19||memaapkan

72 7 0
                                    

Menyakitkan memang tapi bukan kah kita harus saling memaapkan

Bulan keluar dari dalam butik tersebut, ia sangat cantik malam ini. Dres selutut berwarna maron sangat indah di kulit putih nya, rambut yang ujung nya di gelombang menambah kesan tersendiri untuk penampilan nya malam ini.

Ia berjalan sangat pelan, karna sepatu yang saat ini ia pakai sangat tinggi menurut nya. ia menghampiri bara yang sedang bersandar pada mobil nya.

Bulan menyentuh pundak bara" bara"cicit bulan sangat pelan.

Bara menoleh ke arah bulan, ia tak mengubris panggilan bulan ia hanya melihat bulan tanpa berkedip.

Bulan yang melihat itu penasaran akan komentar bara saat ini"bara aku cantik gak?"

Bara yang tersadar dari lamunan nya menjawab pertanyan bulan sangat cepat." percaya diri lo terlalu tinggi jadi rendahin dikit"

Bulan hanya mendengs mendangar jawaban dari bara, ia hanya menatap bara yang sedang membuka pintu mobil untuk dirinya sendiri.

Bara yang sedari tadi hanya melihat bulan dengan tampang kesal nya hanga menghela napas pelan."ia lo cantik, cuman dikit sih. Jadi buruan masuk!."

Bulan yang mendengar itu menyunggingkan senyuman nya sangat lebar"makasih bara"yang di balas dehaman saja oleh bara.

"bulan buruan masuk." ucap bara menyembulkan kepala nya di jendela mobil nya."kamu gk mau bukain pintu mobil buat aku, kayak di novel- novel gitu?"

Bara menutup mata nya sebentar lalu ia menatap bulan dengan raut wajah kesal"kita di bumi bukan di novel"

Bulan hanya menunjukan cengiran khas nya kepada bara, ia langsung masuk ke dalam mobil tersebut.

*

Bara dan bulan sekarang telah sampai di parkiran sekolah."aduh bara gimana, aku gak percaya diri."ucap bulan meremas jari jari nya sendiri.

Bara menoleh kan pandangan nya ke arah bulan, ia memegang ke dua tangan bulan yang sangat dingin."mau permen karet?"ucap bara mengeluarkan permen karet tersebut dari saku celana nya, dan memberikan nya kepada bulan.

Bulan tersenyum mendengar ucapan bara jika laki laki lain, akan mengucapkan sesuatu maka bara beda.

Aku tidak akan pernah menyesal telah mengenal mu angkasa bara samudra

Bara membuka pintu mobil tersebut, dan bulan pun melakukan hal yang sama. bara menghampiri bulan lalu ia mengaitkan jari jari nya ke dalam jari jari bulan.

Bulan yang melihat itu kaget akan kelakuan bara yang tiba tiba" biar lo gak di culik orang."bisik bara pada telinga bulan.

Mereka berjalan beriringan, banyak pasang mata yang melihat kedua nya dengan berbagai tatapan.

Bara mengajak bulan, ke tempat duduk barisan paling depan bersamaa devan dan gio.

"haii" ucap Bulan menyapa devan dan gio, kedua nya menoleh ke sumber suara.

"wiiih gebetan lo boleh juga bar"ucap gio yang di balas kekehan kecil oleh bulan.

"dia bulan bego."ujar devan yang di balas tatapan tak percaya oleh gio

Bulan hanya tertawa kecil melihat nya.

Bulan izin ke pada bara untuk mencari dita, ia ingin meminta maap karna sempat membentak sahabat nya sendiri" bara aku pergi cari dita dulu yaa"

"ngapain?"tanya bara yang penasaran"aku mau minta maap sama dia, kemarin aku sempat bentak dita"

Bara hanya tersenyum kecil melihat kelakuan bulan.

"kenapa lo masih baik, sama orang yang udah ngejahatin lo?"

"karna dia baik sama aku"

"dia udah manfaatin lo bulan, jangan terlalu baik sama orang. belum tentu orang itu bakal baik juga sama kita"

Bulan terkekeh pelan mendengar perkataan bara, ya mungkin benar jika kita terlalu baik maka kita akan di anggap bodoh."kalau masa kecil aku sampai sekarang gak ada dita, mungkin aku gak punya sahabat sekarang"

Bulan menghela napas sebentar, sebelum melanjutkan perkataan nya.

"kita jangan pernah benci sama orang, karna orang itu ngelakuin satu kesalahan. kalau kita mulai benci, kita juga harus inget kebaikan apa aja yang udah dia lakuin buat kita."

"sebaik baik nya manusia, dia bakal buat kesalahan dalam hidup nya, entah itu kecil atau besar. dan sejahat jahat nya manusia, dia juga pasti pernah berbuat kebaikan, tanpa dia sendiri sadari."

Devan dan gio langsung bertepuk tangan mendengar perkataan bulan sedangkan bara hanya tersenyum melihat nya bulan sangat baik menurut nya.

Bulan langsung berdiri untuk mencari dita, ia terus berjalan sampai akhirnya ia melihat dita sedang berdiri, dengan membawa gelas berisi minuman.

Bulan melepaskan sepatu tinggi yang sangat menyusahkan diri nya"ditaaa"teriak bulan sambil berlari dengan kedua tangan membawa sepatu nya tersebut.

"ngapain lo kesini"ucap sinis dita

"aku mau minta maap, soal nya kemarin aku udah bentak kamu. Kamu maukan maapin aku?"

Dita melongo mendengar ucapan bulan, mengapa bulan tak membenci dirinya."kenapa lo gak benci gua?"

"karna kamu dita sahabat bulan, bukan nya yang nama nya sahabat itu saling memaapkan kalau salah satu nya buat kesalahan"

Tanpa basa basi dita langsung memeluk erat bulan, ia menyesali perbuatan bodoh nya ia tak kuasa menhan air mata nya."makasih, makasih udah mau jadi sahabat gua"

Bulan yang merasakan tubuh dita yang bergetar pun, langsung melepaskan pelukan nya" dita gak usah nangis, nanti bedak nya luntur, aku aja gak nangis kok, soal nya ini kayak nya bedak nya mahal jadi sayang kalau luntur."ucap bulan menunjukan cengiran nya.

Mereka berdua tertawa bersama, melupakan kejadian kemarin yang sangat pahit. bukan kah ini definisi persahabatan? Saling memaapkan, walau pun kadang masih terasa sakit.

Terimaksih pembaca TH yang udh setia mau baca ini vote cerita gak jelas ini tengyuuu

Aku cinta kalian

Poo💛








Sebuah HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang