20

277 26 2
                                    


"Jimin-ah, aku lapar!" Soyeon menatap Jimin dengan raut wajah memelas.

"Jennie, bisakah kau membuatkan bubur untuk Soyeon? Dia lapar!" Titah Jimin sambil menoleh ke arah Jennie sekilas, Jennie hanya menuruti nya tanpa banyak bicara.

Sebenarnya gadis itu begitu malas, jarak Rumah Sakit menuju Rumahnya cukup jauh, mana harus membuatkan bubur pula.

'Wanita menyebalkan!'

Jennie membawakan semangkuk bubur ditangannya lalu memberikannya pada Jimi. Tangan Jimin meraih sendok dan menyuapi Soyeon dengan sabar.

"Ahk.." Rintih Soyeon sambil memegangi bibirnya.

"Wae?" Raut muka Jimin berubah mwnjadi khawatir.

"Panas!"

"Astaga, Jennie-ah bukankah sudah ku bilang jangan terlalu panas?" Raut wajah kesal jelas terpatri dari wajah Jimin yang kini menatap Jennie begitu kesal.

"Yak, kenapa kau menyalahkanku?! seharusnya kau sudah tau jika bubur itu panas, lalu kenapa tidak kau tiup dulu?!" Elak Jennie tak mau kalah, bisa-bisanya Jimin menghakimi dirinya seperti itu.

"Seharusnya kau lebih hati-hati, bagaimana jika bibirnya terluka?!"

"Jangan berlebihan, dia sudah baik-baik saja. Dadi kenapa kau harus repot repot menyuapinya dia mempunyai tangan!"

"Jennie kumohon jangan lagi,bkumohon jangan kekanak-anakan!" Suara Jimin kian memelan sambil memijat pangkal hidungnya.

"Kekanak kanakan kau bilang? Cih, tidak kah seharusnya kau berkaca Jimin-ah? Kau bahkan mempermasalahkan hal sepele. Aku kekasihmu, jika aku kekanak-anakan mana mungkin aku mengijinkan kekasihku merawat dan lebih mempedulikan mantan kekasihnya!" Sarkas Jennie menekankan akhir kalimatnya dan melenggang pergi begitu saja.

.





.






.

Angin berhembus lembut menerpa wajah cantik itu di barengi dengan rambutnya yang sedikit berantakan menutupi matanya karena hembusan sang angin.

Hatinya resah, apa kekasihnya sudah tidak mencintainya lagi? Apa yang lebih penting?hingga pria itu lebih mementingkan wanita itu?

Entah keberapa kali dirinya menghembuskan nafas kasar, suasana hatinya sedang tidak baik belakangan ini. Hingga seseorang menepuk pundaknya membuatnya menoleh.

"Tae?"

Lagi, sepertinya Taehyung memang seorang cenayang. Selalu ada dimana-mana, terlebih lagi di saat-saat seperti ini dimana suasana hati Jennie yang buruk pria dengan tatapan seteduh malam itu selalu ada.

"Lagi?"

Taehyung terkekeh ketika tebakan nya kembali benar. Tanpa menjawab pun Taehyung bisa menebak ketika Jennie hanya membalasnya dengan senyum masam.

"Dasar cenayang!" Kekeh Jennie sambil memukul pundak Taehyung pelan.

"Kenapa lagi mm?"

"Anieyeo!"

"Cih, dasar. Apa kau tidak lelah seperti ini terus?"

Lelah ya? Sepertinya iya. Hatinya terlalu rapuh untuk menerima rasa sakit yang belakangan ini terus menggores hatinya. Tapi, ini pilihannya saat itu. Bukankah tidak ada perjuangan yang sia-sia? Apa salahnya jika Jennie bertahan?

"Ani, Jimin...dia sangat berarti untuk ku, seberapa sering dirinya melukaiku, sebesar apapun usahaku untuk melupakannya. Hatiku...malah berbuat sebaliknya!" Taehyung tertegun untuk beberapa saat. Ternyata benar, dirinya belum begitu diterima di hati Jennie. Mungkin jika sebagai seorang teman, jelas Taehyung mendapatkan tempat itu, tapi...jika lebih?Taehyung tidak yakin akan hal itu. lagi, hatinya kembali perih setelah sekian lama tidak pernah merasakan hal seperti ini lagi.

Tapi Taehyung tak boleh egois, mana mungkin dirinya bisa lebih memikirkan perasaan sepihak pada gadis disampingnya. Menjaga Jennie lebih penting untuk saat ini.

"Teruslah berusaha, entah itu akan berujung bahagia atau sebaliknya. Kau hanya perlu mengingat satu hal jika aku...akan terus bersamamu. Menangislah selama yang kau mau, teriak saja sekencang apapun yang kau ingin, aku selalu bersamamu!"

Tes...

Buliran bening itu jatuh begitu saja, hatinya terlampau senang dan hancur dalam waktu bersamaan. Apa dirinya sejahat itu membiarkan hati pria di sampingnya terluka? Jennie tidak sejahat dan sebodoh itu untuk tidak menyadari gerak gerik Taehyung. Hatinya begitu peka terhadap orang di sekitarnya terutama Jimin.

"Jika saja kau datang lebih cepat, tae." Lirih Jennie

"Maaf karena aku tidak bisa membalas perasaanmu." Pundak gadis itu kian bergetar.

Taehyung mematung. Jadi, Jennie mengetahui perasaannya?

"Aku memang terlalu bodoh, Tae. Mencintai Jimin yang jelas-jelas menyakitiku dan menghiraukan perasaanmu." Taehyung menggeleng, menarik gadis itu kedalam dekapannya.

"Tidak, kau tidak salah. Ini keputusanku, aku mencintaimu, tapi bukan berarti kau harus menjadi miliku bukan? Aku tau perasaanmu hanya untuk Jimin, tapi biarkan aku menyukaimu sebanyak yang aku mau." Jennie hanya tersenyum dan mengangguk, setidaknya, jika suatu hari Jimin meninggalkannya. Jennie masih memiliki seorang teman yang begitu baik.

.





.





.

"Perlu ku antar?"

"Tidak perlu. pulanglah, kasihan sahabatmu kau tinggal sendirian di apartment gelap mu itu. Tidak baik wanita hamil kau tinggal sendiri!"

Well,Taehyung telah menceritakan tentang kedatangan Yeri pada Jennie.

"Mm, berhati hatilah!"

.







.








.







COMING SOON PART21

Gelap. Satu kata yang tepat untuk menggambarkan apartment Taehyung. Tinggal di apartemen Taehyung seperti tinggal di sebuah gua, entah untuk menghemat listrik atau apa, tapi pria bersurai coklat ini senang keadaan gelap gulita.

CEKLEK...

pintu coklat itu terbuka memperlihatkan sesosok wanita dengan perut buncit tengah membawa beberapa piring berisi makanan di kedua tangannya.

"Kau sudah pulang? Kemarilah, aku memasak makanan untukmu!" Kaki mungil Yeri berjalan kesana kemari menyiapkan beberapa piring dan gelas lalu air serta buah buahan untuk makanan pelengkap.

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Bonus deh buat kalian di kasih gambaran part berikutnya;)

Terima kasih atas dorongan dan dukungan kalian dari awal cerita SOLO ini di lahirkan?

ga nyangka bisa sampai sini,meski yang baca masih sedikit tapi kan namanya juga dikit dikit lama lama jadi bukit kan ya?

Sebentar lagi SOLO bakal menginjak 1k pembaca nih gengs,terima kasih ya:)
Tanpa kalian cerita SOLO bakal bulukan :*{}

Solo!! ◾JENMIN◾[end!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang