Chapter 4

21.3K 997 63
                                    

Cahaya matahari tampak menyinari ruangan itu dengan cahaya keemasannya. Kehangatan yang dipancarkan dari cahaya itu seolah menarik seorang pemuda yang tampak tidur begitu pulasnya untuk segera bangun. Perlahan-lahan pemuda itu membuka kelopak matanya dan pupilnya seolah menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata. Pemuda itu kemudian bangkit dari tidur cantiknya dan kini berada dalam posisi duduk bersandar pada tiang tempat tidur. Pemuda itu meregangkan seluruh ototnya dan merasa tubuhnya begitu segar setelah tidur semalaman. Tidak lama ia bangkit dari kasurnya yang begitu nyaman dan beranjak menuju kamar mandi. Sebelum melangkah masuk ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 07:00.

"Sial, aku harus cepat." gumamnya mendecih.

Ia segera masuk ke kamar mandi, menghidupkan shower tersebut hingga air dari shower mengguyur seluruh tubuhnya hingga basah. Setelah 15 menit berada di dalam kamar mandi dan merasa tubuhnya sudah bersih, pemuda itu segera keluar dari sana dengan menggunakan handuk yang dilingkarkan di pinggulnya dan hanya menutupi bagian bawahnya. Ia beranjak menuju lemari dan mengambil seragam sekolah miliknya dan memakainya. Setelah selesai, ia menenteng tasnya keluar dan berjalan menuju ruang makan. Di meja makan tampak ayahnya sudah duduk menunggu dengan makanan yang terlah terhidang dengan rapi dan kelihatan lezat. Pria itu kini terlihat sedang sibuk dengan android miliknya dengan secangkir kopi di dekatnya. Sedangkan pelayannya Mikhael berdiri dengan tegap di sampingnya.

"Selamat pagi tuan muda." ujar Mikhael memberi salam.

"Pagi Mike." jawab Takuya membalas sapaan Mikhael.

"Pagi papa." ujar Takuya lagi memberi salam pada sang ayah. Tidak lupa iya juga memberikan ciuman selamat pagi di pipi pada ayahnya.

"Pagi honey." ujar sang ayah mengalihkan perhatiannya dari iphone miliknya dan menatap putra kesayangannya itu begitu dalam. Seulas senyuman dilemparkan kepada putranya itu.

Takuya kemudian mengambil posisi untuk duduk dan bersiap untuk menyantap makanannya.

"Bagaimana keadaanmu hari ini sayang. Apa sudah baikan?" ujar sang Ayah membuka suara.

"Sudah baikan pa, tubuh Takuya juga sudah lebih segar." jawab Takuya.

"Semalam Takuya tidak hadir jadi hari ini harus hadir." ujar Takuya lagi di sela-sela makannya.

"Bagus kalau begitu. Papa harap kamu jangan sampai kecapean sayang. Jangan bikin papa khawatir."

"Iya pa. Takuya minta maaf karena sudah membuat papa khawatir." jawab Takuya. Kini ia sedang asik mengunyah makanannya.

"Apakah makanannya enak?" ujar Ryuu pada putranya yang kelihatannya sedang menikmati makanan miliknya. Lihatlah ia tidak berhenti mengunyah hingga makanannya belepotan di sekitar bibirnya.

"Iya papa."

Ryuu mengarahkan tangannya ke wajah Takuya dan menyeka nasi yang ada di wajah putra kesayangannya itu. Kemudian nasi itu dijilatnya dari tangannya dengan lidahnya.

"Emm.. Nikmat." ujarnya.

Takuya yang melihat tingkah ayahnya hanya bisa tertawa.

"Benar kan pa, makanannya benar-benar enak. Sebaiknya papa segera makan." ujar Takuya memandang ayahnya yang dari tadi belum menyentuh makanan miliknya.

"Ah.. Baiklah sayang." ujar sang ayah yang mulai memakan sarapan miliknya.

Selesai dengan sarapan miliknya, Takuya segera bangkit dari tempat duduk dan pamit kepada sang ayah.

"Takuya pergi dulu pa. Nanti Takuya bisa terlambat kalau kelamaan berangkat." ujarnya sembari memberikan kecupan kepada sang ayah di pipi sebelum berangkat ke sekolah.

Papa, please NO! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang