Ara itu dingin. Jaehyun akui itu. Meskipun enggak dingin-dingin banget, tapi kalau dibandingkan sama cewek-cewek yang pernah dekat sama Jaehyun, Ara adalah cewek paling dingin.
Ara enggak suka skinship.
Ara enggak suka digombalin.
Ara enggak suka romantis-romantisan.
Tapi ada kalanya Ara jadi clingy ke Jaehyun, dan ini yang bikin Jaehyun was-was sendiri. Contohnya sekarang, di Minggu pagi menjelang siang yang cerah ini Ara dan Jaehyun masih tiduran di kasur.
Sebenarnya Jaehyun pengen bangun, soalnya dia kelaparan. Tapi masalahnya, Ara enggak mau melepas pelukannya. Ara malah sempat ngancam enggak mau skinship sama Jaehyun selama sebulan, kalau Jaehyun berani melepas pelukan mereka.
Kan Jaehyun enggak mau. Yakali enggak skinship sebulan, bisa gila dia.
"Ara, masih mau peluknya?" tanya Jaehyun hati-hati, takut menyinggung perasaan Ara.
Ara yang lagi memejamkan mata, cuma berdeham sebagai jawaban. Cewek itu membenamkan wajahnya di ceruk leher Jaehyun, sambil menikmati aroma tubuh Jaehyun yang tetap wangi meskipun baru bangun tidur.
"Gue laper. Tapi gapapa deh mendingan mati kelaparan, daripada harus enggak skinship sama lo," sindir Jaehyun.
Ara membuka matanya, kemudian sedikit menjauhkan kepalanya buat menatap Jaehyun. "Maksud lo? Lo enggak suka kayak gini? Yaudah, kalau gitu—"
"Enggak, sayang, enggak." Jaehyun menarik kepala Ara supaya ke posisi semula dengan sedikit kasar. "Kayak gini aja gapapa, nanti gue kenyang sendiri."
Ara berdecih pelan. Lalu cewek itu bangun, terus menatap Jaehyun sedikit sinis. "Yaudah, makan sana."
"Enggak apa-apa, serius. Nanti aja—"
"Gue juga laper." Ara beranjak dari tempat tidur, lalu menguncir rambutnya yang panjangnya hampir sepinggang karena udah lama enggak potong rambut. "Gue pengen potong rambut deh, jadi sebahu," kata Ara tiba-tiba.
"Kenapa emangnya? Kok tiba-tiba?" Jaehyun ikut beranjak, lalu meraih kausnya dan memakainya. Fyi, Jaehyun kalau tidur jarang pakai baju soalnya enggak nyaman. "Lo lagi putus cinta?"
Ara menghela napas panjang. Sabar. "Gue putus cinta karena apa?"
"Siapa tau sama pacar lo."
Ara senyum paksa. "Lo nanya gini maksudnya serius, atau cuma bercanda? Tapi kalau lo ngasih izin gue buat pacaran, oke, gue bakalan cari pacar."
"Eh, lupa, lo kan istri gue." Jaehyun ketawa. "Kenapa nih istriku tercinta, kok lo tiba-tiba pengen potong rambut?"
"Mulai gerah aja," ungkap Ara seraya melangkahkan kaki keluar dari kamar. "Gue pengen makan pasta yang minggu lalu lo bikin," kata Ara.
Jaehyun yang jalan di belakang, berhenti melangkah. Matanya menatap Ara yang berjalan menuju living room. "Maksud lo, gue yang masak?"
Tanpa ragu Ara mengangguk.
"Yang istri tuh siapa sebenernya?" cibir Jaehyun. "Di OLX bisa tuker-tambah istri enggak, ya?"
"Kalau bisa, lo udah gue tuker duluan sama suami yang lebih baik," sahut Ara.
"Enggak bakalan ada, karena gue suami terbaik." Jaehyun melanjutkan langkah menuju dapur. "Udah kerja cari duit, di rumah juga kadang disuruh mengerjakan pekerjaan yang harusnya dilakukan seorang istri. Padahal lo pengangguran, tapi gayanya kayak orang paling sibuk sedunia," dumel Jaehyun.
Ketika Jaehyun hendak mengambil panci, di kakinya terasa ada yang lewat. Jaehyun lekas menunduk, matanya langsung melotot waktu melihat makhluk kecil berwarna cokelat ada di samping kakinya. "Anjing, kecoa!" teriak Jaehyun, terus buru-buru lari menghampiri Ara.
Ara menoleh dengan wajah sinis. "Jef please, lo sama kecoa gedean lo."
"Gajah sama semut gedean gajah, tapi gajah kalah sama semut," oceh Jaehyun. "Ambil kecoanya sana," suruh Jaehyun sambil naik ke atas sofa karena takut kecoa.
Ara memutar bola malas, kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan menuju dapur untuk menyingkirkan kecoanya. "Katanya kalau kecoa muncul siang-siang, berarti ada sarangnya."
Jaehyun melotot. "KATA SIAPA?!" tanyanya, panik.
"Enggak tau, gue pernah baca di mana gitu, lupa." Ara tersenyum bangga kala melihat badan kecoanya udah terbalik, jadi dia enggak perlu susah-susah mengejar kecoa. Ara jongkok, terus mengambil kecoanya dengan santai. "Sama makhluk sekecil ini, lo takut?" Ara menggoyang-goyangkan kecoa di tangannya.
"Buang!" tegas Jaehyun.
Ara ketawa, lucu melihat ekspresi ketakutan Jaehyun. Lalu cewek itu berjalan menuju kamar mandi, dan membuang kecoanya ke kloset.
Sementara itu Jaehyun di living room, menghela napas lega. Beruntung dia punya istri pemberani kayak Ara. Coba aja Jaehyun waktu itu jadi nikah sama Rose, bisa-bisa mereka panik barengan kalau ada kecoa kayak sekarang.
Jaehyun enggak bisa membayangkan, mereka manggil petugas damkar supaya membantu mereka ngusir kecoa. "Beruntung ya gue, punya istri kuat dan pemberani kayak hulk," puji Jaehyun sembari mengacukan kedua jempolnya.
"Lo mau gue pukul?"
Sontak Jaehyun nyengir lebar, dan kembali ke dapur untuk memasak pasta permintaan Ara. "Kalau gue dipukul, nanti lo enggak bisa makan pasta."
Ara berdecih pelan. Dia mencuci tangannya, terus duduk di kursi pantry karena ingin memperhatikan Jaehyun yang memasak. Ara menopang dagu, netranya mengikuti pergerakan Jaehyun yang sibuk masak. "Belajar masak dari siapa?"
"Youtube. Soalnya dari dulu gue suka ditinggal sama mama papa, jadi udah terbiasa masak buat diri sendiri," jelas Jaehyun. "Masak itu basic skill, jadi enggak peduli cewek atau cowok, harus bisa masak seenggaknya buat diri sendiri."
"Lo lagi nyindir gue?"
Jaehyun mengangguk. "Bagus kalau lo kesindir." Cowok itu menoleh, menatap Ara. "Belajar masak, ya. Gue enggak maksa sih, tapi ya ... masa nanti kalau ditinggal sendirian, lo mau kelaparan karena enggak bisa masak?"
"Kan ada go-food."
"Kalau enggak ada go-food gimana?"
"Ada grab-food."
"Asu. Ngeselin sekali kamu, istriku." Jaehyun senyum paksa.
Ara ketawa pelan. "Tapi kayaknya bener deh, lo suami yang baik."
Jaehyun kaget. Bingung harus bahagia atau curiga, soalnya Ara jarang-jarang muji dia terang-terangan kayak gini. "Lo ada maunya, ya?" tuding Jaehyun.
"Lo sehari aja gak bikin gue kesel, bisa?"
"Enggak bisa, karena bikin orang kesel adalah passion-ku," seru Jaehyun. "Eh, si Wooyoung ada cerita ke lo enggak?"
Ara menaikkan sebelah alisnya. "Cerita apa?" tanyanya, kebingungan.
"Oh, enggak ya?" gumam Jaehyun. "Bagus deh dia enggak cerita."
Ara diem, soalnya dia enggak mendengar ucapan Jaehyun. Pandangan Ara kali ini tertuju ke punggung Jaehyun. Ara senyum simpul, mengingat momen waktu Ara memeluk Jaehyun dari belakang dan menyandarkan kepalanya di punggung lebar Jaehyun. "Jay," panggil Ara.
Jaehyun mengerjap. "Tumben? Biasanya Jeff," kata Jaehyun tanpa membalikkan badannya untuk menatap Ara.
Ara beranjak dari duduknya, lalu berjalan menghampiri Jaehyun dan memeluk pinggang cowok itu dari belakang.
Jaehyun kaget. Jelas. Ara hari ini aneh banget.
Jaehyun membiarkan Ara memeluknya dari belakang, kayaknya lagi ada sesuatu yang mengganggu perasaan Ara. "Lagi kepikiran apa?" tanya Jaehyun lembut.
"Enggak tau," jawab Ara. "Tiba-tiba aja gue ngerasa bakalan kehilangan lo."
"Enggak. Gue akan selalu ada sama lo," ucap Jaehyun, menenangkan Ara. "Enggak usah mikirin itu."
"Jaehyun," panggil Ara.
"Apa?" sahut Jaehyun.
"Gue sayang sama lo."
Jaehyun terdiam. Entah kenapa, rasanya sedih ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulut Ara barusan.
Gue sama Ara bakalan bareng-bareng terus, kan?
itzrdwn_
30 Agustus 2021
20.10tebak ending, menurut kalian ending cerita ini bakalan happy atau sad ending?