EMMA MARIOLINE

32 12 0
                                    

"jam berapa si nih,  kok abang belum jemput juga" ucap emma,  sambil terus melihat jam ditangannya yang menunjukan pukul 15.40

Sore itu adalah hari kamis,  seperti biasa emma pulang sekolah jam 15.15, emma terus menunggu kehadiran abangnya yang biasa menjemputnya, namun kali ini abang nya belum datang jugatapi tidak mengabari emma.

"tumben banget nih orang telat kagak ngabar ngabarim"

Sekolah pun sudah semakin sepi,  hanya sisa beberapa orang dan itupun adalah anak ekskul, terkecuali emma dia tidak menyukai kegiatan apapun di sekolah nya, tidak suka olahraga, seni ataupun yang lainnya.

Gadis mungkil itu terus memasang wajah kesal nya sambil duduk di tempat tunggu depan gerbang sekolah,

15.45

16.00

16.25

"abang mana si,ya ampun awas aja kalo ketemu gue bejek2 tuh rambutnya yang sok keren! " ucap emma kesal.

Karena jam sudah menunjukan jam setengah lima,akhirnya dengan hati kesal emma memutuskan untuk naik angkutan umum saja, dia tidak memikirkan lagi apakah abangnya akan datang atau tidak.

"bodo amat ah sama bang dafi, gua naek angkot aja! "

Baru beberapa langkah gadis itu melangkah , sudah ada motor berhenti tepat di depan nya,  ya itu adalah....

"erlan? "
Erlan adalah teman seangkatan emma, dia tampan, tinggi, keren,  ketua osis dan merupakan cowo yang di incar oleh banyak teman emma di sekolah.

"ngapain lo, kok belum balik? " tanya erlan sambil melepas helm nya.

"hmm iya nih abang gue belum jemput" jawab emma.

"gila lama juga lo nunggu, dah balik bareng gue aja"  balas erlan.

Terlihat senyum lebar,bukan di wajah emma tapi di hatinya hehe,  wajar saja gadis mungil itu sudah lama mengagumi sosok erlan,  akhirnya tanpa berfikir panjang emma naik ke motor erlan.

-di jalan

"oh rumah lo di daerah mangga II,  deketan dong kita" ucap erlan memulai obrolan.

"oh ya?,  lo dimananya lan? " balas emma.

"gue di blok G nya" timpal erlan santai.

Terlihat jelas dari spion senyum semringah emma,  dia sangat senang bahwa rumah erlan dekat dengan nya 2 tahun satu sekolah dengan cowo tampan itu, emma sama sekali tidak tau alamat rumah erlan, dasar emma.

"kok lo senyum2 ada yang lucu ya? Hehe" ucap erlan meledek.
"hah eh e enggak enggk,eh oya kok lo tadi baru balik? " tanya emma mengalihkan.

"biasa osis,  bentar lagi kan ada pensi" jawab erlan keren seperti biasa nya.

"oh iya ya"

Setelah sampai di depan rumah emma,  mereka pun berpisah emma mengucapkan terimakasih ke erlan.

"makasi lan"
"iya sama2, laen kali kalo ga di jemput bareng gue aja lagi, kan rumah kita deketan"

Makin terpancar pipi merah di wajah emma, dia hanya membalas erlan dengan senyuman, sambil menahan sejuta perasaan bahagia yang  sedang ia rasakan,  berlalunya motor erlan semakin jauh semakin membuat pandangan emma berbinar binar,setelah motor yang baru ia tumpangi itu benar2 pergi ia baru masuk ke rumah nya.

"mah, emma pulang! "
"lah kok sepi si, bang mah? "

Rumah emma hari ini sepi, tidak ada seorang pun di rumahnya.

"kok gak ada orang, pada kemana ya?

Lalu emma mengeluarkan hp yang ada di tas nya,  sambil melepaskan sepatu,  dia terus menghubungi nomor ibu atau abangnya.

"nomor yang anda tuju sedang tidak aktif cobalah beberapa saat lagi  the num....  Tuuut tuuutt"

"nomor yang anda tuju tidak menjawab silahkan tinggalkan pesan"

Nomor ibu dan abang nya emma sama sama tidak bisa di hubungi semakin membuat emma kesal dan khawatir.

Jam 18.00

Ibu dan abangnya emma masih belum ada kabar,  emma sudah tanya tetangga tadi katanya mereka pergi dengan buru buru,   biasa nya jika ibu nya emma pergi ia suka menaruh secarik kertas di depan kulkas yang berisi pesan dari nya, tapi kali ini tidak.  Ada apakah?

Muka emma yang tadinya senang setelah bertemu erlan,  dan siap marah juga saat masuk rumah karna mengingat abangnya yang tidak menjemputnya hari ini, tapi sekarang berubah menjadi wajah yang penuh kekhawatiran.

Jam 18.35

"triingg..  Tringgg"
Bunyi nada dering hp emma.

»mamah call«

Emma segera menjawab panggilan itu

"hallo mah, dimana?  Sama abang ga?  Kok belum pulang,  emma sendirian nih " ucap emma tanpa berhenti.

"pa pah meninggal"

Setelah emma mengeluarkan semua pertanyaan yang ada di hati nya,  kini telfon itu berganti menjawab nya,  jawaban yang benar benar membuat emma tersenggak diam,  dia suara laki laki yang memberitahu emma bahwa papahnya meninggal ya dia adalah abangnya emma.

Suasana seketika hening emma berhenti mengucapkan kata kata,  yang terdengar dari suara telepon itu hanyalah suara teriakan tangisan mamah nya,

Papah meninggal,

Itu adalah kata kata yang tak pernah terbayangkan oleh emma.

Emma gadis mungil yang biasa nya ceria itu kini,  hanya bisa diam tak berbicara, perlahan mata nya mengeluarkan air mata hp yang tadi nya ia genggam dengan kuat kini, ia genggam dengan lemas dan hampir jatuh, badannya lemas selurunya.

"papaaahhhh!!! " teriak emma sambil meringikk..

Hari ini jam 18.35 emma benar benar terpukul, tak pernah terbayangkan sosok ayah yang selama ini menemaninya, kini telah tiada.

-

FOUR MILESTONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang