejak tahun 2015, gue baru mulai garap DL di akhir tahun 2016, setelah gue bebas merdeka dari masa SMA dan punya banyak waktu luang. Gila, udah hampir tiga tahun yang lalu.

Awal mulanya adalah gue buat sinopsis tulis tangan, dengan kertas HVS 70 gram dan pensil mekanik kesayangan yang udah gue miliki sejak tahun 2013. Gue ingat banget, in an attempt to build a routine habit, gue bangun tiap paginya pada pukul lima, langsung bikin kopi, dan duduk di meja untuk nulis selama minimal dua jam ditemani segelas kopi hitam pahit dan satu pak rokok Magnum. Niat gue adalah mematangkan sinopsis DL dulu. Ketika gue bilang sinopsis, maksud gue adalah sinopsis. Ringkasan cerita dari awal sampai akhir, bukan sinopsis blurb yang sering lo lihat di sampul belakang buku.

Biarpun judulnya 'ringkasan', sebetulnya cara approach gue adalah dengan menceritakan keseluruhan plot DL tapi dalam bentuk narasi. Enggak ada dialog. Gue lakukan ini karena seumur hidup, gue cuma pernah berhasil bikin cerita dengan metode pantsing (alias ngarang sambil jalan; enggak pakai outline atau rangka sama sekali) dua kali: sekali ketika gue kelas VII SMP, dan satu kali lagi dengan novel teenlit sekaligus debut gue di Wattpad yang judulnya TANYA+. Selain kedua cerita itu, gue enggak bisa pantsing. Bahkan dua cerita yang gue buat dengan metode pantsing itu menurut gue kualitasnya subpar banget. Saking parahnya, revisi TANYA+ gue tunda-tunda sampai sekarang—hampir empat tahun lamanya.

Jadi, gue tulis sinopsis/narasi DL dengan harapan, setelah narasinya selesai dan gue betul-betul puas dengan draf itu, usaha gue untuk nulis ceritanya jadi format novel yang layak bakal lebih gampang. Bagi gue, translasi narasi ke novel lebih enak ketimbang kalau gue, misalnya, pakai tabel atau plot points.

Kalau pakai plot points, ada banyak lubang yang harus gue tambal. Gimana caranya gue nyambungin titik A ke titik B secara koheren dan enggak ngasal? Dengan metode tulis sinopsis narasi, gue enggak perlu memusingkan lubang-lubang ini. Pada saat yang sama, gue masih punya cukup ruang untuk nambahin detail asal enggak mengubah ceritanya terlalu banyak. Pada akhirnya, translasi narasi ke novel, bagi gue adalah kayak gue menceritakan ulang apa yang udah gue ketahui dan eksplor dalam bentuk baru. Jadi, rasa fresh dan gresnya masih ada, karena formatnya beda, tapi gue juga udah tahu cerita ini mengarahnya ke mana.

Bulan April tahun 2017, gue ikutan Camp NaNoWriMo. Kalau lo enggak tahu, NaNoWriMo adalah nama organisasi nonprofit sekaligus event tahunan yang udah diadakan sejak ... 2004, kalau enggak salah. NaNoWriMo, singkatan dari National Novel Writing Month adalah challenge event di mana lo ditantang untuk nulis sebuah novel dengan 50.000 kata dalam satu bulan tiap November. Sedangkan Camp NaNoWriMo adalah 'adik' event NaNo, di mana lo bisa bebas nentuin apa yang mau lo tulis, dan seberapa lama (hitungan durasi nulis) atau seberapa banyak (hitungan jumlah kata atau halaman).

APATHEISTICBASTARDWhere stories live. Discover now