CHAPTER 9

836 88 1
                                    

Shin Ye Seul

Sekarang, aku dan Taehyung sedang mengantri untuk menaiki salah satu arena bermain disini. Wajah lelaki ini sudah pucat sedari tadi. Lebih jelasnya setelah kami turun dari Caroussell. Ah tidak, tepatnya setelah aku menunjuk wahana yang akan kami tumpangi sekarang. 

Tidak kok, aku tidak mengajaknya duduk didalam roller coaster atau jenis kereta apapun yang bergerak cepat diatas rel. Aku hanya mengajaknya untuk menaikki The Conquistador. Sebuah kapal Viking yang akan berayun ke kiri dan ke kanan. Kalian tahu kan? Aku tak mengerti apa yang membuat wahana ini menjadi menakutkan bagi Taehyung. Tidak ada yang perlu ditakutkan bukan?

"Seul, jangan yang ini ya? Kumohon." Entah sudah berapa kali dia merengek padaku agar kami tidak usah menaikki wahana pilihaku ini. Sebenarnya aku kasihan melihat wajahnya. Pucat, hampir menangis. Bahkan tangannya tampak gemetaran. Tapi, ya. Janji adalah janji bukan? Setelah mengantre kurang lebih seperempat jam, kami akhirnya berhasil duduk manis di atas kapal viking yang akan bergerak seperti ayunan ini. Si penakut disampingku mulai menggenggam tanganku erat, tangannya berkeringat dingin.

Pengen ngakak tapi kasian.

Kapal mulai bergerak pelan. Ke kiri dan ke kanan. Wajah tegang Taehyung membuatku gagal fokus dengan wahana ini.

"Eomma ...."

"Tuhan, selamatkan aku ...,"

"Astaga, aku masih ingin hidup ...,"

Pengen ngakak tapi kasian pt.2

"Tae, tenanglah. Kita masih dibawah, belum naik keatas,"

Aku menepuk-nepuk punggungnya. Tak sampai beberapa menit aku berucap. Kapal mulai melaju kencang berayun sampai hampir mencapai langit-langit.

Jangan tanya bagaimana ekspresi laki-laki disampingku. Dia menangis sejadi-jadinya sambil menenggelamkan wajahnya di bahuku. Lenganku sampai sakit karena ia menggenggamnya terlalu kuat. Aku yang awalnya ingin berteriak heboh sambil mengangkat tangan malah asyik sendiri menertawakan Taehyung. Entah berapa lama aku tertawa melihat penderitaan Taehyung, kapal mulai bergerak lambat dan akhirnya berhenti. Taehyung turun lebih cepat dari siapapun, tiba-tiba saja dia hilang dari pandanganku. Setelah berhasil keluar dari kerumunan manusia yang berdesakan ingin keluar dari wahana, aku akhirnya berhasil menemukan Taehyung terduduk lemas di lantai.

Pengen ngakak tapi kasihan pt.3

Aku menghampirinya dapat kulihat matanya memerah karena baru saja menangis. Aku menepuk punggungnya pelan sambil tertawa-tawa.

"Nappeunsaekki."

Dan aku langsung mendapatkan umpatan. Tidak, aku tidak merasa kesal karena dia mengumpat padaku, anehnya aku malah tertawa puas. Dapat kulihat dia menatapku tajam sampai-sampai rasanya tatapan itu akan segera menusukku. "Baiklah, dua wahana lagi," ucapku setelah berhasil menghentikan tawaku. Dia menatapku dengan bingung. "Katamu Kau setuju untuk menaiki arena yang aku inginkan," Dia mengangguk-angguk sambil membulatkan mulutnya membentuk huruf 'o' "Serius hanya dua wahana saja?" Dia bertanya padaku sambil berdiri, "Kau mau berapa? Lima?" tanyaku, bermaksud menggodanya, "Andwae! dua saja cukup!" Dia tiba-tiba tersenyum lebar padaku. "Baiklah, kajja!" Aku menariknya menuju wahana yang sudah kupikirkan sejak tadi malam.

TBC...

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang