Gone - 11

3K 339 22
                                    

Hari-hari yang dilalui Taehyung semakin terasa indah setelah hubungannya dengan Yoongi membaik. Yoongi banyak memberi perhatian padanya. Selalu menyuruhnya makan bersama bahkan beberapa kali meminta Taehyung menginap di tempatnya. Namun karena Taehyung harus bekerja di malam hari, ia menolak setiap tawaran sang kakak.

Kali ini Yoongi sudah berada di kamar sewa Taehyung. Dia memaksa untuk diajak ke sana walaupun berulang kali Taehyung menolaknya dengan alasan kamarnya sangat sempit dan tak layak, jadi Yoongi pasti akan merasa risih. Setelah berdebat bermenit-menit, akhirnya Taehyung mengalah dan mengajak Yoongi ke sana.

"Sudah kubilang untuk tak kesini. Sekarang kau menyesal 'kan?" ucap Taehyung setelah meletakkan sekaleng soda di meja.

Yoongi yang sejak tadi masih mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan kini sudah menatap soda itu dengan kernyitan di dahi.

"Hanya minuman ini yang kau punya?"

"Kau pikir rumahku ini minimarket? Tak perlu diminum jika tak suka," jawab Taehyung sedikit kesal, hendak mengambil soda milik Yoongi. Namun segera direbut oleh kakaknya.

"Bukan begitu maksudku. Hanya saja tak baik jika kau terlalu sering minum soda," ujar Yoongi santai, kemudian menenggak minumannya karena tak ingin Taehyung semakin kesal.

"Kupikir kau tinggal bersama Jimin."

"Mengapa kami harus tinggal bersama? Kami 'kan bukan pasangan suami istri," jawab Taehyung asal, kembali meminum sodanya. Tepat setelah itu ia mendapat jitakan kecil di kepalanya.

"Aish, kenapa kau memukulku? Apa ini sifat aslimu? Seingatku dulu kau tak pernah kasar dan selalu bersikap manis padaku," gerutu Taehyung.

Yoongi sempat tertegun dengan ucapan Taehyung, kemudian buru-buru berdehem agar suasananya tak menjadi canggung.

"Kau itu dulu masih manis dan menggemaskan, jadi mana mungkin aku tega memukulmu. Berbeda dengan sekarang yang... " Yoongi menjeda kalimatnya, berdecak pelan dan menggelengkan kepalanya. 

"Bahkan sekarang kau sudah berani memakiku dan menaikkan suaramu saat bicara padaku. Kau pikir aku temanmu, huh?" lanjutnya yang murni sebuah candaan.

"Banyak hal yang terjadi hingga mengubah diriku menjadi seperti ini," sahut Taehyung santai.

Namun Yoongi justru merasa bersalah atas jawaban sang adik. Padahal Taehyung hanya menanggapi candaan Yoongi. Yoongi tak tahu seberat apa hidup yang telah dijalani adiknya.

"Ada apa, Uisa – nim? Apa aku salah bicara?" tanya Taehyung bingung karena Yoongi terdiam.

Yoongi tersenyum tipis dan menggeleng.

"Taehyung – ah," panggilnya pelan.

"Bisakah kau menceritakan padaku bagaimana hidupmu setelah..." Yoongi menejamkan matanya sesaat, lidahnya mendadak kelu "... setelah aku meninggalkan kalian. Dan Seungho... bagaimana kalian bisa terpisah?" lanjutnya dengan berat.

Yoongi tahu seharusnya ia tak membahas tentang ini disaat hubungan mereka mulai membaik. Seharusnya ia bisa menahan sebentar saja, sampai semuanya terasa lebih stabil.

Namun dirinya tak bisa menahannya lagi. Dia ingin tahu apa yang terjadi pada kedua adiknya setelah ia pergi. Dia juga ingin tahu dimana si bungsu sekarang, karena keinginannya adalah kembali berkumpul dengan kedua adiknya.

Melihat ekspresi Taehyung yang berubah sendu, Yoongi menyesal telah bertanya seperti itu. Dia merasa menjadi makhluk paling egois dan kini mungkin ia telah membuka kembali luka yang coba Taehyung pendam.

Gone ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang