Pencarian

3 2 2
                                    

"Sumpah itu kira-kira siapa yang ngelakuin? Padahal di sini kita cuma berlima tapi gak ada satupun yang melakukan hal tersebut" Airin angkat bicara duluan

Yah kini mereka sedang berada diruang tamu untuk membicarakan apa yang sedang terjadi padahal mereka baru sampai dan berniat untuk senang-senang tapi malah yang terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.

"Bukan berlima tapi bertujuh" Kata Dirga meralat perkataan Airin yah ada pembantu dan juga tukang kebun yang tinggal di villa ini tentu saja untuk mengurus villanya.

"Tapi mereka gak akan mungkin melakukan hal tersebut bukan? Tanya Airin

Mereka sependapat dengan Airin karena mereka tidak mungkin melakukan hal tersebut.

"Kok gw ngerasa takut yah? Kata Airin sambil menggigit jari telunjuknya itu kebiasaan Airin ketika sedang mode takut

"Apalagi gw yang langsung dapet tikus mati kaya gitu" Ucap Jenny dengan sinis karena masih kesal dengan kejadian tersebut

"Kita semua ngerasa takut kok bukan cuma kalian berdua aja" kata Dirga mencoba menenangkan "iya kan Liv, Ndra" meminta Persetujuan dari Livi dan Indra yang kemudian merekapun mengangguk

"Udah kita gak perlu mikirin itu dulu, Berat tau!! Kata Indra yang diangguki persetujuan dari mereka semua.

*****

Esoknya setelah kejadian tersebut mereka pun seiring berjalannyawaktu karena bersenang-senang saat ke perkebunan teh, bermain di danau yang cantik di tambah Indra yang selalu membuat mereka tertawa entah dengan tingkah konyolnya atau dengan candaannya.

Sampai tak terasa kini menjelang malam dan merekapun asik berbincang sambil memakan jagung bakar tetapi entah kenapa sepertinya Livi sangat gusar.

"Kamu kenapa Liv, kok keliatannya gelisah gitu" tanya Airin

"Aku juga gak tau, tiba-tiba aja jadi gak enak perasaan gini" jawabnya sambil mengangkat kedua tangannya

"Ikh aneh kamu, masa gelisah tanpa sebab" kata Airin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

"Aku jalan sebentar yah buat nenangin hati aku" kata Livi seraya berjalan meninggalkan Airin dan yang lainnya

"jangan lama-lama, udah malem" ingat Airin kepada Livi sambil berteriak sedikit karena ia sudah sedikit jauh dari Livi

*****

Livi sedang menenangkan kegelisahan yang dirasakannya dengan berjalan, yah itu adalah kebiasaan Livi jika ia sedang gugup atau sedang gelisah seperti ini maka ia akan berjalan - jalan untuk sekedar mengurangi kegugupannya atau kegelisahan yang melanda dirinya.

Livi terus berjalan tanpa sadar ia sudah berjalan sangat jauh dari villa kemudian ia berteriak sangat keras namun tidak ada yang mendengarkan karena malam di puncak sangatlah sunyi

Sedangakn Airin dari tadi berjalan bulak balik sambil mengigit jari telunjuknya merasa gelisah dan cemas pasalnya Livi belum juga kembali

"Bulak-balik aja loe kaya setrikaan, pusing gw liatnya" komentar Jenny terhadap tingkah laku Airin

"Gw khawatir sama Livi karena dia belum balik juga padahal ini udah jam 10 " Kata Airin dengan nada cemas

"Loe kaya gak tau aja kelakuan Livi yah kalau belum tenang yah belum balik, lagian kalau ujung-ujungnya bikin loe gak tenang tadi loe gak usah ngizinin dia pergi sendiri" Ucap Jenny dengan nada sinis

"Yah kalau tau kaya gini mah gw juga gak bakal kasih izin sendirian gw bakal temenin dia" kata Airin tak kalah sinis dari Jenny

"Udahlah jangan di bahas panjang, kita tunggu satu jam lagi kalau belum balik juga kita ke rumah kepala desa minta bantuan buat cari Livi" ucap Dirga menengahi

"Bener kata Dirga, kita tunggu satu jam lagi baru kita cari Livi" Indra menyetujui ucapan Dirga

Detik demi detik, menit demi menit satu jam lewat sudah namun Livi belum juga kembali membuat Airin semakin cemas dan akhirnya merekapun pergi ke rumah pak kades untuk meminta bantuan mencari Livi.

Pak kades dan beberapa warga akhirnya pergi mencari Livi namun belum juga ketemu padahal sudah satu jam pencarian.

"Ini teh naon, bukannya darah yah? " ucap salah satu warga yang ikut dalam pencarian Livi

"Ini ada jejaknya" ucapnya lagi, kemudian mereka mengikuti jejak darah tersebut kemudian ia sampai mereka menemukan sesuatu.

"Bukannya ini baju yang di pakai Livi bukan? Kata Indra sambil menunjukan baju yang penuh darah tersebut

"Liviiiiii, gak mungkin Livi" Ucap Airin dengan histeris dan Dirga mencoba untuk menenangkan Airin dengan memeluknya.

"Ayo bapak-bapak kita cari lagi lebih kedalam siapa tau ketemu" ucap pak kades mengajak warganya untuk terus mencoba mencari Livi namun sayang tubuhnya sama sekali tidak ditemukan.

Teror di Bawah Rembulan Hitam [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang