PART 19 - I Love You..

1.4K 120 1
                                    

Mobil melaju cukup kencang di jalanan kota Jakarta yang masih ramai malam ini, terus melaju hingga keluar dari hiruk pikuk kota.

Tak banyak yang berbicara diantara kami. Aku hanya menatap lurus ke arah jalanan yang cukup gelap, sesekali menawarkan bertukar posisi dengan Friden, kalau-kalau dia mengantuk atau lelah, yang sudah ditolaknya sebanyak 3 kali. Sedangkan Joa, sejak setengah perjalanan tadi sudah ikut terlelap bersama Anneth.

Kulihat wajah Anneth masih pucat.

Tadi, Joa selalu dengan berhati-hati mengusap keringat di kening Anneth setiap kali Anneth berkeringat. Dan sekarang, aku yang semakin sering melihat ke jok belakang untuk melakukan aktivitas yang sebelumnya dilakukan Joa.

Hari sudah menunjukkan pukul 3 dini hari, sepertinya kami sudah hampir sampai.

Sekali lagi, kukirimi pesan singkat kepada orang yang kupercaya mengurus segala sesuatunya disana, memastikan bahwa memang semuanya sudah siap, semuanya sudah sempurna.

...

Tepat ketika jam di tangan sudah menunjukkan pukul 04.30, kami akhirnya memasuki pintu masuk utama tempat tujuan kami ini, salah satu pantai terindah yang letaknya di Sukabumi, Jawa Barat.

Aku dan Friden turun dari mobil, yang langsung disambut dengan Pak Asep, orang yang membantuku untuk menyiapkan segala sesuatunya disini.

Kami berdua menyalami Pak Asep, dan berjalan mengikutinya untuk menuju tempat yang sudah dipersiapkan.

Suara deburan ombak sudah terdengar, dan air lautnya samar-samar sudah terlihat dengan bantuan lampu-lampu temaram dari warung-warung yang berada cukup jauh dari bibir pantai.

Dan disana, mendekati tepi pantai, aku sudah melihat hasil dekorasi yang dibuat oleh Pak Asep dan rekan-rekannya yang lain. Aku tersenyum puas, dalam hati berharap bahwa ini cukup untuk mengukir senyum di wajah cantik Anneth ketika dia bangun tidur nanti.

“Gimana, Mas? Sesuai keinginan?”

Aku mengangguk-angguk pelan.

“Bahkan ini lebih dari apa yang saya bayangin, Pak. Makasih banyak.”

Pak Asep ikut tersenyum, lalu berpamit untuk kembali pulang ke rumahnya.

“Dev, good luck.”

Thanks, Den.”

Kami berdua kembali ke mobil, dan mendapati Joa sudah bangun.

“Anneth belum bangun?” Aku bertanya dengan suara sangat pelan, agar semuanya tetap sesuai rencana.

Joa hanya menggeleng, sebelum akhirnya ikut berbisik, “Kaki gue mulai sakit...”

Aku segera mengangkat kepala Anneth dengan sangat hati-hati agar dia tidak terbangun, Joa pun keluar dari mobil dan duduk begitu saja di tanah dengan meluruskan kakinya.

Aku dan Friden tertawa kecil melihat tingkah spontan Joa itu.

“Penutup matanya?”

Friden memberikanku sepotong kain yang akan kujadikan penutup mata untuk Anneth. Akupun dengan perlahan menutupi mata Anneth yang masih tertidur itu.

Tapi gerakanku justru membuatnya terbangun.

“Eh, ini siapa?”

Suaranya parau, khas orang baru bangun tidur, ditambah lagi kondisi tubuhnya yang masih demam dan sehabis menangis.

Tidak ada yang bicara, baik Joa, Friden, terutama aku.

Yang kulakukan hanya membantu Anneth untuk keluar dari mobil.

Since I Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang