Kembalinya Sang Ibu

43 13 1
                                    

Sebelum terjadinya kejadian..

'Siswa kelas 5E Ikkira Sukma dipanggil kepala sekolah sekarang.'

'Saya ulangi, siswa kelas 5E Ikkira Sukma di panggil kepala sekolah sekarang. Terima kasih, saya dari guru staff'

"Eh? Aku dipanggil oleh kepala sekolah? Ada apa ini?" kata Ikkira sambil memasang wajah kebingungan.

"Hei Ikki, apa yang terjadi denganmu? Kenapa kamu di panggil kepala sekolah?" kata Aulia dengan wajah khawatir.

"Tidak tahu, aku akan segera kesana dan sepertinya kamu sudah tidak marah lagi" kata Ikkira sambil tersenyum dan lari menuju ke Ruang Kepala Sekolah.

"Anak itu... Dasar bodoh, dan ia bodoh... Tapi entah kenapa aku senang di dekatnya..." gumam Aulia.

'Daripada itu, lebih baik aku ikuti saja mumpung masih jam istirahat.' fikir Aulia.

Saat Ikkira menuju ke Ruang Kepala Sekolah, ada Aulia mengikuti Ikkira dari belakang dengan pelan pelan.

'Saat Ikki sudah masuk ke ruangan, lebih baik aku bersembunyi di balik pintu, memang tidak sopan tapi apa boleh buat." fikir Aulia

Dan saat sampai tujuan..

"Permisi, saya Ikkira Sukma dari kelas 5E!" kata Ikkira.

"Ohh, jadi kamu yang bernama 'Ikkira Sukma?' kebetulan sekali.." Ucap Kepala Sekolah.

"Ya! Ada apa Kepala Sekolah memanggil saya?" kata Ikkira dengan wajah bingung.

"Jadi kamu sudah lupa dengan saya? Orang yang paling terpenting bagimu?" kata Kepala Sekolah.

"Orang yang terpenting? Lupa? Apa maksudnya ini?" kata Ikkira dengan wajah yang semakin membingungkan.

"Ah, maafkan saya. Saya akan memperkenalkan diri, namaku adalah 'Reine Calista'  salam kenal." kata Reine Calista.

"NA-NAMA ITU?! TIDAK MUNGKIN, NAMA ITU.. SUDAH PERGI SEMENJAK BEBERAPA TAHUN YANG LALU!!" Kata Ikkira dengan perasaan yang sangat kesal, dan Ikkira teriak diruang tersebut.

"Maaf, tapi inilah kenyataan, dan tolong terimalah."kata Reine Calista.

"KAU..!!!" Teriak Ikkira semakin kesal.

Kembali ke permasalahan..

'Reine Calista? Nama itu.. Seperti...' fikir Aulia.

"KAU-" kata Ikkira sambil menahan emosi, dan beberapa saat kemudian ia berhasil mengendalikan emosinya.

"Ya Bu Kepala Sekolah, ada apa?" kata Ikkira memiringkan wajahnya dan tersenyum.

"....." diam Ibu Ikkira.

"Sudah lama ya? Ah, aku memang Ibu yang gagal, dan bagaimana kabar mu dan Adikmu itu?" kata Ibu Ikkira.

"Baik baik saja kok, kami berdua memang sudah mandiri sejak awal. Jadi, hal hal yang sulit adalah latihan untuk kami. Terutama seorang ibu yang meninggalkan anaknya tanpa alasan yang jelas." kata Ikkira bernada halus dan tersenyum polos.

'Ah! Itu dia! Tapi tidak mungkin kalau Kepala Sekolah adalah Ibunya Ikki' fikir Aulia.

"Yaaah~ kata katamu memang menusuk dari dulu, tapi bukan berarti ibu membencimu, sebaliknya, ibu sangat mencintai kalian berdua." kata Ibu Ikkira.

"Wah! Itu lelucon yang bagus, mencintai kami berdua? Jangan BERCANDA! Mana ada Ibu yang meninggalkan anaknya sendirian?!" kata Ikkira dengan nada lantang.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang