Seorang Jungkook Julio Ranggani Adalah homophobic karena suatu 'kejadian'. Ia membenci segala hal tentang BL/Yaoi/Dunia pelangi. Anime, game, kesukaannya. Ah, Taehyung Permana juga kesukaannya.
Bagaimana jika kesukaannya ini adalah seorang yang san...
Taehyung Pratama Permana. Keturunan asli Korea-Indonesia, membuat ia mendapat pahatan wajah sempurna dibandingkan orang Indonesia pada umumnya.
Tama, Pratama, Permana, merupakan panggilan Taehyung sejak kecil. Mengambil dari nama tengah dan belakangnya. Agar mudah diucap oleh teman sebayanya. Hanya seseorang yang memanggilnya dengan nama berbeda. Nama yang sama digunakan alm. Bunda nya dulu. Seseorang yang berhasil membuatnya tetap ada hingga saat ini.
‘Taehyung’
Saat nama itu terucap lagi setelah sekian lamanya, membuat ia terdampar sejenak ke masa lalu. Mengingat akan masa lalunya.
Kehilangan sang ayah di depan mata saat usianya belum genap 5 tahun membuat Taehyung menjadi lebih pendiam dibandingkan sebelumnya. Sejak itulah, bunda memanggilnya dengan nama Taehyung (terkadang tae atau taetae) yang artinya “Semua akan baik baik saja apapun yang terjadi”. Bunda Taehyung menjadi single parents dan berjuang menghadapi kerasnya dunia.
Walau tanpa suaminya
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
● ● ● ● ●
Hingga suatu hari, disaat ujian sekolahnya tiba, bunda Taehyung mendadak sakit. Ternyata, beliau terkena TBC kronis. Taehyung tak pernah tau akan penyakit bundanya ini. Bundanya sangat apik menyembunyikan penyakit sebesar itu darinya.
Memang benar ternyata, umur tak ada yang tahu. Tepat di hari kelulusan dari bangku Sekolah Dasar, bunda dipanggil ke sisi-Nya, diambil darinya. Taehyung terguncang saat itu.
Untungnya, sang kakek bersedia mengulurkan tangan rentanya untuk merawat Taehyung. Setidaknya, taehyung masih memiliki permata lain untuk menopang hidupnya.
. . . . . . . . . . . . . . . . .
Hingga.....
‘Tuhan tidak adil’ pikir Taehyung.
Sekali lagi, ia harus ia harus melihat orang yang ia sayangi meregang nyawa. Kakeknya meninggal saat ia berusia genap 14 tahun.
‘Didepan mata, lagi’ ia benci. Benci kenyataan bahwa ialah salah satu penyebab kakek terbujur kaku di jalanan ini. Kue bertuliskan “Happy Birthday Taetae” menjadi saksi biksu mati nya seorang Taehyung.
Taehyung memang mati. Hatinya. Ia berubah. Keras, dingin, tak tersentuh. Itulah definisi Taehyung Pratama Permana yang sekarang.
Balapan, dunia malam, berkelahi, menjadi kawan nya beberapa bulan setelah keluar dari selimut duka.
😢
😢
😢
😢
😢
● ● ● ● ●
1 tahun berlalu seperti ini membuat Taehyung benar – benar berbeda. Senyum kotak, tawa renyah, yang dulu menghiasi wajah tampannya telah hilang. Bahkan, ia tak dapat merasakan apapun di dalam hatinya.
Hampa
Kata itulah yang menggambarkan persaan Taehyung. Tangis? Air matanya bahkan sudah mengering bung. Ia lelah ingin pulang ke dekapan bundanya. Disaat ia berada di titik terjatuhnya tak ada seorangpun yang berusaha mengulurkan tangan. Teman – teman, kerabat, hanya mengatakan sabar, sabar dan sabar. Ayolah, kalimat omong kosong ini bahkan selalu Taehyung rapalkan dalam tarikan nafas.
Promoted stories
You'll also like
Taehyung muak. Lelah. Ingin mati saja.
Hingga tak terasa ujian kelulusan di depan mata. Membuatnya menunda keinginan itu, mengingat janjinya kepada sang kakek untuk tamat sekolah. Mengisi tiap slide soal dengan benar, hasilnya tak kalah memuaskan walau ia tidak menyentuh bukunya selama ini. Beasiswa untuk melanjutkan International Senior high school pun menjadi saksinya. Namun, ia tolak mentah – mentah. Untuk apa pikirnya. Toh, ia akan mengakhiri semua ini sebentar lagi.
Iya, sebentar lagi.
Tidak, Taehyung tidak bunuh diri seperti dulu. Ia tak ingin keluarga yang telah berpulang menolak kehadiran nya untuk ikut bergabung. Memilih bekerja, dan meninggalkan dunia remajanya.
. . . . . . . . . . .
Tuhan menyayangi mu Taehyung.
Lagi, datang lagi kerikil di jalannya. Usaha yang ia rintis mengalami kebangkrutan. Hutang piutang tak terasa menggunung membuatnya dikejar – kejar para lintah darat. Cara terakhir,
“Kurasa jatuh dari bukit ini bukan ide buruk”
SRAKKK....
Taehyung merasa tubuhnya setengah melayang. Awalnya berfikir bahwa itu adalah ulah penunggu bukit ini. Tersadar ada tangan yang menahannya. Mendongak, mendapati pemuda bersurai dark brown sedang berusaha menahan dirinya agar tidak terjatuh.
‘masih adakah yang perduli akan kehadiranku?’ Taehyung berujar dalam hati.
Ia pun menunda lagi rencana nya .
Taehung POV
“Hey bodoh! Baka! Kalau mau bunuh diri jangan ditempat orang!! Menyusahkan saja” Umpat pemuda di depanku.
‘Hell, siapa dia beranimengaturku’ desisku dalam hati.
“Selain bodoh kau juga tuli ya?” Pemuda itu bersungut marah.
“Ck, merepotkan” Aku mengabaikan ocehannya dan bergegas pergi.
“Hei!! Kau pria sejati kan?! Ada masalah harusnya kau hadapi!! Bukan bunuh diri!! Pengecut!!” Teriaknya
Sontak aku berbalik dan menghampirinya. Kutarik kerah bajunya dan menatap langsung matanya.
“TAHU APA KAU TENTANG HIDUPKU BRENGSEK??!!” Teriak ku tepat di mukanya.
Dia baru bertemu dengan ku hari ini, Mungkin belum genap 30 menit dengan mudahnya membaca seluruh kisahku dan menyimpulkan sesukanya.
”Tidak usah berteriak tuan, pendengaranku masih normal” Santai sekali dia menghadapi kemarahanku.
“Oh ya, jangan sok kuat deh, aku tau sekeras apapun hatimu kau yang membuatnya bukan orang lain. Dinding yang terbuat dari air mata mudah ditembus. Percayalah. Orang buta pun tahu kau si pengecut yang kesepian".
Aku tertegun akan ucapannya. “Ck... Sialan!” Aku melepaskan kerahnya dan segera pergi.
Niatku ingin pergi dan bunuh diri di tempat lain pupus saat tangannya menahanku. Merasa ada sesuatu yang ia selipkan, aku pun penasaran dan melihatnya. Sayup – sayup aku mendengar ia berkata.
Tunggu? Taehyung? “Bagaimana kau- Lhooo??” Aku berbalik dan tak menemukan siapapun. Kembali melihat tanganku, ternyata ada secarik kertas disana.
Ah..... ini...
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
(Ps : anggep aja tae masih kecil. Ganemu nemu soalnya hehe btw ini dibelakangnya ada nama tae & ortunya)
‘untung tidak jatuh, ini foto terakhir yang aku punya tentang mereka’ Batin taehyung.
“Sama – sama!!!” Teriak pria itu darikejauhan.
“ Siapa namamu??!!”
“Hmm.. Panggil saja aku Jungkook!! Aku akan bersekolah di International Senior High School tahun depan!! Akan ku tunggu kau disana!! Jangan mati ya, baka!” Teriaknya
Aku terkekeh pelan “ Terima kasih kookie!!” siluetnya menghilang dari pandanganku
‘ Dia menggemaskan’
Deg...
“Hah... Bunda... Tae rindu bunda, apa mungkin karena itu tae merasakan sesuatu yang berbeda hari ini? Rasanya seperti kehangatan bunda ada di tiap kata pemuda tadi” Monologku.
Menghembuskan nafas lelah, aku menatap langit senja. Begitu cantik, hangat, tentram. Sudah berapa lama aku tak merasakan hal ini. Sebenarnya, sudah berapa lama aku terpaku pada rasa pahit ini.
“Setidaknya, aku tak harus kehilangan kenangan terakhir tentang kalian” Ucapku sembari berlalu. “Kajja kita pulang ayah, bunda” Menatap foto usang yang ku genggam.
‘Ahh.. kurasa hari ini aku akan tidur nyenyak malam nanti’ batinku.
“Aku akan mencarimu Jungkook, pasti” Entah mengapa kalimat ini meluncur dengan mudahnya. Dan hari itu aku tetapkan.
Hatiku adalah milik ‘nya’ . . . .
.
“Oh iya, aku belum meminta ID line nya. Dasar bodoh!! Pabbo!!” Kurasa otak jeniusku tidak bekerja di hadapannya. Entahlah, walau sebentar logika ku seperti mati jika didekatnya.
Yah... Kita doakan saja agar si –gila- taehyung ini tidak kehilangan lagi.
Awas jika kau buat aku menderita lagi – taehyung
*senyum tak berdosa* Kau pantas menderita tae – me (KABOORR) TBC!! Untuk chap. Depan akan dikupas sedikit kisah kehidupan Jungkook Julio Ranggani!! Dont forget to Voment & Followme!! Luv u all!!