2. Percakapan

18 5 0
                                    

6 bulan sudah kami sudah sangat jarang berkomunikasi dan bertemu. Akupun sudah terbiasa dan menjalani hidupku seperti biasanya. Tiba-tiba dia datang kerumah ku malam itu. Dia memelukku dan memberikan sebuah bingkisan entah apa isinya. Aku tidak sempat berkata apapun. Kemudian ramdhan pergi setelah mencium kening ku.

Malam itu aku cukup heran, tapi seolah firasatku mengatakan hal yang tidak biasa. Malam itu aku berjalan menuju kamarku aku duduk di ranjang kamarku sambil melihat bingkisan itu. Saat ku buka perlahan aku hanya menemukan selembar bukti pembayaran tiket, aku semakin sulit untuk menebak semuanya tapi perasaanku rasanya pun sulit jika harus menebak apa maksud dari semua ini dan terdapat selembar surat. Aku coba buka dan baca perlahan dalam hati ku.

" Maaf jika pada akhirnya aku pun tidak bisa mengungkapkannya langsung, surat itu mewakili seluruh isi perasaan ku padamu, kamu tahu aku adalah lelaki yang sangat mencintaimu sejak 4 tahun lalu, kau selalu menjadi wanita yang paling memahami ku mungkin tidak ada akan pernah wanita seperti mu lagi bagiku tidak mudah menemukan wanita yang akan pernah sama denganmu tapi aku tidak pernah bisa menebak semuanya aku telah menemukan sosok yang lain selain dirimu jujur bagiku sampai saat ini pun sulit karena antara kau dan dia tidak pernah sama. Aku tahu pasti ada rasa tersakiti antara kita tapi aku tahu kau pun selalu ingin aku bahagia meski bukan denganmu. Jika kau marah dan ingin membenciku aku rela jika kau ingin memukuli ku aku siap mungkin dalam hal ini aku yang salah maafkan aku bagiku kau tetap wanita yang aku cintai. "



Tanpa sadar air mataku terjatuh membasahi surat itu. Aku tersadar dan memutuskan untuk tidur dalam hatiku aku terus bertanya-tanya apakah ini benar dan mencoba terus menguatkan diriku. Bukankah semua ini adalah keinginan ku tanpa sadar aku tertidur.

Keesokan harinya aku tersadar dengan posisi memegang surat ya aku seperti orang kehilangan arah semua terasa hening tapi tidak lama aku segera tersadar dan mulai menguatkan diriku saya aku membereskan surat dan bingkisan dari ramdhan semalam aku melihat ada struk pembayaran tiket aku sampai lupa melihat isinya. Saat aku buka ternyata itu sebuah tiket wisata ke bromo dengan selembar notes " Ini tiket wisata ke bromo, bukankah ini tempat yang paling kita inginkan berdua tapi belum terealisasikan maaf mungkin kali ini kamu pergi tanpa diriku tapi percayalah dimanapun aku selalu ada dan dekat denganmu. "

Aku hanya bisa tersenyum sambil menangis ya entah harus sedih atau senang bagiku merelakan mu ramdhan tapi bagiku ini bukan hal baru aku sudah dengan siap menebak hari ini pasti akan terjadi. Yah aku akan pikirkan kembali untuk pergi tapi terimakasih mantanku memang kau yang selalu paling bisa membuatku berpikir keheranan dengan semua tingkah lakumu.

Aku terus memikirkan untuk pergi atau tidak...

Setelah dua hari aku mempertimbangkannya aku putuskan untuk pergi yah lumayan liburan anggap saja aku akan membungkus semua masa lalu ku dan tidak akan membukanya kembali setelah aku pergi dari bromo nanti. Aku mulai mempersiapkan semuanya untuk keberangkatan ku selama 3 hari 2 malam disana.

Perjalanan Singkat MenemukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang