Gregeeettt akutuuuu pengen up muluuuuuuuu😠😠
Abis ini bakal ngilang lama lagi ah😅😅
Selamat membaca sayang-sayangku😗
Waktu telah menunjukan pukul 07.30. (Nk) dan Iqbaal sedang duduk cemas di sofa ruang tamu, mereka sedang menunggu kedatangan putranya yang tidak kunjung pulang sampai detik ini, bahkan tidak akan kabar sama sekali dari Raskal, ditelepon pun handphone Raskal tidak aktif. Mereka sudah menghubungi pihak sekolah dan pihak sekolah bilang, semua murid sudah pulang sesuai waktu biasanya. Tidak ada kegiatan apapun di sekolah. Lalu kemana Raskal?
"Abi, Ummi? Kak Askanya belum pulang juga?" Tanya Riska yang baru datang dan duduk di tengah-tengah antara Iqbaal dan (Nk)
"Belum. Coba kamu tanya Kak Juna, siapa tau kak Juna tau Kak Aska ada di mana" Suruh Iqbaal pada Riska dengan menunjukan ekspresi khawatirnya
"Ika udah SMS tapi ga di bales, di telepon ga di angkat, terus WA-nya ga aktif. Kak Juna, Kak Kevin, Kak Gilang sama Kak Galih semuanya ga bisa di hubungin Bi. Sosmed semuanya ga aktif" Jawab Riska
"Aduuhh Abang kamu itu ke mana sih?" Gumam (Nk) yang mulai panik
"Assalamu'alaikum" Tak lama pintu utama terbuka dan menampakkan seseorang yang sedang di tunggu kehadirannya itu
"Walaikumsalam" (Nk) langsung berlari dan memeluk putranya itu dengan sayang. Ia memeluk Raskal dengan sangat erat, Raskal pun membalas pelukan sang ibu tak kalah erat
"Kamu ke mana aja Aska? Kenapa baru pulang? Kenapa ngga ngabarin? Kamu bikin kita khawatir tau gak?" Omel (Nk) namun dengan suara yang lembut dan sangat tampak jelas kekhawatiran yang mendalam pada Raskal
"Iya maaf Ummi" Ucap Raskal menundukkan kepalanya
"Kamu abis dari mana sih Ka?" Tanya Iqbaal baik-baik dan Raskal hanya menjawabnya dengan gelengan kepala. Lalu ia mengeluarkan sesuatu dalam tasnya
"Ini ada titipan dari bp/bk Bi" Ucap Raskal sambil memberikan sebuah amplop berisi surat pada Iqbaal
"Ini apa?" Tanya Iqbaal dengan waut wajah curiga dan bukannya menjawab Raskal malah menunduk dengan wajah yang terlihat sedih
"Ini apa Raskal?" Tanya Iqbaal lagi dengan suara yang sedikit meninggi dan menuntut
"Surat keputusan" Jawab Raskal dengan suara yang pelan namun masih dapat di dengar oleh Iqbaal
"Kamu buat kesalahan lagi? Astagfirullah, Askaaa. Kamu di keluarin dari sekolah?" Tanya Iqbaal dengan ekspresi yang sudah tidak karuan lagi
"Maaf Bi" Gumam Raskal penuh penyesalan membuat Iqbaal semakin emosi
"Aska sebentar lagi kamu Ujian! Dan kamu malah di keluarin? Sekolah mana yang mau nerima kamu di saat waktu udah mepet sama Ujian? Abi udah pernah bilang sama kamu, disaat-saat kaya gini itu kamu harusnya serius sama sekolah! Jangan main-main. Udah gitu pulang sekolah keluyuran ga tau kemana ga ngabarin orang rumah!! Kamu mikir ngga sih Ka?" Omel Iqbaal yang sudah menahan emosinya yang sudah berada di ubun-ubun
"Kamu beneran di keluarin Ka?" Tanya (Nk) menatap Raskal tidak percaya dan Raskal hanya menunduk tak berani menatap ibunda tercintanya itu
"Kesalahan apa yang kamu lakuin Ka? Sampe kamu di keluarin kaya gini?" Tanya Iqbaal sambil duduk kembali ke sofa dan mengusap wajahnya gusar. Riska hanya bisa diam menyaksikan semuanya tanpa dapat mengeluarkan suara
Iqbaal membuka amplop yang ada di tangannya itu dengan kesal. Lalu ia membaca isi suratnya. Iqbaal terdiam seketika, ia mematung setelah membaca isi surat itu. Ia pun menatap Raskal, Raskal yang ternyata juga sedang menatap dirinya itu tengah menahan senyum dengan kepala menunduk
"ASKAAAAAAAAAAAAA" Teriak Iqbaal menggelegar di ruangan. Iqbaal menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ingin marah tapi ia merasa bahagia tapi ia juga masih merasa kesal pada Raskal. Detik selanjutnya ia bangkit dan memeluk Raskal, memeluk Raskal dengan sangat erat. Raskal pun membalasnya dan mereka tertawa.
(Nk) yang bingung ada apa sebenarnya pun mengambil surat yang Iqbaal taruh di kursi setelah membacanya. (Nk) pun mulai membaca surat itu, sama dengan Iqbaal (Nk) pun kaget dan mematung seketika. Ia menutup mulutnya yang menganga karena saking tidak percayanya
"Aska? Kamu dapat beasiswa?" Tanya (Nk) tidak percaya menghampiri Raskal yang masih berpelukan dengan Iqbaal. Raskal pun mengurai pelukannya dengan Iqbaal dan beralih pada (Nk). Ia menatap (Nk) dengan senyum lebarnya lalu ia mengangguk membuat (Nk) refleks langsung memeluk anak sulungnya itu, anak kebanggaannya itu
"Abang dapet beasiswa?" Tanya Riska yang ikut kaget dan mengambil alih kertas surat yang ada dalam genggaman (Nk) "Waaahh.. Hebaat"
"Kamu bikin Abi jantungan tau ga Ka?" Omel Iqbaal yang sebenarnya sedang merasa bahagia itu. Raskal hanya meresponnya dengan tawa kecil di balik punggung (Nk)
"Sini duduk. Ceritain sama Abi sama Ummi semuanya. Jelasin juga tadi kamu kemana? Kenapa nggak ngabarin?" Suruh (Nk) menuntun Raskal untuk duduk di sofa. Akhirnya mereka semua berkumpul dan menunggu penjelasan dari Raskal
"Sebenernya......"
Flashbask
"Duduk Raskal" Suruh BuTut mempersilahkan Raskal untuk duduk saat Bu Zidny sudah pergi dari ruang bp/bk. Tanpa menunggu lama lagi, Raskal pun duduk di hadapan BuTut
"Ada apa ya Bu? Saya buat kesalahan apa?" Tanya Raskal to the point. BuTut hanya menjawabnya dengan senyuman yang lebar dan tulus. Lalu BuTut menyerahkan amplop yang berisi surat pada Raskal
"Ini apa Bu?" Tanya Raskal kebingungan saat menerima amplop itu. Pikiran-pikiran negatif pun melayang-layang di kepalanya. Apakah ia akan di keluarkan dari sekolah? Oh tidak!! Jangan!! Kelulusan tinggal di depan mata. Jangan sampai ia di keluarkan
"Buka aja" Suruh BuTut sambil tersenyum manis. Dengan ragu dan gerakan yang sangat pelan. Raskal pun membuka amplop itu, lalu ia membuka surat yang di tilap dan membacanya
Raskal melongo seketika saat membaca surat itu. Ia menatap BuTut seakan menuntut penjelasan. Apa maksudnya?
"Beasiswa Bu?" Tanya Raskal memastikan. BuTut pun mengangguk masih dengan senyumannya karena merasa bangga dengan Raskal
"Iya. Kamu dapat beasiswa dari pemerintah. Pemrintah siap membiayai kuliah kamu dimana pun kamu mau melanjutkan study, bahkan kalo kamu mau kuliah di Australia, di Jepang, di mana pun itu bisa kok, pemerintah yang bakal biayain. Kamu tinggal pilih mau kuliah dimana, kalo kamu mau kuliah di luar negri pemerintah juga bakal kasih tunjangan perbulan buat biaya sehari-hari kamu misalnya buat makan dan lain lain" Jelas BuTut yang terlihat sangat bahagia
"Ini beneran Bu?" Tanya Raskal tidak percaya
"Iyaa. Surat ini kamu bawa pulang ya, kamu kasih sama orangtua kamu dan jelasin apa yang ibu jelasin tadi. Setelah itu kalian rundingkan untuk study kamu selanjutnya" Jawab BuTut
"Oh gitu. Iya Bu, makasih ya Bu"
"Iya samasama. Congratulation ya Raskal, sukses terus buat kedepannya" Ucap BuTut dengan begitu bangganya
"Iya bu sekali lagi makasih ya Bu. Kalo gitu saya permisu Bu" Pamit Raskal dan BuTut pun hanya mengangguk sambil terus tersenyum. Raskal pun beranjak pergi meninggalkan ruangan tak lupa mengucap salam terlebih dahulu