Bagian 8

2.8K 286 1
                                    

Happy Reading.

****

Malam harinya semua keluarga besar Ali telah berkumpul di belakang Villa guna merayakan ulang tahun Bunda Venny yang kesekian tahun. Mereka semua nampak bernyanyi dengan wajah ceria termasuk Prilly. Meskipun mereka baru saling bertemu namun mereka terlihat akrab, Bunda Venny juga menyukai sifat Prilly yang ceria dan sedikit mirip dengan Kaila meskipun tentu saja Kaila lebih bar-bar jika di bandingkan Prilly. Prilly ibarat perpaduan antara Keira dan Kaila, nampak dingin namun juga mempunyai sifat yang menyenangkan.

"Selamat ulang tahun Tante, aku berdoa agar Tante selalu diberikan kebahagian yang Tante inginkan dan selalu bahagia," ucap Prilly ketika semua orang sudah selesai memberikan ucapan selamat pada Bunda Venny.

Bunda Venny tersenyum kemudian menarik tubuh mungil itu kedalam pelukan nya, "Terimakasih sayang. Terimakasih sudah datang bersama Ali, Bunda senang Ali mengajakmu kesini," ujar Bunda Venny seraya merenggangkan pelukan mereka kemudian tangan mengusap pipi chubby Prilly dengan sayang membuat Prilly hampir akan menangis karena haru. Ibu kandungnya saja tidak pernah memeluknya seperti ini, jangan kan memeluk bahkan Mama nya tidak pernah menatap Prilly selembut tatapan Bunda Venny kepadanya.

Entah sadar atau tidak kini airmata Prilly menetes dengan perlahan membuat Bunda Venny sedikit kaget. "Oh, sayang? Ada apa? Kenapa kamu menangis?" Seru Tante Venny yang juga membuat beberapa orang yang sudah sibuk dengan kegiatan mereka mulai menoleh kearah kedua wanita beda generasi itu.
Ali yang sedang bercanda bersama para sepupunya lantas melangkahkan kakinya mendekati kedua wanita yang mempunyai tempat istimewa didalam hatinya itu.

"Ak...akuhkss..aku cuman inget sama Mamaku, Tante!" Jawabnya terbata.

Melihat itu membuat Bunda Venny iba, ia langsung memeluk gadis mungil itu lebih dalam ke pelukannya. Membuat Ali diam-diam merasa senang akan kedekatan keduanya.

"Apa yang terjadi, hm? Apa Bunda menjewer gadis nakal ini sampe bisa bikin dia nangis kayak gini?" Guyon Ali setelah ia sudah berada di hadapan keduanya.

Bunda Venny menggelengkan kepalanya melihat wajah tengil sang putra. Sementara Prilly mendelik tajam kearah Ali setelah menghapus jejak-jejak airmata di pipinya.

Malam kian larut dan para orang tua sudah masuk ke kamar masing-masing meninggalkan para anak muda yang masih ingin kegiatan lainnya. Giko, sepupu Ali juga sudah menyalakan sebuah perapian agar mereka merasa hangat di malam yang dingin ini. Sementara itu ada Faris yang sudah sibuk dengan gitar kesayangan nya.

"Eheem... karena malam ini malam yang spesial kalian bisa request lagu apa aja sama gue dan gue bakal nyanyain buat kalian atau kalian mau nyanyi dan gue yang ngiringin gimana?" Ucap Faris mengambil perhatian dari semua orang.

Prilly yang sedang duduk bersama Keira dan Viona mengalihkan pandangan mereka pada Faris yang duduk jauh di hadapan mereka. Saat ini mereka tengah duduk melingkar, di tengah-tengah ada sebuah api unggun kecil buatan Giko.

"Abang Ali aja tuh suruh nyanyi buat Kak Prilly, kan suara abang bagus. Itung-itung bikin kenangan gitu selama kita disini, ya nggak?" Cetus Kaila. Gadis 19 tahun itu menengir pada sang Abang saat dilihatnya abangnya mendelik tajam kearahnya.

"Wah, bener tuh, ayo dong Al! Sekalian lo main gitar gue deh, lo kan bisa main gitar, ya 'kan?" Timpal Faris setuju. Dan semua orang kini menatap kearah Ali seraya menyuarakan agar Ali menerima usul dari Kaila.
Sementara pria itu kini mengembuskan nafas kesal, di liriknya Prilly yang ternyata juga sedang menatapnya sejak tadi.

"Tunggu apa lagi sih, Al? Sini!" Seru Faris tidak sabar membuat Ali berdecak kesal dan mau tak mau berdiri juga karena gengsi ada Prilly bersama mereka.

Mr. AnnoyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang