TOD

17 5 0
                                    

Kelas XII IPA 3 menikmati jam kosongnya. Jarang sekali kelas dua belas seperti ini ada jam kosong. Jika di kelas sebelah murid-muridnya menghabiskan jam kosong dengan membaca buku, berbeda dengan kelas Ashila yang anak-anaknya berjoget didepan kelas sambil mendengarkan musik dangdut. Ada juga cewek-cewek yang sedang ngerumpi, atau para anak cowok yang memojok di belakang kelas menonton video—kalian tahu sendiri pastinya.

"Shil! Gue tantangin lo main TOD yuk!" Ajak Vanya.

"Buat apa sih nggak penting banget" Ashila mengacuhkan Vanya.

"Buruan kali ini aja" paksa Vanya.

"Ya udah deh" Vanya memutar pensil dan menunjuk ke arah Ashila.

"Kena ke lo deh, sekarang lo pilih truth or dare?" Tanya Vanya menggebu. Ashila berpikir dua kali. Kalau seandainya dia memilih truth bisa mati dia kalau pertanyaan Vanya aneh-aneh.

"Gue pilih dare aja lah" ucap Ashila mantap.

"Okey, kalo gitu tantangannya... lo kenal Rian kan?" Tanya Vanya memastikan.

"Rian? Anak IPA 1 maksud lo?" Ashila mengernyit.

"Iyalah Rian siapa lagi? SMA Perwira yang namanya Rian juga cuma dia kali"

"Terus gue suruh ngapain?"

"Karna lo kalah tantangan dari gue, lo harus ngasih special gift buat Rian"

"Apa?! Gila kali lo! Rian itu deket sama Raka. Jadi mana mungkin gue ngasih seauatu ke Rian" Ashila tidak mau menerima tantangan dari Vanya, karena bagi dia itu suatu hal yang bodoh.

"Terus kenapa kalo Rian deket sama Raka? Ketauan kan kalo lo suka sama Raka?"

"Enggak"

"Ya udah apa susahnya?"

"Emang gak ada tantangan lain apa?"

"Kan gue yang ngasih dare-nya, ya lo sportif dong."

"Gila aja kali otak lo!" Gerutu Ashila masih tidak terima.

"Daripada gue suruh lo joged di tengah lapangan basket?"

"Ya gak gitu juga kali!"

"Tuh malu kan lo? Gue gak bakal bikin reputasi lo di SMA Perwira ini turun."

"Serah lo!"

"Okey, tantangan yang pertama deal?"

"Iya udah gue mau. Demi lo! Jangan bawel" Ashila mengalah dari egonya.

"Nah gitu dong. Jangan cemberut juga kali, muka lo kaya monyet gak dapet pisang deh"

"Bacot ah lo!"

"Pokoknya besok lo harus ngejalanin tantangan gue! Gak mau tau"

"Iya bawel"

Ponsel Ashila berdering. Tidak perlu lama ia membukanya, terdapat satu pesan baru dari Raka.

Alin nanti pulang bareng sama aku. Jangan kemana-mana!
-Raka Mahardika

Ashila tak kunjung membalas pesan itu. Hanya di lihatnya lalu kembali ia matikan ponselnya. Bel istirahat berbunyi nyaring. Seperti biasa, dua sejoli itu menuju kekantin.

***

Tepat bel pulang sekolah, Raka sudah berdiri di depan kelas Ashila. Para murid perempuan di kelas Ashila histeris melihatnya.

"Itu Raka pasti nungguin gue,"

"Aduh Raka sweet banget sih!"

"Mimpi apa gue semalem ketemu Raka di siang bolong?"

Dan bla bla bla...

Ashila sengaja keluar terakhir dari kelas. Sadar diri tidak ingin menjadi sorotan murid-murid perempuan. Raka yang telah lama menunggu akhirnya masuk ke dalam kelas Ashila.

"Lama banget sih? Ayo buruan!" Raka mengomeli Ashila.

"Selow sih, daripada ntar penggemar kamu makan aku kan bahaya!" Ucap Ashila.

"Biarin gak penting!"

Akhirnya Ashila dan Raka berjalan beriringan keluar kelas menuju parkiran sekolah.

***
Vomment nya ya guys,. Sarannya buat cerita aku gimana nih. Kayanya rada boring gitu ya??

Salam hangat dari Areenita okey

Supernova Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang