Mereka bertiga berjalan pulang ke rumah dengan menenteng ikan yang mereka tangkap bersama-sama. Mereka juga mengambil ikan dari perangkap ikan yang terbuat dari bambu, lalu dipasangkan di saluran air yang mengalir ke arah sawah.
"Kira-kira enaknya dimasak apa nih?"tanya Jansen berjalan di tengah-tengah Madun dan Baron.
"Ikan bakar enak tuh," usul Baron.
"Ikan asam manis," ucap Madun menelan ludahnya.
"Ikan kecil-kecilnya kita goreng biasa?" tanya Jansen.
"loh, heh. Kalian bertiga habis kena siram siapa? Sampai bisa basah kuyup kaya gitu?" oceh seorang perempuan dengan perut buncit yang sedang menyapu halamannya. Dan melihat ke tiga ande-ande lumut yang sudah basah kuyup.
"Biasa teh, renang gratis di Kali (sungai)." ucap Madun.
"Niatnya ngerjain Jansen, malah kita yang dikerjain." dengus Baron yang membuat teh Ani terkikik.
"Hmm."gumam Jansen sambil menatap teh Ani dari atas sampai bawah dengan intens. "Mpok Ani rada gemukan yak! Liat deh perutnya agak buncit."ucap Jansen.
Madun dan Baron langsung menatap perut Teh Ani, "iya ya.. kok rada ge... eh?" ucap Madun dan Baron bebarengan.
"Teh Ani bukan gemukkan Anjay! Tapi lagi bunting!" ujar Madun menahan kesal.
"Lol banget," umpat Baron.
"HAH!! Mpok Ani bunting? Emang kapan nikahnya?" teriak Jansen histeris dan langsung disumpal oleh Baron.
"Njirr.. lu lupa apa pikun? Dua bulan lalu Jan, kita bertiga yang ngaduk dodol merahnya. Masa lo lupa?" ucap Madun.
"Oh, iya ya. Hehe,"cengir Jansen. Sedangkan Teh Ani geleng kepala jika melihat kelucuan mereka bertiga.
"Jansen pasti belum rela ya? Kalau Teh Ani nikah duluan, maunya sih nungguin Jansen, tapi kelaman. Teh Ani gak kuat." ujar Teh Ani sambil menahan tawanya.
"Enggak kok Mpok! Jansen rela tuh!"
"Terus kenapa lu kaget kalau Teh Ani udah nikah?" tanya Baron.
"Biar dramatis aja sih." ucap Jansen dengan datar.
"Yaudah ya Teh, kita mau ke rumah Jansen dulu!" pamit Madun, lalu mereka berjalan ke rumah Jansen.
Perempuan berumur tiga puluh delapan tahun itu masih duduk, saat anak satu-satunya keluar dengan perasaan kecewa. Butiran bening sempat jatuh dari mata yang selalu memancarkan kehangatan.
Rasa takut yang selalu hinggap di pikirannya tentang pertanyaan Jansen yang selalu bingung dia jawab.
"EMAKKK!!" teriak Jansen saat memasuki rumahnya. Wanita itu langsung mengusap bekas air mata yang mengalir di pipinya.
"Why sih? Jangan teriak-teriak!"ucap Mommynya, Jansen langsung memeluk mommynya dengan erat.
"Kamu kenapa basah kuyup kaya gini? Mommy jadi ikut basah nih! Gara-gara kamu peluk." Jansen melepaskan pelukannya. Madun dan Baron menyusul Jansen masuk ke dalam rumahnya membuat Mommy Jansen terkejut.
"Habis dari mana kalian ini?"tanya Mommynya lagi.
"Cari ini dong Mom!"ucap Madun dan Baron sambil memamerkan ikan yang mereka tangkap tadi. Mommy Jansen menggelengkan kepalanya.
"Sini! Biar Mommy yang masak. Kalian mandi aja!"
"Eh, rencananya sih kita bertiga yang masak. Tapi kalau Emak mau masakkin sih juga gapapa."ucap Jansen.
"Panggil Emak lagi, motor kamu Mommy sita!"ancam Mommynya.
"Yaelah Makk!"
"Udahlah Jan! Panggil Mommy aja kenapa sih? Kan bagus juga panggilan buat Mommy Lo!"kata Baron.
"Iye Warno, iye!"
"Yaudah mau dimasak apa?"tanya Mommynya.
"Ikan bakar!"
"Ikan asam manis!"
"Ikan goreng...!"
"yaudah sana pada mandi!"suruh Mommynya Jansen.
"Dun, Ron! Lo mandi aja duluan, gue ambilin baju gue dulu buat kalian." Madun dan Baron mengangguk lalu berjalan ke arah kamar mandi.
Mommynya berjalan ke arah dapur untuk membersihkan dan memasak ikan untuk mereka bertiga. Sebelum itu Jansen menarik tangan Mommynya dan menghentikan langkahnya.
"Kenapa sih? Mommy mau masak nih!"
Jansen langsung mengecup pipi Mommynya dengan cepat dan singkat. "Makasih Mak! Udah jadi Emak dan Mommy terbaik buat Jansen. Jansen sayang Emak dan Mommy." ucap Jansen sebelum pergi meninggalkan Mommynya.
Beberapa saat Mommynya mematung, lalu tersenyum senang memiliki anak seunik Jansen.
****
Gueh datang
Dengan kenyelenehan guehh😎😎
KAMU SEDANG MEMBACA
N Y E L E N E H
Teen FictionKisah persahabatan tiga cowok yang dibumbui MSG (Membucin, Sedeng, dan Gila). Cowok pertama namanya Jansen, cowok kedua Madun dan cowok terakhir Baron. Cerita mereka di tulis dalam sebuah cerita berjudul "Nyeleneh". Nyeleneh berasal dari bahasa jawa...