Pukul 19:00
Kinara mengetuk-ngetukkan spidol ke keningnya. Dia berusaha berpikir keras. Kata apa yang tepat untuk melengkapi surat cintanya? Yah, ini semua sialan memang. Sudah tau dia bukan anak yang menyukai hal-hal berbau sastra, malah disuruh menulis surat cinta. Shit.
Dia mengamati dengan seksama selembar kertas dihadapanya. Bersih, belum ada segores tinta pun. Dengan malas, dia mengambil ponsel di sampingnya lalu membuka aplikasi google.
Sambil membaca artikel pencarianya, Kinara meringis geli. Sebegitu lucukah surat cinta? Dia bahkan baru sekali ini membuatnya.
Setelah mendapat ide yang cukup, Kinara mulai menggoreskan kata demi kata ke dalam kertas putihnya.
_____________________________Teruntuk Kakak Ketua Osis.
Hai, apa kabar kak? Semoga baik-baik saja. Kenalkan, namaku Kinara Prescilla dari kelas X IPA 1. Salam kenal Kakak Ketos yang katanya ganteng hihi.
Kak, aku kagum sama kakak. Entah, walau aku belum pernah ngeliat Kakak, tapi aku yakin kalo Kakak itu orangnya seru ya? Pasti dong. Sebelumnya maaf nih Kak, kalo surat aku jelek. Aku belum pernah nulis surat beginian apalagi ke pacar. Aku kan belum pernah punya pacar hehe. Karena aku nggak tau pacar itu apa dan bagaimana. Aduh jangan kaget Kak! Aku memang tidak tau apa-apa eaaa...
Kalau boleh jujur, sebenarnya isi surat ini sebagian aku dapat dari google wakakak. Maaf ye Kak xixi.
Yaudahlah Kak. Suratnya segitu aja ya? Pendek? Maaf:(
Maaf aku nggak kasih puisi kayak surat-surat yang lainnya. Karena aku bukanlah sang penyair kata yang bisa membuat puisi cinta. EaaaaaSemoga kita bisa bertemu ya, Kak. Nanti, kalo kita udah ketemu jangan lupa beliin aku gula-gula kapas yang paaaaaling manis kayak yang buat surat ini hahahaha.
Salam manis semanis gula kapas,
Kinara.
_____________________________Kinara membaca ulang surat yang dibuatnya. Ia terkikik geli. Rasanya aneh kalau dibaca. Lalu bagaimana tanggapan Kakak Ketua Osis kalau membaca suratnya ini? Pasti akan menertawakanya.
Setelah dirasa cukup, Kinara memutuskan untuk melipat suratnya lalu ia masukan kedalam amplop. Dengan segera, Kinara beranjak naik ke tempat tidur. Sambil menutup mata, pikirannya berpetualang ke masa kecilnya. Disana, dia dapat menemukan apa arti kebahagiaan. Akankah pada masa ini dia akan mendapatkanya kembali? Entah, tidak ada yang tau. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di kepalanya.
Olan. Olan. Olan.
Sedari tadi, otaknya terus mengutarakan nama itu. Tak percaya bahwa sang pemilik nama bisa hadir kembali dalam kehidupannya bahkan satu sekolah dengannya. Nama yang sangat berarti. Kinara berharap, besok dia akan bertemu kembali dengan pangeran masa kecilnya. Yah, semoga saja.
Perlahan, Kinara terlelap. Petualangan di alam mimpi dimulai.
Bersamaan dengan itu, pintu kamarnya terbuka. Keynan masuk kemudian menarik selimut Kinara sampai perbatasan dada agar adiknya hangat. Tak lupa, dia mematikan lampu. Keynan tersenyum mengamati dengan teliti wajah damai adiknya ketika tertidur. Perlahan, Keynan mengecup puncak kepala Kinara sambil mengelusnya hati-hati.
"Selamat malam, Ara" bisiknya pelan tepat di telinga Kinara.
⚫⭕⚫
GIS, 06:15
"Airinn! Tungguu! "
Seorang gadis berlari mengejar si pemilik nama yang baru saja dipanggilnya. Airin menoleh. Membuat si pengejar berhenti dan menghirup napas dalam-dalam karena kelelahan.
"Kenapa lo lari-lari kayak tadi? " tanya Airin saat si pengejar berada tepat di hadapannya.
"Temenin aku ya? "
"Kemana? "
"Loker kelas XII IPA 1"
"Hah?! Ngapain Ayaaaa? "
Si pengejar yang tak lain adalah Kinara hanya meringis, "Ngasihin ini... " tutur Kinara sambil menyodorkan sebuah amplop.
Airin mengamati amplop tersebut agak lama. Dia akhirnya ingat bahwa kemarin Kinara mendapat hukuman membuat surat cinta untuk sang Ketua OSIS.
"Kenapa nggak kasih langsung aja? "
"Malu"
"Malu apa nggak tau? "
"Dua-duanya"
Airin melongo, "Lo nggak tau ketua OSIS yang lagi viral di grub angkatan semalam?! Astaga! "
Kinara hanya menggeleng dengan polosnya, "Grub angkatan itu apa? "
Andaikan membunuh tidak berdosa, pasti hal itu yang akan Airin lakukan sekarang. Korbanya jelas seorang gadis polos tanpa dosa di depannya.
"Bodo ah. Pusing gue nanti kalo jelasin ke elo. Yaudah yuk gue anterin" putus Airin akhirnya.
Kinara mengangguk. Mereka kemudian masuk kedalam lift menuju lantai 4. Setelah lift terbuka, Kinara sibuk membaca nama-nama kelas yang tergantung di atas pintu ruangan.
Airin hanya memutar bolamatanya malas melihat tingkah Kinara.
"Ngapain lo liatin satu-satu gitu? "
Kinara melirik sekilas ke arah Airin lalu kembali memfokuskan pandangan matanya ke papan-papan tadi.
"Biar tau kelasnya kakak ketua"
"Yaampun Aya! Lo pikir ini jaman kapan? Semua udah urut kalik dari A nyampe Z. Ish, kesel gue kalo ngadepin makhluk macam lo! "
Kinara nyengir, "Emang iya? "
"Nggak! " ketus Airin.
"La trus? "
"Trus kita nyampe. Cari aja tuh! " Airin menunjuk loker yang berada di depan kelas XII IPA 1 dengan raut sebal.
Kinara menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Lokernya yang mana? "
Airin mencebikkan bibirnya lalu melangkah menuju loker ke 3 dari kiri atas.