Chp.3

135 3 12
                                    

“HYEONG, ADA YANG MENCARIMU”

Namjoon terpaksa bangun, dia membuka pintunya.

“suruh mereka pergi, aku tidak punya tamu hari ini”

“mereka mencarimu, sepertinya penting” ujar Taehyung.

“sudah kubilang suruh mereka pergi!”

“mereka polisi”

Namjoon kaget, selama ini tidak pernah polisi mencarinya. Dalam benaknya bertanya-tanya.

“bisa ikut kami? ada yang mau ditanyakan” ucap salah satu polisi tadi.

“aku juga ikut!”

Namjoon dan Taehyung digelandang kekantor polisi dengan hormat. Sampai dijalanpun Namjoon masih tidak mengerti.

“sebenarnya ada apa?” tanya Taehyung.

“ibu kalian tewas tadi malam..” sahut polisi yang lain.

“APA?”

Taehyung syok setengah mati, sedangkan Namjoon tenang-tenang saja. Tatapan polisi itu makin tajam, dalam hatinya dia mencurigai Namjoon. Sampai diruangan introgasi khusus, dia ditanyai banyak pertanyaan, sedangkan Taehyung menunggu diluar gelisah.

“kamu punya alibi, tapi bukti lebih kuat dari itu..”

“statusku saksi, kenapa bertanya seperti aku pelakunya?” ucap Namjoon tidak mau kalah.

“ayah tirimu yang melapor, yang dia tau istrinya mau bertemu denganmu malam tadi tapi tidak pulang-pulang jadi dia melapor kepolisi..”

“memangnya aku seberbahaya itu? aku tidak mungkin mencelakakan ibuku sendiri” ujar Namjoon.

“yang kutau hubungan kalian tidak baik, sudah sekitar setengah tahun..”

Namjoon diam, memang benar yang dibilang detektif tadi.

“tadi malam pergi kemana adikmu?” tanya detektif lagi.

“jangan melibatkan dia! pertanyaanmu makin tidak masuk akal? apa pekerjaan detektif selalu begini?” ujar Namjoon meremehkan.

Detektif itu tertawa, sedangkan Namjoon tersenyum tipis.

“rupanya kamu pandai bicara juga, tapi aku lebih mencurigai adikmu”

“semua orang juga tau kalau dia sangat sayang dengan ibunya”

Mau tidak mau Namjoon harus membela adiknya, yang disebutnya juga fakta. Tidak lama Taehyung masuk keruangan tersebut karena detektif lain menyuruhnya.

“kakakmu pelakunya” ucap detektif tadi.

“tidak mungkin! aku kenal kakakku” ucap Taehyung panik.

“aku bercanda..” detektif itu tertawa.

Baru Taehyung merasa lega, bodohnya dia juga ikut tertawa, sangat polos. Akhirnya mereka dipulangkan. Taehyung pergi kepemakaman ibunya, sedangkan Namjoon kembali tidur. Dia sudah bersumpah dulu kalau ibunya mati dia tidak akan melawat.

Kamu akan menyukai ini

          

“hyeong..”

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun menghampiri Taehyung yang baru datang, namanya Jeon Jungkook.

“mana ayahmu?” tanya Taehyung lembut.

Jungkook menunjuk seorang pria yang berumur 10 tahun lebih muda dari ibunya sedang menangis tersedu-sedu didepan foto istrinya, Taehyung tau itu hanya air mata bawang.

“Jungkook-a, rawat ayahmu mulai sekarang, dia pasti sangat sedih” ucap Taehyung.

“baik” sahut Jungkook seraya mengangguk.

Taehyung masuk keruangan, disana foto ibunya terpajang, mau menangis rasanya tapi ditahannya. Ayah tirinya berbalik, melihat Taehyung ada langsung dihampirinya.

“mana kakakmu? dia yang sudah membunuh istriku”

“kakakku tidak membunuh ibu, dia sayang ibu..”

Ayah tirinya tiba-tiba tertawa, dia hampir seperti orang gila.

“kalau dia sayang pada ibunya seharusnya dia datang kemari, mana dia? MANA?” bentak ayah tirinya.

Taehyung hanya bisa menutup matanya, menahan pendengarannya. Sebenarnya dia juga tidak tahan berlama-lama ada dihadapan ayah tirinya.

“dia dirumah, dia tidak kesini karena tidak mau melihatmu, dia bukan benci dengan ibu tapi denganmu” ucap Taehyung cetus.

“apa katamu?”

Semua orang yang hadir melayat jadi memperhatikan mereka yang sedang adu mulut, ayah tirinya langsung pergi, Taehyung memberikan penghormatan terakhirnya untuk ibu yang dicintainya.

“tidak terasa baru kemarin aku bertemu denganmu, maafkan aku ibu semoga tenang disana..”

Taehyung tersenyum, senyumnya menyimpan sejuta arti, siapapun pasti tidak akan paham. Tidak lama Jungkook dan adik perempuannya mendatangi Taehyung.

“hyeong, sudah makan?”

“aku sudah makan, kalian bagaimana?” tanya Taehyung balik.

Jungkook dan adiknya hanya menggeleng, namanya Jieun.

“mau ikut denganku?”

Kali ini mereka mengangguk, Taehyung tersenyum. Dia membawa kedua adik tirinya pergi keluar, Taehyung tidak tega melihat mereka kelaparan.

“makan yang banyak yak..”

Taehyung mengacak kedua rambut adik tirinya gemas, dia sangat suka anak-anak. Setelah itu dia kembali lagi kerumah Namjoon, kebetulan juga tuan rumah baru bangun karena lapar.

“darimana saja?” tanya Namjoon cetus.

“kamu lupa? ibu baru meninggal”

Namjoon hanya diam, dia langsung pergi kedapur. Taehyung jadi kesal, menegur kakaknya juga percuma.

“apa yang kamu bawa?”

Namjoon melihat Taehyung membawa kantong plastik putih. Dia langsung menghampiri kakaknya.

“jajjangmyeon..”

Taehyung paling tau kesukaan Namjoon, tentu orang berhati dingin ini tidak menolak.

“mau menyogokku?” tanya Namjoon gengsi.

“menyogok apanya? kalau tidak mau aku saja yang habiskan” lama-lama Taehyung jadi kesal.

“aku tidak ada bilang tidak mau..”

Namjoon makan jajjangmyeon yang dibelikan Taehyung untuknya bahkan sampai habis.

“bagianku juga kamu makan?” tanya Taehyung, matanya terbelalak.

“bagianmu..”

Namjoon memberi ramyeon punya Taehyung sendiri, dia jadi ngeri.

“malam ini aku mau kerumah nenek..”

“tidak pulang juga tidak papa”

“kamu tidak seperti yang kukenal dulu” ucap Taehyung, dia makin kesal.

“memangnya kamu kenal aku? coba sebutkan salah duanya” tantang Namjoon.

“kamu suka jajjangmyeon, suka membaca buku” jawab Taehyung polos.

“jangan masuk kekamarku lagi! ini peringatan terakhir”

Namjoon masuk lagi kekamarnya, dia benar-benar marah kali ini. Taehyung jadi makin tidak mengerti dengan kemisteriusan kakaknya.

“tau darimana aku masuk kekamarnya? memangnya dia pasang cctv?”

Didalam kamar, Namjoon duduk dimeja belajarnya. Laptopnya dia buka, ada banyak sidik jari karena laptopnya touch screen. Selama ini dia tidak pernah menyentuh layarnya sejak pertama kali beli, pikirnya pasti adiknya yang membobol kamarnya. Namjoon membersihkan layarnya dengan kain lap kecil.

Namjoon membuka buku yang baru dibelinya, pelajarannya setara dengan mata kuliah, dia sudah setingkat itu. Terkadang dia streaming video gratis untuk latihan soalnya, seharipun tidak pernah dilewatkan untuk belajar kecuali sangat sibuk.

Malam itu, Taehyung sudah siap mau pergi kerumah neneknya, tidak lama Namjoon juga pergi bekerja. Ditoserba, temannya sudah lama menunggu Namjoon karena terlambat, dia hampir mengomel.

“kamu darimana saja? aku mau pulang” ucap temannya yang satu profesi dengannya.

Namjoon tidak menjawab, dia langsung menggantikan temannya yang baru saja pergi. Taehyung juga baru sampai dirumah neneknya.

“pasti berat ditinggal orangtua..” ucap Jimin.

“mau bagaimana lagi? pembunuhnya juga tidak tau siapa..” sahut Taehyung, dia kelihatan putus asa.

“aku punya kaset baru, ayo kita nonton”

Sudah setengah kaset diputar, Jimin daritadi menutup wajahnya dengan bantal tapi Taehyung tidak.

“Taehyung-a..”

“kenapa?” tanya Taehyung.

“kamu tidak takut?” tanya Jimin balik.

“matikan saja kalau kamu takut” sahut Taehyung datar.

Sampai filmnya selesai baru Jimin membuka wajahnya, rasa takutnya tidak bisa dibohongi.

“aku sudah menonton film ini seminggu yang lalu..”

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang