- POV Keisha -
Malam ini adalah malam terakhir di bulan Ramadan. Biasanya, Kaffa akan standby di depan rumahku untuk mengajakku memutari kota sembari mendengarkan gema takbir. Walau malam takbiran di kota tidak pernah semeriah di kampung, tapi dengan Kaffa, tidak pernah ada hal yang biasa saja.
"Jangan tidur dulu. Aku mau jemput"
Sebuah pesan masuk ke handphoneku. Tentu saja Kaffa.
"Aku udah siap", aku membalas
"Jangan pake baju hitam"
"Nanti cantik?"
"Dengan atau tanpa baju hitam kamu tetap cantik, Kei"
"Lalu?"
"Jangan pakai baju hitam. Pakai baju tidur aja. Aku ngga jadi jemput, hehehe"
"Kenapa?"
"Ban motorku bocor"
"Di Paris ngga ada tukang tambal ban?"
"Ada. Tapi abangnya lagi takbiran"
"Hahaha..."
Tidak ada satu keajaiban pun yang membuat Kaffa bisa hadir disini. Bahkan andai tukang tambal di Paris tiba-tiba sakit perut dan kembali lebih awal, Kaffa tetap tidak akan datang.
Aku rindu, Kaffa. Aku rindu.
"Udah siapin baju untuk besok?", Kaffa kembali membalas.
"Besok ada apa?"
"Loh? Lebarannya diundur?"
"Lebarannya diundur sampai kamu pulang"
"Ngga. Ngga. Ngga. Aku udah bilang panitia lebaran dengan atau tanpa aku lebarannya harus tetap jalan"
"Kok maksa?"
"Iya. Soalnya aku udah beliin kamu baju buat lebaran"
"Mana? Kok aku ngga nerima?"
"Tunggu"
*Ting Nong*
Secara tiba-tiba bel dirumah berbunyi.
"Keishaaaa", Mama berteriak dari bawah memanggilku.
"Ya, ma?"
"Ada paket. Untuk Keisha cantik kata abangnya"
"Isinya apa ma?"
"Tulisannya sih baju lebaran"
Aku mengambil paket itu dan bergegas untuk kembali ke kamar.
Ternyata yang ada didalam paket itu adalah baju lebaran. Sebuah baju yang benar-benar baju lebaran. Baju lebaran yang ku maksud ini adalah sebuah kaos polos berwarna hitam dengan tulisan putih "Baju Lebaran".
Ini pasti adalah baju yang dimaksud oleh Kaffa.
Dasar! Kebiasaan deh bikin sesuatu yang aneh-aneh.
"Aku udah dapat bajunya", aku mengirim pesan kepada Kaffa.
"Bagus ngga?"
"Ngga. Tapi aku suka! Makasih, Kaffa"
"Hahahaha.... dipakenya besok aja"
"Kalau mau pake sekarang?"
"Jangan, nanti panitia lebarannya repot kalau lebarannya harus dimajuin malam ini"
"Tapi aku mau pake sekarang"
"Yaudah, pake aja. Tapi diam-diam. Jangan ketahuan mama. Nanti mama ngelapor ke panitia lebaran"
"Siap pak!"
"Hahaha... selamat lebaran, Kei! Jangan dulu lebar-an"
"Iyaaa! :)"
Kaffa benar-benar tidak hadir hingga pagi tiba. Tapi, Kaffa menggantikan ketidakhadirannya dengan memberikan sebuah baju. Sebuah baju yang entah kenapa bisa memiliki wangi Kopi. Kaffa memang luar biasa. Bagaimana pula baju itu bisa tiba-tiba sampai dirumahku ketika Kaffa mengatakan akan mengirimkan sebuah baju. Aku selalu heran dengan segala kebetulan yang terjadi ketika bersama Kaffa. Seolah-olah Kaffa sudah mempersiapkan semua hal agar selalu menjadi kejutan untukku. Dulu Kaffa pernah mengatakan bahwa dunia dan seluruh isinya selalu membantunya untuk membuatku tersenyum, dan kurasa Kaffa memang benar.
Sebelum memejamkan untuk tidur, aku merapal doa sembari memeluk erat baju yang menempel ditubuhku.
Tuhan, maaf aku lebaran duluan karena memakai baju lebaran sebelum waktunya. Salahkan saja Kaffa karena mengirim baju ini ketika aku sedang rindu. Tapi, tuhan, aku juga memohon kepadamu agar Kaffa yang menyebalkan itu selalu ada dalam lindunganmu. Aku sayang dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Kita
Romance"Aku sudah meminta tuhan agar bidadarinya boleh menemaniku di bumi, lalu sekarang aku meminta untuk memiliki bidadarinya selamanya? " "Jangan terlalu memikirkan tentang makeup. Lagipula tuhan sudah memberimu cantik, mau apalagi?" Dunia Kita adalah s...