1

62 8 2
                                    

"Lagian lo mah baperan banget jadi anak."

"Ya gimana gak baperan, bambang! Lo bercandanya keterlaluan!"

"Agina sayang, Agi cuma bercanda. Agi gak bakal pindah kemana-mana kok." Ujarnya yang merubah gaya bahasanya menjadi lebih lembut.

"Janji?" tanyaku.

"Enggak. Hahahaaa..." jawabnya mengesalkan.

Lihat? Dia selalu saja seperti ini. Pertengkaran diantara kami memang sulit terelakkan.

Dia selalu berkata bahwa ia akan pindah kota. Meski aku tahu itu hanya bercanda, tapi aku tetap marah padanya jika sedikitpun ada niatan untuk meninggalkan kota ini, terlebih meninggalkanku. Lihat saja, akan aku musuhi monyet itu jika benar itu terjadi.

***

Satu tahun berlalu. Aku dan monyet sialan itu telah lulus.

Iya. Dia sangat sialan. Tenyata perkataannya saat itu tidak main-main. Ia benar-benar akan pindah. Ia akan meninggalkan kota ini. Akan meninggalkanku.

Dia akan melanjutkan sekolah menengah atas di Amerika. Lucu bukan?
Dia bukan lagi pindah kota. Dia benar-benar serius ingin meninggalkanku. Dia bahkan pergi meninggalkan Indonesia.

Tak ada lagi yang bisa aku lakukan. Kini kami sedang berada di bandara. Aku menangis dalam peluknya. Biar saja air mata dan ingusku ini membasahi pakaiannya. Aku tidak peduli. Aku hanya ingin lebih lama memeluknya. Karena entah kapan lagi aku bisa bertemu monyet yang tampan seperti dia. Sepertinya perkataanku untuk memusihinya gak bisa menjadi nyata. Sangat sulit. Aku tidak bisa meski hanya marah lama-lama padanya.

Saat aku tengah menangis tersedu-sedu, ia malah biasa saja. Ia mengelus punggungku hanya untuk menenangkan.

"Agin, Agi gabakal pergi lama, kok. Entar Agi bakal balik lagi ke sini. Tapi yang terpenting, sebentar lagi pesawat Agi akan pergi. Agi harus segera ke sana." kata Agi yang aku paham, ia membujukku untuk melepas pelukanku secara halus.

Aku membalasnya dengan gelengan keras.

"A-Agin gak--gamau... Agi pergi.."

Agi mencoba memberi penjelasan. Meski berat, sungguh. Tapi pada akhirnya aku harus merelakan Agi pergi.

Dan hanya beselang tiga puluh menit, Agi benar-benar pergi.

Aku harap, dia tidak pergi dari hidupku.

Agina & Agintara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang