Pindah dari rumah ke apartemen suatu keputusan baik bagi perempuan berusia dua puluh tujuh tahun bernama Fredella Wijaksono, merasa sepi sendiri karena dua kakak prianya memiliki kesibukan masing-masing akhirnya Fre memilih tinggal sendiri di Sky Graden apartemen. Apartemen terbilang cukup mewah dengan fasilitas memuaskan, kolam renang, saran olahraga dan lainnya.
Pagi ini tanpa bantuan dua kakaknya Fre memindahkan barang-barang sendiri, Anggara— kakak Fre tertua memiliki alasan sibuk untuk datang, membantu adiknya pindah apartemen. Menyebalkan sekali.
Mama berada di Jerman dan papa tidak tahu kemana membuat Fre terpaksa menjadi perempuan mandiri. Terjun ke dunia kuliner kini ia memiliki satu restoran bernama Della O' Resto, setidaknya ketika ia kuliah bisnis langsung diterapkan memiliki bisnis sendiri. Sudah dua tahun restoran berdiri dengan kokoh.
“Iya, halo, chef?” Fre mengangkat telepon dari Bian Bagaskara— juru masak di restoran sekaligus menjadi teman, kakak yang melindungi, membantu Fre saat kesusahan.
“Ke restoran?”
“Hari ini aku pindahan jadi tidak bisa ke restoran.” Ucap Fre. Tangannya melepaskan vacum cleaner sebentar, mematikan mesinnya.
“Jadi pindahan? Mau aku kirim makanan?”
“Takut merepotkan.” Jawab Fre
“Tidak Fre..”
“Oke deh, aku mau salad ya chef.” Ucap Fre
“Ada lagi?”
“Cukup. Terima kasih chef Bian...”
Fre mengakhiri panggilan telepon dengan Bian, memang Bian selalu bisa diandalkan, menelepon Fre hanya untuk menanyakan makan siang Fre. Fre menaruh ponselnya lalu melanjutkan memindahkan barang-barang berikut. Sungguh melelahkan.“Ini barang punya siapa?”
Seorang pria bertubuh tinggi, tiba-tiba mendekst Fredella. Fre menoleh dan menjawab ini semua barangnya.
“Penghuni baru?” Tanyanya lagi
“Iya Pak.” ujar Fre sopan.
“Saya bukan bapak kamu!”
“Oh, maaf. Maksudnya Mas...” Ralat Fre
“Barang jangan menutup jalan, ini jalan umum bukan punya anda saja.”
“Maaf, nanti saya pindahkan. Sebentar lagi...” ucap Fre
Sepertinya pria tadi memahami perkataan Fredella, meninggalkan Fre begitu saja tanpa kata-kata. Fre menggeser beberapa kardus berukuran jumbo ke arah tembok agar tidak menutupi jalanan. Ia sendiri salah karena menaruh kardus di luar sembarangan, wajar tetangga menegur. Fre masuk kembali, mengambil bingkai di atas meja televisi. Memandangi bingkai itu, dua manusia berjenis kelamin perempuan dan laki-laki berfoto bersama. Foto itu Fre ambil ketika berada di Jerman menjenguk mamanya.
Fre menyentuh foto pria di dalam bingkai, ia merindukan dan ingin segera kembali bersama-sama.
“Kangen...” Gumam Fre. Tak terasa air matanya mengalir begitu saja, bayangan wajah penuh perban melintas di kepala. Fre segera menggeleng, tidak boleh sedih ia yakin semua baik-baik saja.
Fre menaruh bingkai segera keluar kembali membereskan kardus agar tetangga tidak komplain lagi, pindah rumah yang repot menurut Fre. Semua ia lakukan sendiri untung saja tenaganya kuat.
Di luar apartemen ada Jono mengantar makanan, kamu turun ya.
Terima kasih kak.
Senyum Fre mengembang mendapat pesan dari Bian. Segera menutup pintu sebentar, ia akan turun dulu mengambil makanan.
****
Menikah adalah impian semua orang termasuk Axel Ratmaja, laki-laki berusia 35 tahun terpaksa sendiri lagi setelah merasakan pernikahan bersama wanita bernama Fara Allerta Kusuma. Percayalah perceraian dalam pernikahan pasti tidak diinginkan oleh kita tapi apa daya ketika keduanya memilih mengakhiri daripada mempertahankan.
Tinggal di apartemen ternama dan bekerja sebagai CEO di salah satu perusahaan pembuatan es krim yang cukup ternama di negaranya ini. Memiliki dua pabrik di tempat yang berbeda— Axel bertugas di daerah masih mudah dijangkau sedangkan adiknya Larisa di salah satu daerah Jawa timur. Dua pabrik es krim ditangani oleh Larisa sedangkan Axel mengurus bagian kantor saja.
“Ayah... Di depan kita itu tetangga baru ya?” tanyanya
“Iya. Barang-barangnya banyak sekali seperti jualan.” Jawab Axel pada putra sulungnya.
Namanya Arkana Leonardo Ratmaja berusia dua belas tahun, anak hasil pernikahan Axel dan Fara dulu. Setelah enam tahun berpisah Arkana tinggal bersama Fara dan akan menemui Axel Jumat sore hingga Minggu malam.
“Bantu dong Yah, biar dapat predikat tetangga baik.”
“Biarkan saja, ayah tidak memiliki urusan. Membantu itu ketika terlihat kesulitan, tadi Ayah lihat baik-baik saja.” Jawab Axel
“Yah, dua bulan lagi bagi rapor, nanti ayah ambil ya.” Ucap Arkana
Axel menghentikan aktivitasnya di depan komputer. Axel melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda tadi, mencopot kacamata minus. “Ayah tidak bisa janji, sama mbak Asih saja.” Jawab Axel.
Arkana menghembuskan nafasnya, akhirnya mengangguk.
“Sama saja Ar, mbak Asih bagian dari keluarga kita. Coba minta sama bunda kalau ayah tidak bisa janji, jadwal keluar kota padat sekali Ar.” Jelas Axel
“Iya sudah Yah, tidak perlu memaksakan datang.” Ucap Arkana.
Padahal Arkana ingin sekali ayah bisa datang ketika pengambilan rapor tiba, jawaban orang tuanya sama tidak bisa menjanjikan untuk datang.-TBC-
Halo, cerita ini judul lamanya itu Old's Marriage tapi sekarang ganti judul jadi Falling In Love With You. Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar.
Terima kasih...
Instagram: Marronad.wp
Marronad
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With You
RomanceAxel adalah seorang duda, tetangga sebelah apartemen Fredella. Don't copy paste. Hak miliki dilindungi oleh yang maha melihat.