Mina PoV
Ini adalah hari minggu, delvin masih berhibernasi dengan anaknya. Semalam raka masuk kamar kami dan seperti biasa masih tidur hingga sekarang. Kami tidak merencanakan apapun hari ini mungkin akan seharian dirumah jika raka tidak rewel mengajak ayahnya jalan-jalan.
Aku sedang mencuci baju ketika raka turun dari tangga sambil mengucek matanya. Dia memeluk kakiku tiba-tiba mmebuatku kaget dan tertawa karena berhasil mengagetkanku.
" raka udah bangun? Ayah mana?" tanyaku.
Dia menunjuk arah kamar itu berarti delvin masih tidur. Kau mengajaknya ke meja makan bahan makanan habis hari ini maka dari itu hanya ada roti yang tersisa mungkin akan cukup mengganjal perut hingga nanti kita berbelanja.
"raka mau selai apa?" tanyaku.
"mau coklat, tapi raka oles sendiri" ucapnya.
Aku memberikan selai coklat padanya. Kemudian susu sebagai minuman pagi. Dia kadang akan meminta selai kacang juga itu kesukaannya juga. Aku bergerak membangunkan delvin.
Aku menggeleng kepala tidak percaya bisa-bisanya dia tidur begitu lama dengan posisi yang sama. Aku menepuk nepuk pipinya.
"bangun! Waktu tidurnya udah habis" ucapku. Dia masih tidak bergeming.
"bangun atau aku kempesin ban mobil baru kamu" ancamku sukses membuatnya berdiri seketika.
"apa-apaan mobil ikut jadi mangsa" ucapnya.
"turun sana, nggak malu sama anak udah bangun duluan" ucapku aku berjalan keluar dengan delvin yang memeluk ku sepanjang berjalan membuatku risih.
Raka melihat delvin seperti ini saja tertawa. Dia bilang ayah kayak koala dia melanjutkan makannya. "kok cuma roti?" tanya delvin.
"bahan makanan habis makanya aku bangunin kamu buat bantuin aku belanja" ucapku. Kulihat ekspresinya berubah mencebik.
"tapi kalo nggak mau juga nggak papa aku bisa pergi sama raka, ya kan ka?" ucapku raka mengangguk antusias aku menciuminya kemudian membawa raka ke kamar mandi untuk mandi tentunya.
Setelah selesai menyiapkan raka aku mandi dan menjemur pakaian sebentar. Ketika melihat raka di depan tv delvin sudah berpakaian rapi dan bau badan yang wangi.
Aku menepuk pundaknya "mau kemana?" tanyaku.
"ya mau belanja sama kalian lah" ucapnya.
"kamu nggak mandi?"
" udah kok, makanya sini cium udah wangi gini dibilang belum mandi" sengitnya.
"kapan mandi nya?" gumamku lalu berjalan ke mobil dengan raka yang di gendongan delvin.
"kok pakek mobil itu? Pakek mobil baru nih" ucapnya.
Aku menurut saja lagian aku juga belum pernah naik mobil baru itu. Raka duduk di belakang aku membawa biskuit kesukaannya dan dia makan itu dengan tenang.
Kami menuju ke pusat perbelanjaan dan raka dengan senang menggandeng tangan kami. Aku langsung mengambil troli dan bergerak ke rak bahan makanan.
Raka menarik ayahnya ke tempat makanan ringan. Anak itu suka makan makanan ringan sudah kerap kali aku melarangnya untuk jangan terlalu sering makan makanan ringan tapi aku harap delvin memberi tahunya jika raka mengambil snack lagi.
Aku berjalan sambil melihat list yang kubawa, aku selalu mencatat apa yang habis dirumah jadi itu memudahkan ku karena aku kadang juga melupakan beberapa barang.
Disisi lain raka sedang asik memilih ice cream delvin hanya menurut saja ketika putranya menarik-narik tangannya.
" eh ma lihat deh tuh ganteng banget"
"eh iya yang bawa adek itu ya?"
"jeng itu kok ganteng"
"ganteng gitu bawa anak"
"adik nya kalii"
Bisik para wanita yang melihat delvin. Seketika dia diserbu para ibu-ibu yang mendekatinya. Ketika raka menginginkan kue di rak yang hanya satu delvin mengambilnya dan berbarengan dengan seorang wanita paruh baya yang terlihat menor.
"eh mau ambil ya, yaudah ambil aja nak" ucap wanita itu.
"emm ka kita beli kue ya di toko samping butiq bunda aja ya" tawar delvin. Membuat raka mencebik kesal.
"udah nggak papa ambil aja" ucap ibu itu.
"nggak papa, anda saja yang ambil nanti saya beli kuenya di toko lain saja" ucap delvin menolak.
"aduh sopannya. Ini adek kamu ya?" tanya wanita itu lagi.
Delvin tersenyum geli menanggapi pertanyaan itu. Membuat wanita itu berkesimpulan jika memang benar itu adiknya. " bundaaa" pekik raka ketika melihatku yang memilih buah di rak pendingin.
Dia berlari kearahku dan aku berjongkok untuk meraih tubuh kecilnya takut jika dia menabrak troli.
"aduh, kamu lari kenceng banget. Ayah mana?" tanyaku.Aku melihat delvin berdiri dengan wanita itu di depannya yang menatapku dengan tatapan tidak percaya. "jadi dia anak kamu?" tanyanya pada delvin membuat delvin mengangguk pelan.
"bunda tadi raka minta kue, kuenya tinggal satu trus ayah bilang kuenya buat ibu itu aja, rakak kesel sama ayah" adu raka padaku.
"yaudah nanti kita beli di toko lain aja ya nanti sekalian beli baju buat raka" ucapku mengusap rambut raka pelan dia mengangguk antusias.
Delvin berjalan kearahku dan berniat mengambil tapi raka masih dalam mode merajuk.
"dia marah" aku memberi tahu delvin dengan gerakan bibir. Dia paham.
"ka, tadi katanya mau belin mainan kok nempel sama bunda" bujuk delvin.
"ndak mau sama ayah, sama bunda aja" ucap raka.
"kasian bunda gendong kamu, kamu itu berat" ucap delvin raka menatapku dan aku hanya memberikan senyuman.
"raka mau naik troli aja ndak mau sama ayah" ucapnya.
"yaudah raka naik troli" ucap delvin.
Kami berlalu menuju rak terakhir yaitu minuman. Kami membeli susu untuk raka dan susu sapi untuk aku dan delvin karena kadang kami minum itu juga.
"dia mau kue apa sih?" tanyaku.
"kue brownis yang biasanya kamu beli di samping butiq itu"
"oh itu"
Kami membayar belanjaan lalu pergi ke toko kue untuk membelikan raka kue yang dia minta. Dia benar-benar kesal pada ayahnya bahkan untuk sekedar mengganti ekspresi saja tidak mau.
" kita main ke taman yuk" usulku.
Raka mengiyakan dengan antusias delvin membelokkan mobil kearah taman dan memarkirkannya di tempat yang teduh. " bunda raka mau main ayunan" ucapnya menarikku dan menunjuk nunjuk arah ayunan.
"aduh kaki bunda sakit ka, mainnya sama ayah aja ya" ucapku. Ini juga bagian usaha mendekatkan nya kembali. Raka menatap delvin dengan senang hati delvin menggendong raka ke arah ayunan.
Aku tersenyum ketika raka tertawa lepas ketika delvin mendorong ayunan nya. "jangan kuat-kuat dorong nya"
"hati-hati" teriakku berkali-kali. Aku hanya takut mereka terluka. Bermain kejar kejaran selanjutnya. Sepertinya mereka akan haus aku akan ambil minum dulu.