62: Uninvited Guest

26 3 0
                                    

Sementara ketiga temannya sedang sibuk berdansa dengan pasangan mereka masing-masing, Rachel masih duduk sendirian sambil menatap orang-orang menari.

Atau lebih tepatnya, Rachel sedang bengong.

Hingga kemudian, ia merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya.

Rachel: !!!!

Ternyata itu Eugeo, sedang menempelkan gelas berisi air dinginnya ke pipi Rachel.

Rachel: "I-Ih!" Pekiknya.

Sontak Rachel langsung memegangi pipinya itu.

Eugeo: "Maaf maaf, terkejut ya? Habisnya aku perhatikan sejak tadi kau bengong terus.." katanya sambil duduk disamping Rachel.

Rachel: "Kenapa kau tidak berdansa dengan yang lain?"

Eugeo: "Aku tak tahu. Kau sendiri?"

Rachel: "Ya.. aku juga tak tahu" kata Rachel.

Eugeo tersenyum padanya.

Eugeo: "Kau tahu.. aku kurang suka tempat ramai seperti ini"

Rachel: "Lalu?"

Eugeo: "Bagaimana kalau kita kesuatu tempat yang.. agak sepi?" Tanya Eugeo.

Rachel: "Kemana?"

Eugeo: "Ayo, tapi tutup matamu ya" kata Eugeo sambil menggenggam tangan Rachel.

Rachel: "kau tidak akan melepaskanku, kan?"

Eugeo: "takkan pernah" kata Eugeo sambil tersenyum. Rachel mengangguk dan berjalan berdampingan dengannya.

Rachel dan Eugeo berjalan keluar stadion. Eugeo menuntun Rachel berjalan kedepan.

Eugeo: "Sini sini.. eh awas nabrak" katanya.

Rachel: "duh buruan dong.. memangnya kita mau kemana sih?" kata Rachel. ia nyaris saja membuka matanya.

Eugeo: "Eh, jangan ngintip!" kata Eugeo, ia terus menuntun Rachel kedepan. Hingga akhirnya sampai disuatu tempat.

Eugeo dan Rachel sama-sama berhenti.

Eugeo: "Buka matamu" suruhnya. Rachel langsung membuka matanya tanpa berpikir lagi.

Mereka tiba disebuah tempat padang rumput yang amat sepi, hanya ada sebuah pohon tidak berdaun yang terlihat aneh disana. didepan mereka ada sebuah jurang dan dibawahnya terdapat laut. suara deburan ombak perlahan terdengar.

Eugeo: "ayo kesini" kata Eugeo sambil duduk dipinggir jurang.

Rachel mengikutinya dan duduk disebelahnya.

Rachel: "aku tidak mengerti.. kenapa kau membawaku kesini? dan.. darimana kau tahu tempat ini?"

Eugeo: "aku rasa tempat ini indah saja, bukan begitu? dan aku tidak sengaja menemukannya waktu terjatuh di stage pertama, aku menemukan tempat ini. kau ingat turunan yang curam tadi? ya, aku terjatuh darisana hingga kesini"

Rachel: "Dasar, kau ceroboh sekali" kata Rachel.

Eugeo: "aku tahu" kata Eugeo disusul dengan suara tawanya.

Rachel: "bintang-bintang itu indah sekali, bukan?" kata Rachel sambil menunjuk ke langit malam yang ditaburi bintang itu.

Eugeo: "mereka seperti gula diatas kue"

Rachel: "jangan membuatku ngiler, dong!" kata Rachel sambil menyikut Eugeo.

Eugeo: "tapi aku benar kan?" tanya Eugeo.

Rachel: "dasar kau ini" Rachel menyikut Eugeo lagi, dan bersandar dibahunya.

suasana menjadi lengang untuk sesaat.

You'll also like

          

Rachel: "Hei, Eugeo.. apa kau.. menyukai dirimu?"

Eugeo: "menyukai.. diriku ya? kenapa kau menanyakannya?"

Rachel: "aku bertanya padamu, jangan tanya balik"

Eugeo: "o-oke.. ya.. menurutku, aku suka diriku. semua orang menyukaiku, kata mereka aku baik. tapi mereka tidak pernah tahu kalau aku ini sebenarnya adalah seorang Pascal dari ras Vai, aku tak pernah memberitahu mereka. takutnya mereka malah nanti menjauhiku." jelas Eugeo.

Eugeo: "meski begitu, aku tetap menyukai diriku. karena itu diriku, dan aku harus menyukainya siapapun diriku. ya.. walaupun aku seringkali kesepian dan menganggap diriku berbeda dari yang lain.. dan aku tidak bisa berbaur dengan orang-orang... sekalinya berbaur, diantepin. emang udah takdir jadi anak bawang kayaknya"

Rachel: "dasar! tapi aku rasa kau lumayan pandai bergaul.. tidak sepertiku. kalau begitu... apa yang kau sukai dari dirimu?"

Eugeo: "semua hal tentang diriku. termasuk kepribadianku yang cenderung pemalu dan penakut" jelasnya.

Rachel: "aku iri..."

Eugeo: "eh? iri kenapa?"

Rachel: "aku tak bisa mencintai diriku sendiri"

Eugeo: "kenapa?" kata Eugeo serius.

Rachel menghela nafasnya dalam-dalam.

Rachel: "..aku ini monster, semua orang menjauhiku karena aku ini monster. bahkan ayahku sendiri membenciku" kata Rachel.

Rachel: "aku seringkali menyakiti seseorang. terkadang aku berpikir.. aku ini manusia atau tidak ya? kenapa aku begitu.. tidak punya hati? sampai tega seperti itu?"

Rachel: "aku ingin jadi manusia, Eugeo. Aku benar-benar ingin jadi seorang manusia"

Eugeo tersenyum sambil merangkul Rachel.

Eugeo: "siapapun dirimu, kau harus bisa mencintainya. karena itu bagian dari dirimu. meski seluruh dunia membencimu, aku percaya.. aku masih percaya masih ada orang di dunia ini yang peduli dan menyukaimu atas siapa dirimu sesungguhnya, dan dari situlah kau akan menemukan sesuatu dan bisa lebih mencintai dirimu" kata Eugeo, sambil perlahan mengelus rambut Rachel yang ikal namun lembut seperti bulu singa.

Rachel: "aku rasa kau benar........? tapi bagaimana caranya?"

Eugeo: "suatu hari nanti juga kau akan menemukannya" kata Eugeo.

Rachel: "Baiklah kalau begitu.. kita akan lihat nanti apakah itu akan benar-benar terjadi atau tidak" kata Rachel sambil tersenyum dan perlahan memejamkan matanya.

Eugeo: "Rachel, bisa kau menghadapku untuk sebentar?"

Rachel: "hm?" Rachel membuka matanya dan menatap Eugeo. Ia hanya tersenyum sambil merogoh-rogoh isi kantungnya.

Eugeo mengeluarkan sebuah pita merah dari dalam kantung celananya.

Eugeo: "aku menyukai tandukmu, Rachel. Mereka benar-benar cocok dengan dirimu" katanya. Semburat merah muda muncul dari pipi Rachel menyebar hingga ke telinganya.

Rachel: "D-Dasar..." kata Rachel sambil memalingkan wajahnya dan tersenyum. Perlahan, Eugeo mengikatkan pita merah itu ke tanduk Rachel.

Rachel: "..aku tidak terlihat bodoh kan?"

Eugeo: "tentu tidak, dasar kau ini!" kata Eugeo sambil tertawa.

Eugeo: "tapi aku serius, kau terlihat manis"

Rachel: "Hah.. bisakah kau berhenti memujiku?" tanya Rachel.

Eugeo: "tidak" balasnya. Rachel cemberut dan berpaling padanya, Eugeo kemudian bangkit dan mengulurkan tangannya pada Rachel.

Pascal SistersWhere stories live. Discover now