Hyewon mengikuti Hyunjae untuk keluar dari dalam gedung pabrik. Dia membungkukkan badan pada pekerja pabrik sebagai ucapan terimakasih karena telah mengantarkan mereka sampai ke depan. Salah satu dari pengawal Hyunjae memberikan satu bingkisan pada Hyewon juga sebuah kotak berwarna peach yang berisi bayaran jasa sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya.
"Semoga varian cokelat kali ini akan disukai oleh masyarakat luas." Ujar Hyunjae mengajak Hyewon untuk berjalan ke parkiran. Bukan tanpa alasan kenapa Hyunjae lebih memilih berjalan kaki menuju parkiran dibandingkan menunggu mobil menjemput mereka didepan gedung. Disepanjang jalan, di kedua sisi jalan setapak antara gedung utama dan parkiran ditanami bunga-bunga cantik yang setiap tiga bulan sekali akan diganti dengan jenis bunga berbeda.
Hyunjae berjongkok dan memetik dua tangkai bunga lalu menyerahkannya pada Hyewon.
"Nama bunga ini adalah Forget me not, cantikkan? Warnanya biru. Satu bulan yang lalu mom membeli bibitnya saat berlibur ke Jepang." Jelas Hyunjae.
Hyewon menatap bunga berwarna biru langit itu tanpa minat, bunganya cantik tapi ia tidak terlalu tertarik. Dia menyunggingkan senyum, mengangkat bunga itu lalu menyelipkannya ke saku baju.
"Tahu tidak? Kata mom, bunga itu melambangkan kesetiaan. Romantis bukan? Mom bilang padaku jika aku menyukai seorang gadis maka aku harus memberikan bunga Forget Me Not ini padanya sebagai ikrar jika aku akan setia padanya selamanya." Ujar Hyunjae yang tak bisa menahan senyumnya membuat semburat merah di kedua pipinya. Sementara Hyewon hanya mengangguk tanpa mau menimpali ataupun iseng menggoda Hyunjae perihal perkataanya itu. Mungkin jika Hyunjae mengatakan hal ini pada Naeun atau Eunbin mereka akan langsung menggodanya dan menanyakan siapa gadis beruntung yang akan diberikan bunga secantik ini oleh Hyunjae? Atau ... apakah Hyunjae memberikan bunga ini pada mereka? Dan segala pertanyaan menggoda lainnya. Sayang, Hyewon bukan tipikal gadis so ingin tahu perihal percintaan orang lain. Jadi dia hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun lagi.
Hyunjae membuka pintu mobilnya dan lebih dulu mempersilahkan Hyewon untuk masuk ke dalam mobil, detik berikutnya dia ikut mendudukkan bokongnya di jok belakang mobil, duduk berdua bersama Hyewon.
"Paman, jalan sekarang ke rumah Hyewon!" Ujarnya memerintah pria paruh baya yang sudah mengabdi pada kelurga Hyunjae sekitar 15 tahun lebih.
Mobil itu melaju dengan perlahan. Sepanjang perjalanan keduanya nampak terdiam, Hyunjae mendadak kehabisan bahan pembicaraan sejak ia memberikan bunga Forget Me Not tadi. Sial sekali, padahal ini kesempatan yang sangat jarang ia dapatkan.
Hyewon memandangi jalanan yang dilewati mobil. Butiran-butiran salju turun dari langit menempel pada kaca mobil, menghalangi pemandangan yang dilewatinya. Jemarinya tak mau diam, dia memutar-mutar salah satu bunga Forget Me Not berwarna biru itu di atas roknya. Tak terasa, kerjasamanya dengan Hyunjae sudah terjalin selama tiga tahun. Siapa sangka kebiasaan buruknya ngemil di kelas membuatnya mendapat tawaran menjadi penyicip makanan dan cokelat produksi pabrik TheKiNG. Pabrik yang diketuai oleh Aussie Carshim yang menjadi pabrik cokelat terpopuler di Korea sejak didirikan sekitar lima tahun yang lalu.
Yeah, Lee Hyunjae atau yang memiliki nama barat Karl Carshim Lee adalah anak tunggal dari pasangan Aussie Charisman juga Lee Sunkyung. Seperti kebanyakan orang yang memiliki darah dari dua ras yang berbeda, Hyunjae memiliki paras yang tampan, kulit putih bersih, hidung mancung, bibir tipis berwarna merah, juga bentuk mata besar yang bulat dan manik mata berwarna shapire blue, meskipun begitu dia sering menggunakan kontak lensa karena tidak percaya diri dengan warna manik matanya.
Selain Naeun dan Eunbin, Hyunjae adalah salah satu orang yang dekat dengan Hyewon, tentu saja kedekatan itu tak lepas dari jalinan kerjasama yang dijalin mereka secara tidak sengaja.
Mobil van silver itu berhenti tepat di depan rumah keluarga Park. Hyunjae lagi-lagi dengan sigap membuka pintu mobilnya untuk Hyewon dan gadis itu keluar sambil membawa bingkisan yang diterimanya dari pihak pabrik. Keduanya sempat mengobrol sebentar sebelum Ny.Park keluar dari rumah dan mengajak Hyunjae untuk masuk ke dalam tapi ditolaknya denga alasan klasik, hari sudah terlalu malam untuk menerima tamu.
"Wah ... dapat bingkisan lagi?" Tanya Ny.Park pada anak perempuannya. Dia merangkul bahu Hyewon dan berjalan beriringan masuk ke dalam rumah.
Di ruang tamu ada Jihoon yang sedang menonton tv sambil berguling ke kanan dan ke kiri mencari posisi yang pas untuk menonton bola.
"Sepertinya aku mencium wangi ... wangi .... hmm ... manis, apa seseorang membawa makanan ke rumah?" Tanya Jihoon menatap Hyewon dan mamanya.
Ny.Park menganggukkan kepala dan melebarkan senyumnya, dia mengajak Hyewon untuk duduk lesehan di atas karpet merah bergambar club sepakbola Inggris, Manchaster United.
"Adikmu baru saja bekerjasama dengan pabrik TheKiNG, dan dia mendapat bingkisan varian cokelat juga snack terbaru dari TheKiNG." Cerita Ny.Park berantusias.
Hyewon menyunggingkan senyumnya, sedikit malu dan juga canggung. Dia membuka bingkisan itu mengambil kotak berwarna peach dan mengijinkan kedua anggota keluarganya untuk mencicipi makanan terbaru keluaran TheKiNG yang belum diperjualbelikan.
Jihoon mengambil snack rasa strawberry-madu lalu membukanya, aroma asam juga manis dari campuran keduanya begitu menggugah selera apalagi saat makanan berbentuk persegi itu masuk ke dalam mulutnya, ada madu melumer yang merembes dari sisi-sisi snack itu. Sementara Ny.Park mengambil satu bungkus cokelat panjang rasa Anggur dan membukanya untuk dicicipi. Dia menoleh ke arah Hyewon yang ikut memotong cokelat dan memakannya.
"Hyewon-ah, apa kau tahu makna dari cokelat?" Ny.Park menggigit kembali ujung cokelat rasa Anggur yang membuatnya ketagihan. "katanya, cokelat itu memiliki makna simbolik cinta, perhatian dan komitmen. Banyak yang percaya bahwa cokelat memiliki efek magis dan bila dibagi di antara dua orang, bahkan bisa membuat mereka saling jatuh cinta." Lanjut Ny.Park
"Kalau begitu, aku harus memberikannya pada Yena." Jihoon merebut sisa cokelat dari tangan Hyewon.
"Kalau dia memakan cokelat ini bersamaku, kita akan saling jatuh cinta." Ujar Jihoon dengan kedua pipi memerah tak sanggup membayangkan saat dia dan Yena saling bertatapan penuh rasa ketertarikan.
Ny.Park menggelengkan kepalanya lalu merebut kembali cokelat itu dan menyerahkannya pada Hyewon. Gadis itu tidak ambil pusing dengan perkataan mamanya, toh cokelat tetaplah cokelat mau bagaimanapun manfaatnya, selama makanan itu enak untuk dimakan Hyewon tidak memikirkan hal lainnya.
"Lain kali, kau bisa praktekkan apa yang mama katakan, iseng saja siapa tahu ... " Ny.Park menggantung kata-katanya dan Hyewon sudah bisa menebak kemana arah pembicaraan wanita berusia 40 tahunan itu.
"Yasudah, mandi sana! Mama akan menyiapkan makan malam untukmu."
Hyewon beranjak dari ruang tengah dan berjalan menaiki lantai dua, masuk ke kamarnya.
Ruangan bernuansa putih tulang itu terkesan sederhana, hanya ada satu foto yang menghiasi dinding, foto keluarga Park lalu di meja belajar terpajang foro berukuran 4R. Di foto itu terlihat seorang wanita, satu orang anak perempuan juga anak laki-laki yang tengah tersenyum lebar ke arah kamera.
Hyewon mengambil foto itu dan mengelusnya pelan sebagai tanda mengucapkan selamat malam. Foto itu adalah fotonya, kakak laki-lakinya juga sang ibu yang keberadaannya entah dimana. Semenjak kejadian mengerikan itu terjadi, Hyewon memilih tinggal bersama sang ayah juga keluarga barunya dibandingkan dengan sang ibu juga kakak laki-lakinya yang memutuskan pergi dari kota Seoul.
Meskipun sudah tinggal bersama keluarga Park, Hyewon tetap menggunakan marga sang ibu, Kang dari pada marga dari ayahnya sendiri. Meskipun awalnya hubungan keluarga Park sangat buruk saat kebenaran itu terbongkar, seiring berjalannya waktu Ny.Park sekaligus ibu tiri Hyewon menerima kehadirannya, dia bahkan sangat baik dan memerlakukan Hyewon seperti anaknya sendiri, begitupun dengan Jihoon. Dia sudah menggantikan posisi kakaknya dengan baik, walau di sekolah Hyewon selalu menjaga jarak dengan Jihoon, tapi sikap Jihoon padanya tidak berubah. Dia bahkan sesekali sering dimintai pendapat juga dijadikan tempat curhat tentang perasaannya terhadap anak kelas sebelah yang bernama Choi Yena.
"Eomma, oppa ... apa kalian di sana merindukanku?"
#ToBeContinue
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Girl! [ Woojin x Hyewon ]
Teen FictionPengalamannya yang selalu ditolak perempuan setiap kali menyatakan cinta membuat Park Woojin memutuskan untuk merubah semuanya termasuk melengserkan jabatannya sebagai ketua geng paling disegani di kota. Mencoba memulai hidup baru, Woojin memutuskan...