Empat Tujuh

55.1K 2.7K 72
                                    

"Sialan si Jonny, kalo gue tau kek gini mendingan gue pulang ngerjain PR." kata teman Jonny yang bernama Aldo dia merasa sia-sia datang ke gedung lama itu.

"Nggak usah sok rajin anjay!" jitakan Rendi membuat Aldo meringis kesakitan dan kini mereka berdua sedang berjaga di depan gedung lama sehingga Jonny puas dengan hasrat nya.

"Ren ada orang Ren!" Aldo memukul bahu Rendi saat cowok itu merokok sambil duduk santai.

"Mana-mana?"

"Itu goblok yang pake jaket hitam!" Aldo menunjuk seorang laki-laki yang baru saja turun dari motor ninja nya dan kini dia sedang berjalan menghampiri mereka berdua, laki-laki itu menunduk dengan kedua tangan nya ia masukkan kedalam saku jaket hitam pekat nya.

"Minggir." Titahnya dengan wajah nya yang tersembunyi di balik kain hitam, Aldo dan Rendi tertawa meremehkan laki-laki misterius itu.

"Emangnya lo siapa bisa nyuruh-- ah!
Kalimat Aldo terputus saat laki-laki misterius itu mencekam kuat di bahagian pundak nya, bahkan Aldo merasakan sesak nafas saat laki-laki itu menyentuh kulitnya.

"Minggir sebelum hidup lo berakhir disini!" Ucapnya penuh sinis, dia hanya melepas cenkamannya terhadap Aldo tapi bisa membuat cowok kurus itu terhempas di dinding membuat tulang belakang nya berbunyi cukup keras, Rendi bungkam saat melihat adegan sebentar tadi

"Minggir!" Titahnya sekali lagi tapi Rendi masih di posisinya membuat laki-laki misterius itu mendengus sebal.

"Apa perlu gue patahin kaki lo supaya lo bisa minggir?" Alisnya naik turun sambil menunggu jawaban dari Rendi, dan setelah Rendi menggeleng dia langsung tertawa lepas seperti kembali meremeh kan Aldo dan Rendi.

Laki-laki itu langsung mengambil langkah panjang untuk mencari dimana  sumber suara tangisan dari seorang wanita yang terdengar di indera pendengaran nya.

"ANJING !" Laki-laki misterius itu langsung menendang tubuh Jonny yang hampir membuka baju abu-abu Raina, emosi nya benar-benar tidak terkawal bahkan iris mata nya berbeda, kanan berwarna hitam pekat sedangkan yang kiri berwana biru laut.

Itu bertanda dua keperibadian yang bersatu kembali, setelah sekian lamanya mereka tidak pernah bertemu.

"Fano.." Lirih Raina dalam tangisan, dia benar-benar bersyukur atas kehadiran pacarnya itu, tapi dia heran dengan sikap Fano yang sangat kejam menghabisi Jonny.

"SIAPA LO YANG SESUKA HATI NYENTUH CEWEK GUE BANGSAT!!" Fano menginjak perut Jonny yang sedang terbaring lemah, dan setelah nya dia memukul wajah Jonny tanpa henti, melihat keadaan pacarnya yang hampir diperkosa membuat Fano semakin diluar kawalan.

"Ah! ampun-ampun!" Jonny meringis kesakitan saat pukulan dari dua keperibadian itu mengenai hidung mancung nya.

"Fan, Ampun Fan!" Tidak ada kata maaf bagi seorang Fano saat ini, Raina menatap wajah Jonny yang sudah tidak terbentuk seperti wajah lagi.

"Fano." Panggilan nya diabaikan membuat Raina berlari dengan sisa tenaga nya untuk menghentikan perbuatan Fano.

"Fano stop!" Iris mata nya berubah menjadi hitam pekat saat tubuh mungil Raina memeluknya dari belakang, Raina mengeratkan pelukan nya membuat sang pemilik tubuh menghentikan aktivitas nya.

Gue bukan Fano.

Memang saat ini dia bukan Fano, melainkan Rasd si monster dingin yang tidak suka diganggu saat berkelahi, tapi apa kan daya jika Raina yang menghalangi nya.

"Aku mohon jangan berantem lagi." Bisik Raina membuat Rasd memutar tubuh nya untuk melihat siapakah yang berani memeluknya saat ini.

Dia benar benar cantik, dan Fano beruntung punya dia.

Special Woman [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang