Jangan lupa vote dan komennya ya
***
Refand sibuk dengan ponsel sesekali menyesap kopi hitam di depannya. Ia ingin bermain game namun masih membaca email-email yang masuk ke ponselnya.
Krisan mengobrak-abrik dapur kesal karena baru saja dijatuhi hukuman oleh Refand. Krisan disuruh menanggung biaya bulanan untuk orang tua mereka dua kali lipat dari biasanya. Tabungannya otomatis harus dijeda sesaat. Padahal mobil mercy sangat menggiurkan untuk Krisan miliki segera.
Bunyi pintu yang diketuk pelan membuat fokus Refand pada ponsel teralih sejenak. Cowok itu meletakan kopi dan ponselnya lantas menghampiri pintu.
Refand mendapati seorang cowok berpakaian santai sedang berdiri di depan pintu. Refand seperti mengenal orang di depannya, tapi entah pernah bertemu dimana.
"Saya mau kembaliin ini ke Dera." Ucap Dean sembari menyodorkan tupperware yang tadi diberikan Dera. Dean memungut kotak makan itu di tempat sampah. Karena hanya itu satu-satunya cara untuk merecoki hidup Dera lagi.
"Oke terimakasih. Dera belum kembali dari tempat kerjanya." Dean sudah menduganya.
"Kamu kekasihnya Krisan?"
"Sedekat apa kamu dengan Krisan?" Refand balik bertanya. Dia merasa lebih mempunyai hak penuh untuk bertanya seperti itu.
"Kami bertetangga. Sering mengobrol beberapa kali."
"Jadi kamu tetangga yang semalam menelpon Dera?"
"Iya benar sekali." Jawab Dean.
"Kamu punya hubungan spesial dengan adik saya?" Kini Refand yang balik bertanya.
"Jadi kamu itu adiknya Dera." Dean semakin penasaran.
"Iya." Dean menampilkan senyum kecilnya. Akhirnya dia dapat bertemu lagi dengan cowok ini.
"Saya hanya tetangga Krisan. Saya tidak punya hubungan apa-apa dengan Krisan. Dia salah mengedor pintu apartemen."
"Oke. Maafkan adik saya. Dia memang sangat merepotkan. Saya harap kamu tidak terganggu semalam."
"Tidak masalah. Baiklah saya harus pergi." Pamit Dean.
"Kak Dean!" Teriak Krisan dari dapur. Krisan berjalan sedikit mendekat menuju Dean, sembari membenarkan tatanan rambutnya. Ia takut ada rambut nakal yang mencuat tanpa sepengetahuannya.
"Kakak udah kenalan sama kakak aku?" Tanya Krisan bersemangat.
"Udah."
"Ayo sini kak, masuk, duduk dulu. Aku lagi masak kakak harus nyobain." Teriak Krisan agar Dean dapat mendengar. Refand bingung dengan perlakuan Krisan pada Dean.
"Gak perlu repot-repot." Dean menolak dengan halus.
"Kakak lagi gak sibukan? Makan malam bareng kita aja kak, sebagai permintaan maaf Krisan tadi malam udah ganggu. Krisan jadi malu sama kakak." Krisan berusaha merayu Dean agar malam ini ia tidak diceramahi oleh Refand dan Dera. Kedua kakaknya pasti akan malu memarahinya di depan tamu. Sungguh trik yang sangat jitu untuk lepas dari omelan.
"Aku lagi gak sibuk cuma banyak dokumen yang harus aku beresin."
"Tapi kak Dean harus makan malam dulu baru kerja. Tunggu bentar aja sama kak Refand. Krisan masakin sambil nungguin kak Dera pulang. Biar sekalian Krisan kenalin sama kak Dera." Refand meninggalkan mereka berdua yang sedang berdebat.
Refand juga tidak ada hak memaksa Dean untuk tetap tinggal apalagi mengusirnya. Biarlah semua berjalan sesuai kemauan adik bungsunya.
Refand berusaha mengingat sesuatu. Ada satu memori yang ia punya tentang cowok itu tapi tenggelam oleh masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovable - Tamat
ChickLitPART MASIH LENGKAP (Follow aku dulu yaa) Dituntut menjadi wanita mandiri sejak remaja bukan lagi hal yang susah bagi Dera. Tak punya teman dekat, kerjanya hanya mengurus adik-adiknya dari dia kecil hingga remaja. Jadi wajar saja ia sangat senang m...