22 - Aku Rindu Ayah

6.5K 747 128
                                    

Bibi Shin terlihat gelisah sambil terus mondar-mandir kesana kemari di ruang keluarga, perasaannya belum bisa tenang semenjak Yerin pergi secara tiba-tiba dari rumah setelah membuka paketan yang ia berikan. Bibi Shin tak mengerti apa yang salah dengan isi dari paketan itu, yang kemudian membuat Yerin sontak melesat pergi tanpa menghiraukan panggilannya.

Taehyung baru saja datang beberapa menit yang lalu dan pria itu langsung masuk ke kamarnya seperti biasa tanpa bertanya apa Yerin ada di rumah atau tidak. Ya, memang seperti itu biasanya, dan itu tak membuat Bibi Shin heran sama sekali. Tapi sekarang situasinya berbeda, Yerin pergi dari rumah.

Bibi Shin hanya menatap kearah kamar Taehyung dilantai dua, berharap tuannya itu turun dan menanyakan apa Yerin ada dirumah? Apa Yerin sudah makan? Atau... Apa Yerin sekarang baik-baik saja? Ya, meski sepertinya mustahil tapi Bibi Shin sangat menantikan momen itu, terlebih malam ini.

Namun satu jam berlalu tidak ada tanda-tanda Taehyung akan keluar dari kamarnya, dilantai dua sana nampak sepi seolah tanpa penghuni karena Taehyung tetap berada dalam kamarnya. Sudah masuk jam makan malam, biasanya Taehyung keluar untuk makan malam bersama Yerin, tapi kali ini Taehyung belum juga keluar.

Merasa tak sabar, akhirnya Bibi Shin memutuskan untuk menghampiri kamar Taehyung. Seperkian detik wanitu separuh baya itu hanya diam menghadap pintu dihadapannya, meski dengan sedikit ragu akhirnya Bibi Shin mengetuk pintu itu dua kali. Taehyung langsung keluar dari balik pintu kamar itu setelah bunyi ketukan pintu itu terdengar mengusiknya yang tengah menata rambut. Taehyung baru selesai mandi.

"Ada apa, Bibi? Makan malamnya pasti sudah siap, ya?" Taehyung tersenyum kemudian menutup pintunya sebelum ia melangkah pergi. "Ayo, Bibi. Aku sudah lapar."

Dalam langkah mereka menuruni tangga, Taehyung nampak santai berjalan mendahului Bibi Shin yang tak bisa sedikit saja menyembunyikan wajah cemasnya, tapi bodohnya Taehyung justru tak sadar akan hal itu.

Taehyung menatap dapur yang nampak kosong, tak ada sosok Yerin yang biasanya berdiri diseberang meja, atau tengah sibuk mengangkat masakannya dari wajan. Di meja itu juga hanya ada semangkuk sup ayam, sepiring kimchi dan juga nasi. Bibi Shin memasaknya dengan buru-buru tadi, tak ada menu lain.

"Yerin-ssi belum pulang bekerja?" tanya Taehyung sambil menarik kursi makannya, kemudian duduk disana.

"Nyonya—"

"Tak apa. Aku lapar, sup ayam pun tidak masalah."

"Nyonya belum pulang, Tuan." Jelas Bibi Shin.

"Ya, aku tau."

Bibi Shin menarik napasnya, sebenarnya gemas dengan dirinya sendiri yang tak bisa berbicara dengan benar. "Sebenarnya tadi nyonya sudah pulang, namun ia pergi secara tiba-tiba setelah membuka sebuah paket yang aku berikan."

"Paket? Paket apa?"

"Aku tidak tau pasti, tapi paket itu aku terima siang hari ini. Kotaknya berukuran kecil, ah tapi tidak juga terlalu kecil. Nyonya pergi begitu saja setelah melihat isi dari paket kiriman itu, hingga detik ini nyonya belum juga pulang. Aku sudah mencoba menelponnya, tapi nomornya tidak bisa dihubungi."

Taehyung terdiam, nampak tengah mencerna apa yang baru saja bibi Shin katakan.

"Tuan, bukankah akan lebih baik jika Tuan, ah tidak, maksudku kita pergi untuk mencari nyonya? Aku sangat mengkhawatirkannya. Tidak baik wanita hamil keluar pada waktu malam hari seperti ini, akan sangat berbahaya untuknya, Tuan."

Taehyung mengurungkan niatnya untuk mengambil sumpit untuk kemudian memakan makanan itu. Ia justru melirik jam dinding di ruangan tengah, perasaannya ikut berubah cemas ketika melihat jarum jam menunjukkan pukul sembilan malam.

Just, Give Me A Baby (M) - TaeRinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang