01 - Home

119 19 0
                                    

Dengan pakaiannya yang compang camping ditambah tubuhnya yang penuh bercak darah. Ardan pergi keluar hutan Redwood dengan memikul mayat monster Black Phanter di punggungnya.

"hehe, ayah pasti akan senang melihat ini" gumam Ardan tertawa kecil

Perjalanan dari hutan RedWood kerumahnya yang ada di desa Leuwidalam, membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan, Matahari kala itu sudah mulai terbenam.

Dari kejauhan sudah mulai terlihat beberapa rumah dengan jendela menyala. Tak ada warga desa yang melihat Ardan ketika pulang membawa monster Level 3 tersebut.

*tok tok tok

Ardan mengetuk pintu pelan "Ayah, Ibu aku pulang!" teriaknya sambil memutar kenop pintu.

Ibu dan ayah Ardan yang melihat keadaan anaknya sudah dalam keadaan berantakan kaget "Ardan!, kenapa dengan pakaianmu?. Dan lagi kamu membawa monster level 3 Black Phanter? Bagaimana bisa??" Serang orang tua Ardan bertubi - tubi dengan pertanyaan

"sebelum aku menjelaskan, bolehkah aku mandi terlebih dahulu?" ujar Ardan sambil menggaruk bagian lehernya yang penuh bercak darah

Ayah dan Ibu menggangguk bersamaan

"cepatlah basuh tubuhmu dan makan, setelah itu kau harus menjelaskan semuanya!" teriak ibu Ardan ketika menyiapkan makan malam untuk anak sulungnya

"sebenarnya kemana kau membawa anakku pergi?" tanya Ibu kepada Ayah dengan nada memojokan

"a- aku hanya membawanya ke hutan Redwood bagian terluar ko" jawab ayah dengan ekspresi poker facenya.

"hutan Redwood?!, kenapa kau membawanya kesana. Kau tahu kan kalau hutan itu penuh dengan monster berbahaya. Dan lagi jika dia dibagian terluar hutan, kenapa dia bisa membawa mayat Black Phanter?!" Desak Ibu Ardan sambil menunjuk Ayah dengan garpu

"hehe, y-yah kau tahu kan. Sudah menjadi tradisi seorang werewolf untuk membunuh monster pertamanya diusia 12 tahun. Lagipula dia baik - baik saja" jawab ayah membela diri

"tapi dia itu hanya setengah werewolf, masih ada darah penyihir miliku mengalir didarahnya. Ba-bagiamana jika dia tadi tidak kembali kerumah" keluh ibu dengan wajah memerah dan mulai bergelimang air mata

Ayah hanya terdiam melihat ibu yang mulai terisak menangis dan segera memeluknya, "maaf, lain kali. Aku akan memberitahumu jika-"

"ayah? Kau tidak akan membuat adik untuku dihadapanku kan?" tanya Ardan dengan wajah polos ketika keluar dengan handuk masih ada diatas kepalanya.

"Bo-bodoh, tentu saja tidak!. Ibumu khawatir kau kenapa - kenapa, sekarang bisakah kau jelaskan bagaimana kejadiannya?"

Akhirnya malam itu Ardan menjelaskan dengan detail bagaimana kejadiannya, mulai dari bertemu dengan Monster Black Phanter, kenapa rambutnya berubah menjadi putih, dan ketika bertemu Roh Serigala putih yang entah bagaimana caranya mengalahkan monster itu

*2 tahun kemudian

pagi itu akhirnya Ardan sudah cukup usia untuk memasuki Akademi, Ardan yang sudah rapih dan membawa tas dipunggungnya sedang bersiap untuk pergi ke Miracle Academy.

"Ayah, Ibu , aku berangkat!" teriak Ardan, Berlari sambil melambaikan tangannya ke arah mereka

"Jangan terlalu memaksakan diri!, pulanglah jika kau sempat" ucap ibunya membalas lambaian tangan Ardan.

Sedangkan ayahnya hanya melihat anak sulungnya itu tanpa mengatakan apa - apa. Melihat Ardan pergi untuk mencari Jati dirinya. Ayah Ardan hanya bisa memberikan senyuman, sambil menyilangkan lengan didadanya.

Ardan : Monster AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang