2. Proses

48 5 0
                                    

Author POV

"Karena aku yakin suatu saat nanti aku pasti butuh pelatihan kayak gini"

"Kakak nggak takut babak belur?" Tanya tari dengan polos

Kak malik malah nahan ketawa. Mampus lo tar. Malu maluin.

"Emang kamu mau ngobatin?" Pandangannya mulai serius.

"Ya gapapa nanti kalo kak malik babak belur ntar aku obatin. Lumayanlah kalo soal pengobatan"

"Bener ni mau?,alhamdullilah kalau gitu jadi nggak sendirian kalo ngobatin" sahut kak malik  sedikit menahan ketawa

"Maksudnya?" Lola sekali.

"Ya nanti kita ngobatin luka aku berdualah"

"Mm... ma..kk.sud aku bukan begitu kak" jawab tari gugup

"Santai aja kali nggak usah gugup"

Tari yakin semua pertemuan ini bukan kebetulan. Ini memang takdir dari Yang Maha Kuasa.

Suasana di sini cukup ramai. Terlihat semua bahwa hanya aku lah yang adek kelas. Rata-rata anak SMK. Tapi walaupun mereka kelihatannya mereka pintar semua tapi,kalo udah ngumpul bareng apalagi cowok sama cowok pasti gesrek nya keluar. Pasti itu. Seperti suasana sekarang ini.

"Mal lo nggak mau gitu cari pengganti siska. Masa lo udah patah hati hampir satu tahun" pertanyaan yang sangat frontal dari kak nouval.

"Otw val" jawab kak malik singkat

"Heh?yang bener?. Emang calonnya siapa?" Tanya kak nouval penasaran

"Kepo lu" sahut kak malik sewot.

Tari yang mendengarkan percakapan itu hanya diam. Dia akan bicara saat ada orang yang mengajaknya mengobrol.

"Tar kamu besok nggak ada pr kan?" Tanya kak rachma memecahkan keheningan.

"Nggak ada kok kak. Mungkin besok cuma di kasih kisi-kisi soalnya besok uts"

"Oh yaudah pulang jam 8 gapapa kan?sekalian sholat isya' disini" Ucap kak rachma meminta jawaban.

"Gapapa tapi nanti anter sampek rumah yee?,jangan di depan gang"

"Iyedah sampe depan rumah"

4 jam sudah aku disini. Dari makan,sholat maghrib,sholat isya' pun di sini.

"Mm.... aku sama kak rachma pamit pulang dulu ya" Pamit tari pada kak malik

"Yaudah tar gapapa lagian anak gadis nggak boleh pulang malem" jawab kak malik pengertian.
"Bentar-bentar. Boleh pinjem hp nggak buat ngabarin mamaku soalnya  hpku baterainya habis"

Tari hanya mengangguk dan membrikan ponselku.

"Udah, nanti kalau ditanya bilang aja temennya kak malik"

"Oke"

TARI POV

Aku wanita dan aku pasti merasakan hal itu. Tapi aku tidak mau terlalu berharap karena bagiku itu tidak mungkin. Pasti nanti akan ada percekcokan dari pihak lain terutama masa laluku dan dia. Aku yakin itu.

Di sini aku hanya menjalankan saja yang sudah ditakdirkan untukku. Aku tidak mau menuntut hal yang tidak sepadan denganku apalagi, ini hanya pertemuan biasa. Bila memang rasa ini ada, kuserahkan dengan Yang Maha Kuasa.

Tok..tok...

Aku segera membuka pintu.
"Iya bu?ada apa?"

"Ibu cuma mau nanya, tadi gimana acaranya kak rachma dan temen-temennya tadi?" Tanya ibuku penasaran

"Oh acara tadi asik kok bu, walaupun mereka kakak tingkatku semua tapi mereka bisa menghargai aku sebagai adik tingkatnya" Jelasku dengan antusias.

"Trus gimana bakti sosial itu?"

"Alhamdullilah lancar, anak panti asan kasih bunda juga ramah-ramah. Bahkan kita bisa saling menceritakan keseharian kita pada mereka. Begitupun sebaliknya"

"Alhamdullilah kalau begitu, ibu juga bangga sama kamu"
" Yaudah kalau gitu ibu balik ke kamar, kamu udah makankan tadi?"
Lanjut ibuku

"Iya bu sudah"

Aku ingin hidupku jalan seperti ini. Mencintai orang lain, dengan mendahului niatku kepada tuhan.

Akupun siap-siap untuk tidur karena ini sudah jam 10 malam. Sebelum tidur aku biasanya menulis dinotes satu ungkapanku
Untuk hari ini lalu aku akan menaruh notes itu dibantal sebelahku tidur. Saat pagi tiba kertas itu akan ku sobek  lalu kubuang ke tong sampah.

Karena bagiku aku hanya bisa mengenang hari ini untuk pada satu waktu saja. Karena waktu yang lain untuk menjalani yang baru bukan untuk menyibukan diri mengenang hal lama.

Dan ungkapan untuk hari adalah Simple

Dimana aku diajarkan apa arti hidup, rasa, menghargai dan sosial dalam waktu 1 hari. Simple bukan?.

     ☄

"Tar, kata anak kelas sebelah. Materi untuk ipa adalah meneliti proses kehidupan binatang yang sesuai karakter yang kamu sukai" Jelas sahabtku. Dia namanya indah.

"Oh iya?bener ni?" Tanyaku memastikan

"2 suer deh"

"Wah seru pasti. Menjelajah alam dengan campuran keseriusan. Nggak sabar deh"

"Emang kamu mau meneliti hewan apa?. Aku masih bingung mau neliti hewan apa" ucapnya sambil merapikan jilbanya dengan gusar.

"Gajah"

"Selalu gajah, heran deh"

"Karena gajah itu----

Thank you all!!
Nantikan kelanjutan gajahnya tari kawan



My Street Is DiferrentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang