Part 2

2K 34 3
                                    

Flashback on
Saat berjalan memasuki rumahnya, Benedict Maxwell dibuat heran oleh sosok kecil yang terlihat berdiri membelakanginya, setia menatap ke arah jendela seolah sedang menunggu kedatangan seseorang. Billionaire yang telah mencapai puncak kejayaannya dalam waktu singkat itu makin dibuat bingung ketika sosok itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan  menyambut dirinya seperti biasa.

"Tumben sekali my little princess tidak menyambut kedatanganku? Biasanya dia akan berlari menghampiriku dan memelukku" gumam Benedict pelan.

Ya, sosok kecil itu adalah Valerya Anggyca Maxwell, putri kesayangannya yang berumur 7 tahun. Penasaran dengan tingkah Vale, Benedict memutuskan untuk berjalan menghampiri putri kecilnya.

"Vale sayang kenapa kamu menangis? Kasih tahu Daddy, siapa yang sudah berani membuat my little princess menangis seperti ini?" ujar Benedict terkejut melihat Valerya menangis histeris sambil memeluk erat boneka teddy bear nya.

"Hey, look at me. What's wrong, princess? Daddy akan menghukum siapapun yang telah membuatmu menangis" ucap Benedict dengan penuh kasih sayang sambil menenangkan putrinya.

Siapapun yang melihat tidak mungkin menyangka jika mata yang penuh kelembutan itu tersimpan amarah yang berapi-api kepada siapa pun yang berani membuat anak tersayangnya itu menangis. 

"Hiks..hiks.. D-Daddy, V-Vale sedih, hiks..hiks.." jawab Valerya dengan sesegukan.

"Vale kenapa sayang? Cerita sama Daddy, Daddy sedih melihat Vale menangis seperti ini"

"W-why? Kenapa Daddy sedih kan yang merasakan sedih dan menangis Vale bukan Daddy?" tanya Valerya dengan polos.

"Because you're my little princess and will always be. Daddy sayang Vale, karena itu kalau Vale menangis seperti ini Daddy juga akan merasakan apa yang Vale rasakan" sahut Daddy sembari tersenyum manis kepada putri nya.

Mendengar itu sontak Valerya merasa bersalah telah membuat Daddy nya sedih dan menceritakan hal yang membuat dia sedih kepada Daddy nya.

"Vale s-sedih karena Xander pergi Dad" ucap Valerya terisak.

Xander? Siapa dia? Kenapa aku tidak mengenal nama itu batin Benedict Maxwell, bingung karena ia tidak pernah mendengar nama itu sebelum nya.

Dengan hati-hati Benedict menanyakan siapa sebenarnya Xander itu kepada putrinya, karena tidak ingin membuat putri kecilnya itu semakin sedih dengan kenyataan bahwa dirinya tidak mengenal siapa Xandir-Xander yang ditangisi oleh Valerya.

Siapa sebenarnya Xandir-Xander atau apalah namanya, berani sekali dia sudah membuat gadis kecilku menangis seperti ini?! batin Benedict kesal.

"Sayang, errm.." ujar Benedict, bingung bagaimana menanyakan hal itu kepada putrinya yang sedang menatapnya dengan mata biru cerah yang persis seperti miliknya.

Imut sekali anakku ini seperti boneka  saja batin Benedict gemas melihat anaknya. Mata biru cerah dengan rambut yang agak ikal berwarna blonde pirang itu memang terlihat seperti boneka, membuat Valerya semakin imut di mata Benedict.

"Yes, Daddy?" jawab Valerya polos menatap ke arah Benedict.

"Who is Xandir? Daddy mengenalinya kah?" tanya Benedict semakin gemas dengan tingkah putrinya.

"DADDY! NAMANYA XANDER BUKAN XANDIR. Dia kan anaknya Om Juan masa Daddy tidak ingat??!" bentak Valerya.

Benedict yang sedang melamunkan betapa menggemaskan putrinya, kaget ketika mendengar bentakan putri kecilnya. Membuyarkan lamunannya seketika. Merasa aneh dengan sikap Valerya yang mendadak membentak dirinya hanya karena dia salah menyebut nama si Xandir-itu.

Das wird dir gefallen

          

Benedict semakin merasa kesal dengan si Xandir-yang membuat Valerya membentak dirinya, ya meskipun itu lebih terdengar seperti rengekan bagi Benedict. Tetapi tetap saja hal itu membuat dirinya geram akan sosok Xandir-itu. Melihat muka Valerya yang memerah karena kesal terhadapnya membuat ia mau tak mau melupakan sejenak kekesalannya pada Xandir. Saat ia akan menanyakan lagi tentang si Xandir- itu tiba-tiba terdengar suara lembut yang membuat dirinya mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada Valerya.

"Hey, my little rabbit. What's wrong? Kenapa kamu menangis, honey?" tanya Bella Angelica Maxwell, Mommy nya Vale dengan lembut.

Vale yang menyadari keberadaan Mommy nya langsung berlari ke arah Bella dan memeluknya. Vale mendongakkan kepalanya dan mengadu ke Bella mengatakan kalau Daddy jahat kepadanya.

Benedict yang mendengar ucapan Vale sontak melotot tidak terima dengan ungkapan Vale yang tidak sesuai fakta itu. Dia sontak menggeleng ketika mendapati Bella, istri nya itu sudah melihat dirinya dengan tatapan memperingati.

Huftt..anakku sayang kenapa kau tega kepada Daddy. Daddy mu ini tidak berbuat apa-apa terhadap mu dan ucapan mu secara tidak langsung akan membuat Daddy menderita. Bagaimana kalau istrinya itu menyuruhnya untuk tidur di luar selama 1 minggu?! batin Benedict gemas dengan tingkah anaknya tapi tidak bisa marah karena ia sangat sayang terhadap Vale, tapi tetap saja ia merasa was-was terhadap sikap istrinya.

"Memang nya Daddy berbuat apa sayang?" tanya Bella penasaran dengan apa yang diperbuat oleh Benedict, karena ia tahu suaminya itu sangat menyayangi Vale dan tidak mungkin ia membuat Vale sedih.

"Da-daddy memanggil Xander dengan Xandir Mommy. Hiks..hiks..Da-daddy juga tidak mengenal Xander, padahal Xander kan anaknya Om Juan teman Daddy".

Mendengar hal itu sontak Bella langsung mengerti apa yang di maksud oleh putri kecilnya.
Vale, my little rabbit. Pantas saja Daddy mu tidak mengenal siapa Xander itu. Nama anaknya Om Juan kan Alexandrove bukan Xander batin Bella gemas setelah mendengar penuturan anaknya. Bella mengerti jika pelafalan nama Alexandrove agak  susah untuk di lafalkan oleh Vale yang masih berusia 7 tahun itu.

Dia menepuk punggung Vale lembut dengan perlahan untuk menenangkan Vale. Bella melihat dengan jelas ke arah Benedict yang memasang wajah bingung, tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

Benn..Benn lucu sekali ekspresi wajah  bingung mu itu! Bella membatin geli melihat ekspresi muka Benedict yang menurutnya menggemaskan.

Mengetahui jika Benedict masih bingung, Bella menundukkan kepalanya melihat ke arah putri kecilnya itu dan bertanya dengan lembut "Vale menangis karena Daddy tidak kenal siapa Xander atau karena Xander pergi?"

"K-karena Xander pergi Mommy! Huaa..hiks..hiks.." tangis Valerya meledak.

Benedict yang masih tidak mengenal siapa Xandir- itu sontak membatin geram siapa sih sebenarnya Xandir itu, huh? Berani sekali dia pergi dan membuat my little princess menangis seperti ini??! Awas saja kalau bertemu akan ku beri pelajaran karena berani membuat anakku menangis seperti ini.

Benedict yang sedang sibuk membayangkan hukuman apa yang harus dia berikan kepada Xandir- sontak berhenti ketika mendengar ucapan istrinya.

"Vale, keluarga Om Juan harus pergi pindah ke Jerman karena kakek Xandrove sedang sakit. Alexandrove juga sedih meninggalkan Vale di sini tapi kakek nya ingin melihat Om Juan, Tante Ariel dan Alexandrove, Xandrove tidak memiliki pilihan selain pergi karena ia sayang dengan kakeknya, sayang. Coba Vale bayangkan kalau misal kakek Mike (papa nya Benedict) sakit dan ingin kita ke Spanyol untuk menjenguknya dan Vale harus pergi meninggalkan Xandrove seperti Xandrove pergi meninggalkan Vale sekarang, menurut Vale apa yang akan di rasakan oleh Xandrove?" ucap Bella memberi pengertian kepada Valerya.

MINE (VALERYA MAXWELL)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt