Maida mengusap lembut pipi Sania yang teraliri deras air mata. Maida tau hatinya sakit tapi Sania akan lebih terluka saat Maida mengutamakan egonya untuk kembali kepada Dr.Irfan.
Maida tak kuasa mengambil apa yang memang bukanlah haknya,terlebih Sania adalah gadis yang baik."Sania,Wallahi aku ikhlas jika kamulah wanita yang akan dinikahi Dr.Irfan,Wallahi aku ridho atas pernikahan kalian,bahagialah kalian,jagalah pernikahan kalian,aku berdoa semoga Allah melindungi keluarga kalian kelak."
Air mata Sania semakin menderas,dia tak bisa menahan sesak di hatinya,perlakuan yang begitu kejam terhadap wanita seperti Maida merupakan kehinaan terbesar bagi dirinya sendiri.
Brug!!!
"Sania!" Teriak Aliya
"Sania,bangun Sania! Sania apa kamu mendengarku!" Teriak Aliya mempertahankan kesadaran Sania.
"Ada apa dengan Sania,Aliya?" Tanya Maida.
"Kak Maida tolong jaga kesadaran Sania,Aliya akan menghubungi Mas Akram dulu."
•••
Tak lama dokter membuka pintu ruangan Sania."Keluarga pasien?"
"Saya ibunya dok."
"Pasien Sania Az-Zahra menderita Leukimia stadium akhir,dimana usianya hanya tinggal sebentar lagi ibu."
"Dok apa tidak ada cara lagi untuk menyembuhkan putri saya dok,saya mohon sembuhkan putri saya,berapa pun akan saya bayar."
"Ibu,yang harus ibu lakukan adalah banyak-banyak berdoa,sungguh tiada yang tidak mungkin jika Tuhan telah berkehendak."
"Ya Allah Sania." Tante Firda menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan,putri semata wayangnya akan meninggalkannya,ia tidak sanggup harus berpisah dengan Sania,Sania adalah bagian dari hidupnya.
"Tante Istighfar,serahkan semua kepada Allah,Allah Maha Segalanya."
"Dr.Aliya? Apa kamu Dr.Aliya? Kamu adalah dokter yang menangani operasi operasi suamiku bukan?"
Aliya ingat dengan wanita itu,tepatnya beberapa tahun yang lalu,sebelum Aliya menikah dengan Akram,tindakkannya yang begitu hebat menyelamatkan pasien penderita tumor di telinga yang ternyata adalah ayah dari Sania.
"Iya tante,saya Aliya."
"Dokter,tak bisakah kamu menyelamatkan anak saya seperti kamu pernah menyelamatkan suami saya dulu? Tak bisakah kamu melakukan itu?"
"Maaf tante,tapi Aliya bukan menangani bagian penyakit yang di derita Sania dan setelah menikah Aliya memutuskan untuk tidak bekerja lagi."
"Ya Allah,lalu kenapa kamu bisa membawa Sania kesini?"
Aliya menceritakan secara rinci mengenai semua peristiwa yang di lalui Sania. Tante Firda mendengarkan dengan seksama.
"Ma Syaa Allah,putriku,aku bangga dengannya,dia wanita yang baik,aku yakin kalaupun Sania pergi ia akan mendapatkam tempat indah di sisi Allah,aku tidak pernah mendidiknya agama Dr.Aliya,aku selalu sibuk dengan karierku,aku tidak pernah memperdulikan anakku,aku selalu menyia-nyiakannya,aku bukan ibu yang baik,mungkin Allah merasa iba dengan Sania,Sania yang baik tak pantas mendapatkan ibu sepertiku,mungkin dengan cara ini Allah akan menjaga Sania lebih baik dariku."
"Ma Qodarullah Khair,takdir Allah selalu baik,tante berdoalah dan memohon kesembuhan untuk Sania."
Drrttt..Drrttt..
"Sebentar tante Aliya ada telfon."
"Assalamualaikum mas."
"Waalaikumussalam,Maida sudah kembali ke rumah orang tuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]
General Fiction[follow sebelum baca] Kisah cinta tulus Maida Khairun Nisa kepada seorang pria yang membuatnya justru mendapat perlakuan tidak baik dari pria yang di cintainya,serta kehadiran orang lain dari masa lalunya yang akan merubah takdirnya. Saat dua cinta...