Chapter 10| Persiapan UN

2.4K 86 0
                                    

"Seharusnya dari awal kita tidak pernah bertemu, agar aku tak merasakan bagaimana sakitnya menahan rindu."

IN SYAA ALLAH


Keadaan Lita hari ini sedikit kacau, ia tak habis pikir dengan apa yang dikatakan oleh Rangga siang tadi. Dalam hati ia bertanya-tanya, kenapa harus dirinya yang Rangga suka? Padahal masih banyak cewek di SMA Airlangga yang lebih cantik juga lebih baik darinya. Namun, Lita juga tidak bisa memungkiri, karena jatuh cinta adalah satu masalah hati yang sulit dijelaskan dengan suatu alasan. Jika cinta butuh kepastian, maka harus ada sesuatu yang dikorbankan. Antara menerima atau melupakan.

"Eeee... Lit...gue suka sama lu. Lu mau nggak ja..ja..jadi pacar gue."

Kalimat singkat itu masih terngiang-ngiang dikepala Lita. Ia tak tahu bagaimana jalan pikiran Rangga, karena yang ia tahu Rangga adalah sosok laki-laki baik, ramah, pintar dan pandai bergaul. Ia tak pernah memikirkan tentang cewek apalagi seorang pacar, itu yang Lita tahu sedikit tentang teman sekelasnya itu. Namun, semua  ternyata diluar dugaan.

Lita lantas membuang napas kasar, "Hufffttt... Astaghfirullahal'adzim aku gak peduli, yang terpenting apa pun risikonya aku gak akan pernah mau nerima perasaan dari Rangga. Aku gak akan pernah mau pacaran, itu DOSA! Salah satu jalan pertama menuju zina," tutur Lita pada dirinya sendiri.  Keputusannya sudah final dan ia tidak akan mahu terjerumus dalam lubang kemaksiatan.

Setelah membereskan semua buku-bukunya yang berserakan di atas kasur, ia pun langsung merebahkan diri. Melupakan semua yang telah terjadi dengan kembali fokus pada masa depannya saat ini.

***

Lain halnya dengan Rangga, ia seakan tak peduli dengan penolakan dari Lita.  Meskipun gadis itu belum mengungkapkan apakah dia akan menerimanya atau tidak, tapi Rangga tak menghiraukan semua itu. Ia akan teteap memegang prinsipnya  yaitu "Mungkin bukan sekarang, tapi bisa saja di tahun yang akan datang. Waktu itu akan segera bepihak pada Rangga." 

Setelah sedikit tenang, ia pun langsung melanjutkan aktivitasnya yaitu belajar. Rangga bukan tipe cowok playboy sepeti kebanyakan  lainnya. Meskipun ia yakin kalau perasaannya pasti akan ditolak, tapi semangatnya untuk mendapatkan Lita tak akan pernah pupus begitu saja.

"Gua gak peduli Lit. Entah lo mau nerima gua apa ngga, yang terpenting sekarang gua lega bisa nyatain perasaan guu langsung sama lo. Gua gak akan berhenti buat mendapatkan lo, sampai kapan pun."

Kalimat itu seakan sebuah api semangat bagi Rangga. Ia akan terus memperjuangkan cintanya, ia tau bahwa Lita adalah seorang wanita salehah yang sangat menjaga dan menaati aturan agamanya.

***

Disela- sela kesibukannya dalam menstalker cogan-cogan di instagram maupun Twitter, tiba-tiba terbesit pikiran untuk menghubungi Lita sahabatnya. Eva masih penasaran dengan apa yang terjadi beberapa jam yang lalu. Ia juga penasaran untuk sekedar menanyakan keadaan Lita sekarang. Eva adalah sosok sahabat idaman, ia sangat peduli juga perhatian pada sahabatnya terutama, Lita.

Talitalita😴

"Assalamu'alaikum, Lit gimana keadaan lu?

"Wa'alaikumus salaam, Alhamdulillah baik."

"Syukur dah kalo gitu. Btw Lit lo udah belajar gak buat persiapan UN minggu depan?"

IN SYAA ALLAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang