semua prolog harus yang terbaik kan, tak peduli endingnya seperti apa?
• • •
Follow ig @wafaaa_awl
Selamat membaca
Enjoy:)⏳
Jam menunjukkan 06.15 tepat. Aku
segera turun dari angkutan, dan berjalan santai menuju kelas. Sekolah belum terlalu ramai, baru ada beberapa motor dan sepeda berbagai model yang terparkir. Sekolahku tidak memperbolehkan siswanya membawa kendaraan roda empat. Jadi, sebagai gantinya hanya boleh membawa motor dan sepeda.Aku berjalan santai hendak menuju kelas, sebelum ada yang menarik perhatianku di mading utama!
AYO IKUT SERTAKAN TIM KALIAN DALAM TURNAMENT BASKET SE-IBUKOTA
AYOO ! ! KIRIMKAN KEMAMPUAN TIM BASKET SEKOLAH-MU UNTUK MENANGKAN SERTIFIKAT BERSTANDAR NASIONAL DAN UANG TUNAI PULUHAN JUTA RUPIAHTunggu 3 Mei!!
Berarti 2 bulan lagi!!Aku membelalak dan terburu mengambil handphone dari tasku, dan bergegas memotretnya. Aku kembali melanjutkan langkahku menuju kelas, sembari memikirkan apakah hari ini akan ada pemilihan pemain? Apakah hanya diambil khusus untuk anggota baru yang tidak lain adik kelasku?
⏳
Sesampainya dikelas aku langsung duduk dibangku ku. Deretan pojok bangku terakhir. Dekat dengan kipas angin kelas, dan aku mulai membuka aplikasi instagram, menyalin username yang tercantum di phamplet yang kubawa tadi.
Ternyata setelah aku simak, lawan main adalah dari sekolah luar Jakarta timur, sepeti Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara.
Huft. aku menghela nafas berat.
Selama aku berkecimpung didunia Basket sebenarnya tidak ada lawan yang terlalu sulit, maksudnya sampai kita menargetkan untuk lebih dari salah satu lawan.Hanya saja beberapa kali aku lomba ada satu sekolah yang menurut perkataan teman teman tim ku.
Mereka mempunyai agensi dalam, dan itu merupakan ketakutan untukku sendiri dan timku, hampir 3 kali kami kalah skor tipis dengan sekolah tersebut dan setelah ditelaah lebih jauh, ternyata benar mereka memakai orang dalam.Entah kenapa menurutku, orang orang seperti itu, terlalu berlebihan dalam menyongsong diri mereka ke muka umum, padahal entah murni atau tidak, dibalik pujian yang mereka lontarkan dari hasil akhir yang mereka dapatkan, tidak lain hanyalah sapaan disaat ada tamu.
Yaitu formalitas, tanpa ada sedikit maksud dan tujuan untuk selalu mengingat bahwa merekalah yang terbaik.
Aku perlahan mendengar suara bising dari luar kelasku, kurasa sekolah sudah mulai ramai. Sejenak ku melirik jam di tanganku. Tepat pukul 06.30.
"Neira anak tukang kebon yang tidur dikelas, mandinya ditoilet sekolahan"
Ayu berteriak nyaring seperti biasa, dia memang selalu mengejekku jika aku datang terlalu pagi. Dia tak tahu, padahal aku datang jam 06.15 tadi, dasar.
"Padahal gue tadi dateng jam 6 lewat 15 loh" Jelasku dengan tersenyum jahil.
"Oh ya?"
Tanya nya deng wajah malas.
Menyebalkan memang."Itu bukan sesuatu yang wah!, asala lo tau, kecuali kalo lo bilang gue tadi dateng semenit sebelum bel masuk, baru gue histeris" Ejeknya sembari bermain tangan menirukan gerak Neira.
"Gue mau curhat, Neiiiii"
Ujarnya dengan wajah suram seperti biasa saat hendak bercerits tentang seseorang."Kemarin dia dateng lagi di Mimpi gue, Neiraaa"
Ucapnya terpotong saat ia hendak
duduk.
"Cuma hadir, Ayu" Jawabku santai.
"Tapi yang ini beda Nei, dia hadir sambil senyum terus bilang, kalau gue yang terbaik, Ah kan"
Rengek Ayu, dengan kepala yang ia telungkupkan di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Yang Dikembalikan
Teen FictionGue selalu berfikir bahwa kadang waktu adalah yang terbaik. Membuang kenangan, mempercepat keterpurukan, menghentikan kejadian, dan bahkan dapat menghalau yang hendak datang. Tapi ... Dengan disuguhkannya seseorang "baru" dalam hidup gue yang bahkan...