Enjoy!.
.
.
Disinilah aku sekarang, didalam sebuah pondok luas yang akan menjadi rumah baruku. Mataku natap ke seisi pondok dengan gaya modern minimalis ini. Cukup terkesan karena pondok ini nggak terlihat kayak kebanyakan pondok yang sering dijumpai.
"Astaga! Kamu gemesin banget sih!" Pekik salah seorang cewek yang duduk didepanku. Tangannya nunjukin grabby hands kearahku. Seolah pengen nyubit kedua pipiku.
Oh by the way aku lagi duduk di ruang tengah pondok ini dan dikelilingi sama err-- brothers and sisters?
Aku nundukin kepalaku, tbh aku masih malu dan canggung. Aku emang nggak bisa bersosialisasi dengan orang baru, dan ditatap sama beberapa orang kayak gini bikin aku kaku banget."Oh c'mon guys, kalian bikin adik kecil kita gak nyaman! Stop starring at him like that!"
Tegur cewek rambut panjang yang tadi bukain pintu pondok."Oh! Sorry!! Aku terpesona sama kegemesan dia. He's so cute! Didn't he?"
"Yeah, we know that, tapi tatapan kamu tadi tuh kayak pedofil tau?"
Seketika tawa dari dua cowok kembar dan cewek asia? disebrangku meledak karena celetukan cewek asia itu, gak meduliin death glare orang disamping mereka."Guys! Kalian gak kasian sama El? Dia kebingungan dari tadi. Kenapa kita gak kenalan dulu sama El? Biar El juga gak kebingungan lagi" Tegur si cewek rambut panjang lagi.
"Good Idea!" Cewek didepanku langsung berdiri ngampirin aku.
"Hi sweetie! Kenalin aku Elizabeth, tapi mereka biasa manggil aku Lizzie. So good to know you cutie!"
Kata cewek yang sedari tadi bilang aku cute, atau sekarang aku bakal panggil Lizzie."Hi!, aku Joan and he's my twin Jean"
Tunjuk cowok dengan rambut coklat agak ikal ke cowok sebelahnya yang punya rambut coklat juga tapi lebih lurus."Hiii!! Yeah, like you see we're twins!!"
Kata si rambut lurus.'Astaga mereka mirip bangeeet, kalo aku salah sebut nama nanti gimana?' Batinku.
"Susah ya bedainnya? Tenang! Cara bedain kita gampang kok, just look at our hair and eyes!" Si rambut ikal bersuara.
"Kalo rambutnya agak curly dan warna matanya hijau itu Joan, dan kalo lurus with blue eyes that must be me, Jean!" Sambung si rambut lurus.
Aku pun ngangguk sekaligus kasih senyuman ke mereka tanda aku ngerti bikin cowok kembar yang dari tadi berdiri ikut senyum nampilin gigi rapih mereka.
"Kim Hye Rin. Tapi biasa dipanggil Kim" Kata cewek asia yang sedari tadi irit banget buat bersuara. Eh Korean?
"Dan aku Valerie, panggil apa aja selama kamu nyaman" Kata cewek terakhir yang duduk disampingku, yang tadi juga bukain pintu pondok buatku.
"Thank you, it's good to know you all. Aku Aelius Heliosa, tapi orang-orang biasa manggil aku El" Kataku lirih dengan senyum yang terpatri.
"Awwwww! Kamu lucu bangettt!" Seru err--Lizzie lagi.
"Lizzie stop it! Ini udah yang ke 15 kalinya kamu bilang dia cute, lucu, gemes, adorable"
"Terus kenapa?! Emang beneran dia lucu? I'd admire him so much! Kamu cemburu yaa gak pernah dibilang cute?"
"I'm not cute. And never being cute"
"Lizzie! Kim! Stop! Ribut terus kalian tuh kenapa sih? Padahal lagi ada tamu istimewa juga!"
Seketika kedua orang yang tadi lagi berseteru itu langsung diem dan tenang. Wow . . . Ternyata Valerie bisa ngelerai mereka secepat itu? It means she is the elder right?
"Udahlah, twins tolong anterin El ke kamarnya ya? He must be so tired" Kata Valerie yang diangguki sama si kembar.
"Hum, thank you so much" Ucapku lirih.
"Bukan masalah, kamu istirahat dulu ya? Buat ngembaliin tenaga kamu"
Aku ngangguk terus pamit ke semua dan diajak ke lantai 2 pondok ini sama si kembar. Sampai di depan sebuah kamar dengan pintu kayu warna coklat Jean ngeraih kenopnya terus ngebuka pintunya.
"Nah! Ini dia kamar kamu" Kata Jean.
"Ayo kita masuk!" Joan ngedorong punggungku sampai kita bertiga masuk ke kamar.
Begitu masuk ke dalam, semerbak wangi menangkan masuk ke indera kita bertiga.
Mataku tertuju ke arah ranjang single yang ada disudut ruangan, ada lemari dan meja yang mungkin bisa digunakan untuk menaruh beberapa barangku.Dindingnya dilapisi wallpaper warna kuning keemasan dengan motif daun-daunan, ciri khas dari pondok ini kayaknya? Ada beberapa tanaman obat-obatan juga yang digantung atau ditaruh dijendela yang ada disana.
"Kita gak tau kamu suka kamarmu kayak gimana, tapi semoga kamu suka sama kamarmu" Kata Joan yang nyender di daun pintu.
"Aku suka banget, makasih banyak" Ucapku, senyum gak lupa aku kasih.
"Eh beneran?! Wow! Whatta relief, we thought you wouldn't like the room. Valerie sama Lizzie yang desain kamarnya"
"No . . . I like it! Makasih banyak. Aku bakal berterimakasih sama Valerie dan Lizzie"
"Ok! Kamu istirahat dulu aja, atau mau mandi dulu juga silakan. Kita ke bawah dulu ya?" Itu kata Jean.
Aku ngangguk "Thank you guys" Ucapku.
"No biggie, nah? selamat istirahat lil bro . . ."
Setelahnya cowok kembar itu menghilang dibalik pintu yang ketutup. Aku taruh ranselku di ranjang, ngelepas jaket yang sedari tadi masih kepasang.
Kakiku ngelangkah ke arah jendela terus ngebuka daun jendelanya supaya udara masuk. Mataku natap ke luar jendela yang nampilin hiruk pikuk para Demigod remaja yang ada dibawah sana.
Aku ngehela nafas, pandangan ku alihkan ke langit cerah di camp ini. Aku teringat sama ucapan mama bertahun-tahun lalu, soal aku yang akan pulang ke rumah.
"Ma, is this what you mean about home?" Gumamku entah ke siapa.
Lama aku menatap ke arah langit sampai ketukan dipintu mengalihkan lamunanku.
"El? Aku boleh masuk?" Aku ngangguk, Valerie lalu masuk kedalam kamar sambil bawa setumpuk baju.
"Maaf ya aku ganggu kamu, kamu pasti lagi istirahat kan tadi?"
"Ah! Nggak kok, aku tadi cuman . . . Anu . . Butuh angin aja" Kataku sambil hampirin Valerie yang naruh baju-baju itu ke ranjang.
"Okay, by the way ini baju buat kamu. Selama kamu disini kamu pake baju ini ya? Jangan khawatir ukurannya pas buat kamu kok"