AdriTha 32

7.3K 304 14
                                    

'Aku akan menjadi aku yang baru untukmu, biarkan aku egois menitahmu melupakan aku kala itu.'

-Adrian Muhammad Arsy

***

Adrian telah sampai di tengah usahanya menuju balkon, ia menghiraukan derasnya hujan yang membasahinya, ia tak peduli pada apapun yang terjadi pada dirinya, ia hanya ingin menemui Aletha, hanya itu.

"Jangann!!" teriak Aletha menatap ke arah lelaki yang kini masih berusaha untuk menemuinya.

Kepala Adrian menengadah ke arah Aletha, matanya sayu, lalu ia tersenyum tipis ke arah perempuan yang memasang raut wajah khawatir dengan mata sembabnya. Kemudian pening tiba-tiba saja ia rasakan, pegangan tangannya pada sela-sela tembok melemah, kini matanya terpejam tak bisa ia tahan, pegangannya terlepas, kesadarannya hilang.

Bruggg!!!

"Adriaannn!!!!!" teriakan Aletha dengan tangisnya yang meledak.

***

Aletha mondar-mandir di depan pintu bertuliskan 'UGD' , sudah sejak satu jam yang lalu dokter tak juga keluar dari ruangan tersebut. Tetesan air bening tak berhenti menetes dari matanya, hatinya bergejolak dengan rasa bersalahnya pada Adrian, yang menyebabkan lelaki itu ada di tempat ini sekarang.

"Atha, duduk dulu sayang, kamu coba tenang," ucap Susan, merangkul gadisnya lalu menuntunnya pada kursi tunggu.

"Aletha takut Adri kenapa-kenapa mah, ini salah Atha!" Aletha merengek, batinnya tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri.

"Lebih baik kamu berdoa untuk dia Tha..." Susan menatap anaknya lekat, Aletha membenarkan perkataan ibunya tersebut, ia menunduk, memejamkan matanya, merayu Tuhan agar lelaki itu akan baik-baik saja.

"Kamu gapapa disini dulu sendiri? Mama mau urus administrasi Adrian," ucap Susan mengelus lembut rambut Aletha.

"Iya mah," Aletha menyungginggakan senyuman, lalu kembali menundukkan kepalanya yang bertumpuan pada kedua lengannya yang dilipat.

Sesekali gadis itu menengok ke arah pintu yang belum juga terbuka, pikirannya kalut, ia khawatir akan banyak hal. Ia takut.

"Kau apakan anak saya?!" tiba-tiba saja teriakan itu terdengar jelas di telinga Aletha membangunkan lamunannya.

Mona berjalan cepat menuju Aletha, matanya melotot seperti hendak mengeluarkan kedua bola matanya.

Aletha terkejut, ia hanya menunduk saat keluarga Adrian datang, termasuk Luna yang juga ada di antara mereka.

"Maaf tan, om..." ucap Aletha lirih, cairan bening keluar dari sudut matanya.

Tangan Mona melayang hendak mendaratkan tamparan pada pipi kanan Aletha. Gadis itu hanya memejamkan matanya, tak berniat menghindar.

"Berhenti!!!" Alvaro yang baru saja datang dan melihat kejadian tersebut segera menahan tangan Mona.

Reyna dan Bela berlari memeluk Aletha. Mencoba menenangkan gadis yang kini terisak. Lalu mereka membawa Aletha menjauh dari situ, membawanya ke tempat yang lebih bisa membuatnya tenang.

My Boyfriend is Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang