I

5.9K 137 0
                                    

Zesa Pov...

Pagi ini gue bakal ke ruangan Davin, gue pengen mastiin kalau dia masih di ruangan wanita itu atau gak dan ternyata Davin masih di ruangan perempuan itu.

Gue harus ke sana lihat, tapi saat gue buka sedikit pintu kamar Dara sama sekali nggak ada orang, dan hanya Dara yang masih koma. Gue balik ke belakang dulu melihat situasi siapatau Davin masih berada di sekitaran kamar Dara.

Gue pun masuk, sungguh malang nasib Dara, hahaha, gue kayak seneng banget dia gini, kenapa gak sekalian dia mati,

" lo udah ngerebut Davin dari gue selama berapa bulan ini! dan lo kira gue gak sakit hah?" gue natap Dara dengan tatapan tak suka.

" lo baru pacaran sebulan aja uda putus! " receh Zesa.

gue jujur yah, emang si Dara ini cantik, namun dia belum sarjana dan masih kuliah, sedangkan gue? gue idaman banyak cowok! tapi gue heran sama Davin kok bisa yah dia suka sama Dara?

"Gue cinta sama Davin.gue suka.gue gak suka lo deket-deket sama dia" lanjut gue.

Gue melihat sekeliling ruangan Dara gak ada orang, ini pertanda bahwa rencana gue bakal berhasil, perlahan gue hentiin infusnya dan kedua gue buka bantuan oksigen di hidungnya.

" besok gue lihat lo di pemakaman!" ucap gue.

Author pov....

Zesa membuka bantuan oksigen Dara, selang berapa detik akhirnya Dara yang tadinya koma kini seperti kejang-kejang akibat sulit bernafas.

" Zesa!!!" teriak Davin yang memasuki ruangan Dara, dan meligat Zesa hanya melipatkan kedua tangannya sambil melihat reaksi dari Daraa.

" Eh? hah.. dokter davin, dokter ngapain!"

" Anjing lo" maki Davin dan cepat memperbaik oksigen Dara serta infusnya. hingga Dara kembali normal. " Lo apain Dara?" tanya Davin tajam.

" Gue?" kini ucapan Zesa sudah beruba.

" lo apain Dara Anjing!!!"

" Gue gak apa-apain kok" balasnya santai

" lo apain Dara!!!" Davin mengeraskan suaranya

" Gue pengen dia mati!!!!" teriak Zesa ", gue ingin sama-sama lo!!!"

" Apa lo bilang?" Davin mencengkram kedua rahang Zesa " Lo sadar diri gak lo siapa?" tanya Davin dengan mata emosi

" Gue gak suka lihat lo bareng dia, dia ngerebut lo dari gue." ucap Zesa

" Ngerebut gue? " Davin mencengkram rambut Zesa " lo tau gak gue pacaran udah berapa lama? dan seenaknya lo bilang gitu !!!"

" Awhkkkkk" ringis Zesa kesakitan " yang gue tau lo pacaran baru sebulan!!!"

" Sebulan?" Davin tersenyum jahat " lo kira segampang membalikkan telapak tangan? lo kalau mau ngancurin dia, lo lewatin gue dulu Zesa! lo gak tau kalau gue pacaran udah 5 tahun dan sekarang berjalan 6 tahun?"

" 5 tahun?" tanya

" sekarang lo keluar, dan lo gue pecat!!!" Davin memunjuk pintu keluar ruangan Dara " Lo tunggu aja polisi jemput lo, berani-beraninya lo nyakitin Dara!" Batin Davin.

Zesa keluar dengan sangat malu, ia mengira Davin berpacaran baru sebulan atau dua bulan tapi ternyata 5 tahun.

Davin langsung duduk di samping Dara dan memegang erat tangannya, ia sangat takut kalau orang yang ia cintai pergi meninggalkan dia saat ini juga.

ini semua karena Zesa, Davin sudah bersumpah akan memasukkan Zesa ke dalam jeruji besi, setelah ia mengumpulkan Data CCTV yang ada di dalam ruangan Dara.

          

Dretttttt...Dretttttt...Dretttt.....
Papa

Davin cepat mengangkat telfon Alleno , dan tumben-tumbenanya bokapnya nelfon.

" Yah pa?"

" papa dan mama ke Amerika tiga hari, dan ada kerjaan, kamu di Apartemen aja yah"

" Ravin, papa bawa juga?"

" iyalah, diakan lagi pengen refresing"

" iyaudah, davin di Apart aja"

" ok, dahhhh"

Setelah mematikan telfonnya, Davin langsung kembali duduk di samping Dara dan menggenggam erat tangannya.

Semoga saja Dara bisa sadar secepatnya biar Davin cepat melamarnya dan menikah, agar Dara tidak bisa lapas dari genggamannya nanti.

" Byyyy? hay?" Davin mengelus rambut dara, dengan dara yang masih belum sadar
" bangun dong, baby! ini aku lagi nemenin kamu" Davin mencium punggung tangan Dara.

Tak lama setelah habis berbicara sendiri, jari jemari Dara bergerak dan Davin sangat senang.

" Byyyy, jari tangann kamu gerak byyyy, aku nelfon orang rumah dulu "

Davin sangat senang dan langsung menelfon Mommy liva cepat, dan untungnya keluarga dara akan secepatnya datang ke rumah sakit.

Setelah menelfon Mommy liva, Davin memutuskan menelfon Rangga agar mereka ikut menyaksikan sadarnya Dara malam ini, jika tidak ada kehendak lain.

" Byyyyy, bentar lagi mereka semua dateng buat lihat kamu sadar" Davin mencium dahi Dara.

_______

Sedangkan di rumah Rangga, sedang ada Renata yang berkunjung, saat Rangga di telfon Davin, malah Nata memberikan dulu beberapa pertanyaan untuk Rangga.

" Siapa?"

" Davin, katanya jari Dara gerak-gerak, yuk kita harus ke san___"

" Davin itu dokter?"

" iya sayang, dia dokter yang menangani Dara"

" Deket sama dara? atau mereka pernah pacaran?" tanyanya lagi

" Hah? pac...pacaran? yah enggaklah" jawabnya terbata-bata.

" Masa sih? kok setiap kita ke sana dia di ruangan Dara mulu?"

" yah kan dia yang di tunjuk jadi dokter spesialis dara, masa dia mau ninggalin sih", jawabnya.

" Oh aku kira, yaudah yukkk "

merekapun menggunakan motor karena jalanan ibukota sedang macet mereka tak mau berlama-lama di dalam mobil, terpaksa mengambil jalan tengahnya bahwa drngan naik motor saja menuju rumah sakit.

_____

Davin bolak-balik gelisah melihat reaksi Dara yang jarinya hanya bergerak saja, tapi matanya tak mau membuka, jika Davin melakukan sesuatu berarti dia akan melakukan kesalahan, maka ia urungkan hal buruk yang ada di otaknya, dan menunggu saja sampai kapanpun Dara sadar!

" Davin?" panggil Mommy liva yang sudah menangis dari rumah mendengar kabar baik Dara.

" Ehmm tante, dari tadi masih gini-gini aja hanya jari-jarinya saja, tapi tenang saja jika bukan siang ini makan malam ini dia akan sadar juga" ucapnya menerangkan.

" Kakkk ara? ini vero! ayo bangun, ada mommy ada daddy dan ada kak Davin yang nemenin kakak" bisik Vero.

" Ara, ayo nak bangun Daddy udah gak sabar denger tangisan kamu kalau lagi kesel sama adik kamu " bisik Daddy Stuard

"Araaa sayang, buka mata kamu nak "

tak selang berapa lama Rangga dan nata datang, di susul Reno dan Sheva, yang ingin menyaksikan sadarnya Dara.

Sampai malam tidak ada reaksi apapun, sedangkan yang berkunjung tadi ke rumah sakit sudah tertidur lelap di sofa rumah sakit

Sheva,Nata, dan veronika tidur di sofa yang ada di ruangan itu sedangkan Reno dan Rangga tidur di lantai yang beralaskan kasur empuk dari rumah sakit.

Daddy dan Mommy tidur di ranjang satunya yang khusus keluarga, dan Davin tetap setia di samping Dara dan menggenggam tanganya.

" Hek...hek..." suara isakan Dara.

_____

tadinya mau Update, tapi kemaren di sekolah keburu ada ujian Agama islam, dan harus ke rumah gurunya buat Praktek sholat jenazah.

👄itt

Dr: PSVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang