6th Years Later - Episode 25

1.3K 48 19
                                    

Undangan
.........

Keesokan harinya, Jaemin masih demam dan belum bisa beraktivitas seperti biasanya. Laki-laki itu hanya berbaring diranjang sambil membaca buku

Ditengah itu, Lili datang memasuki kamar dengan vakum cleanernya "Oh ya? Jisung mau nikah? Sama siapa?" sambil membersihkan rumah, ternyata ia juga sedang menerima sebuah panggilan dari Maudy

Melihat Jaemin sedang membaca buku, Lili langsung menghampirinya "Jangan baca buku dulu─ nanti pusingnya gak ilang-ilang loh" ucapnya seraya mengambil buku tersebut dari tangan suaminya

"Lil, lo lagi sibuk ya?" tanya Maudy dari sebrang sana

"Ngga kok, cuma lagi bersihin lantai"

"Ihh itu mah lagi sibuk berarti, ya udah gue tutup dulu deh─ nanti kalo udah gabut baru telpon gue lagi ya"

"Oke-oke" ucap Lili dengan segera meletakkan ponselnya lalu melanjutkan kegiatannya membersihkan rumah

Jaemin bersandar dibantalnya sambil mencoba menahan rasa sakit disekitar kepalanya, biasanya mereka membersihkan rumah bersama-sama. Tapi, melihat kondisi Jaemin yang seperti itu sekarang, Lili jadi harus membersihkan semuanya seorang diri

"Lil, Jisung mau nikah?" tanya Jaemin, akhirnya bersuara juga setelah lama bungkam dan enggan membuka mulut sama sekali

Mendengar pertanyaan itu Lili menoleh, menemukan kenampakkan suaminya yang terlihat begitu tidak bertenaga dan selalu memejamkan matanya "Iya katanya─ kemaren dia ngasih kabar ke Renjun" Lili berjalan menghampiri ranjang tempat Jaemin berbaring

Gadis itu meletakkan tangannya didahi sang suami, meskipun suhu tubuhnya sudah normal tapi sepertinya pening dikepala Jaemin belum kunjung hilang "Minum aja parasetamolnya A' kalo ngantuk juga tidur aja gapapa" mendengar saran ini Jaemin menggeleng kecil

"Kapan sembuhnya kalo tidur terus─ nanti makan parasetamolnya malem aja, kalo siang-siang tidur nanti pusingnya malah dobel" kata Jaemin, masih dengan keadaan menutup mata menahan rasa pening dikepalanya

Lili tidak bisa memeranginya lagi, gadis itu hanya menggeleng merasa sudah kalah karena pada dasarnya pengetahuan Jaemin memang lebih tinggi darinya "Oke-oke, saya paham Dok" goda Lili, membuat Jaemin tersenyum kecil

Alih-alih tak tahu lagi harus apa, Lili pun membalikkan badannya hendak melanjutkan kegiatan. Tapi, tangan Jaemin ternyata malah meraih tangannya "Baring disini sayang, temenin Aa'" pintanya sambil menepuk bagian ranjang disebelahnya

"Bentar yah, selesain dulu bersih-bersihnya" Lili kembali melangkah, dan itu malah membuat tangan Jaemin semakin erat menggenggam tangannya

"Sekarang ah, kalo nanti keburu sembuh"

Tak bisa mengelak lagi, akhirnya Lili mengalah untuk kesekian kalinya. Dengan perlahan gadis itu berbaring diranjangnya, tepat disamping Jaemin "Sini-sini jangan jauh-jauh" sadar kalau Lili berbaring diujung, Jaemin mulai menarik gadis itu agar lebih mendekat padanya

Setelah tak ada lagi jarak diantara mereka, Jaemin mulai mendekap Lili didalam kedua tangan besarnya. Sungguh hangat berada disana, apalagi dengan suhu tubuh Jaemin yang masih hangat-hangat sisa demam kemarin

"Kalo gini kan jadi cepet sembuhnya" gerutu Jaemin

Lili hanya bisa tersenyum, tidak ada hal yang tidak ia sukai jika semua itu dilakukan bersama Jaemin. Bahkan meskipun itu tidak nyaman sekalipun atau menyedihkan sekalipun "Semoga cepet sembuh yahh Aa" bisik Lili, langsung dihadiahi kecupan kecil dari Jaemin dibagian pucuk kepalanya

###

Saat sedang sibuk membuang sampah ke halaman depan, Ana menemukan ada petugas pos yang baru saja menaruh surat dikotak pos rumahnya "Wow, ternyata masih ada yang make ginian" gerutu gadis itu seraya membuka kotak pos karena penasaran

Putih Abu! 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang