My : part 24

8.1K 871 194
                                    

Warning
Part ini berisi adegan 17+. Bagi yang tidak nyaman bisa di skip.

Terimakasih

W

arming up

Bisa lihat di mulmed 😊

**********


Melalui bulu mata, Rio bisa lihat mata Abil yang membelalak.

"Tentunya, tanpa penetrasi." Rio berkata hati hati.

"Maksudnya?"

Terdengar luar biasa polos.

"Ya. Maksudku---" Rio menghela nafas.

"Aku bisa membuatmu merasa enak tanpa menyentuh kamu secara langsung." Rio menjelaskan. Tanpa sadar dia mengusap tengkuk. Gerakan yang selalu dia lakukan ketika dia tengah gugup setengah mati.

Bisa Rio lihat bibir Deandra Salsabilla yang terpisah dan membentuk huruf Oh. Dan demi Tuhan, bibir Rio ingin berada di antara apitan bibir berwarna merah muda itu.

"Itupun, kalau kamu mau."

Untuk beberapa detik, mereka sama sama diam. Hanya mata mereka yang saling bertemu. Menyelidik dengan rasa penasaran.

"Aku tidak mau memaksa," ujar Rio. Tapi tangan lelaki itu refleks terjulur untuk mengambil sejumput rambut Abil, lalu menariknya ke arah telinga. Lalu meraih gelas yang tengah di pegang Abil, dan menyimpannya ke atas meja.

Abil tidak merespon. Dia hanya diam seperti manekin. Seolah olah menunggu apa yang akan di lakukan Rio. Dan demi Tuhan, Rio tidak bisa menebak apa yang tengah wanita itu pikirkan saat ini.

"Kalau kamu merasa jijik," katanya lagi. Kali ini bantalan ibu jari Rio sudah berada di pipi Abil, lalu menangkup pipinya.

"Kamu bisa menyuruhku berhenti." Dia bersungguh-sungguh. Berbisik dengan hati hati. Sebelum akhirnya mendekatkan wajah ke arah Abil. Lalu menatap bibir wanita itu yang sejak tadi sedikit terbuka.

Bisa Rio rasakan nafas Abil yang menghangat di area wajahnya. Sebelum akhirnya, lelaki itu menutup mata dan menyentuh bibir Abil dengan miliknya.

Jantung Rio benar benar nyaris meledak. Dia bahkan harus menahan nafas. Padahal, ini bukan French kiss. Bibir mereka hanya saling menempel.

Rio menunggu beberapa detik respon dari Abil. Menunggu wanita itu mendorongnya pergi. Tapi wanita itu tetap diam. Dan Rio menanggap itu adalah sinyal bahwa Abil setuju untuk melakukan hal hal yang sejak tadi Rio tahan.

Rio menempatkan bibirnya di antara bibir Abil. Dia menggerakan pelan pelan bibirnya, menghisapnya dengan lembut. Lalu sebelum melepaskan tindihan bibirnya dari bibir Abil, dia dengan spontan memberi sebuah kecupan.

Anehnya ini terasa tidak canggung sama sekali. Seolah mereka sudah sering melakukan kontak fisik seintim ini.

Bibir Abil membalasnya, bergerak dengan cara yang seirama dengan milik Rio. Lalu, ciuman itu pun berubah semakin berat.

Abil mulai terengah-engah. Dan Rio sudah semakin tersesat.

Rio hanya terus mengingatkan dirinya, agar tidak bertindak lebih jauh. Pelan pelan.. ya pelan pelan, masuk dan keluar secara pelan pelan di dalam tubuh Abil.

Wait. Sial.

Ciumannya ini benar benar membuat Rio tersesat. Apalagi dengan sebuah erangan lembut yang baru saja Abil gumamkan di antara tindihan bibir mereka.

Marry YouWhere stories live. Discover now