Panas matahari serasa menyengat wajah Alvano membuat warna putih kulitnya berubah kemerahan. Matanya mengerjap sesekali, menghalau sinar yang terlalu banyak masuk. Tangan dan kakinya terasa sangat pegal, bagaimana tidak sedari tadi dia hormat berdiri pada tiang bendera. Bising sekolah tidak lagi terdengar karena jam pelajaran sudah berlangsung tiga jam yang lalu. Jangan ditanya kenapa Alvano belum masuk kelas, dia telat.Jika saja tidak ada guru yang setia menunggui nya, mungkin saja sekarang Alvano sudah kabur entah kemana. Dan tidak hanya sampai di sini, masih ada sederet daftar hukuman yang harus dia lakukan. Oh, astaga.. nggak tanggung tanggung nih guru ngasih hukuman, pantas saja hanya dirinya yang terlambat hari ini.
Tapi, semua hukuman itu tidak hanya gara gara dia telat. Tapi juga karena kemarin Alvano sama sekali tidak mengikuti jam pelajaran. Setelah pergi dari kantin, dia iseng keliling terus nemu UKS. Alvano masuk dan tiba tiba saja kantuknya datang, and than, dia ketiduran disana. Bangun bangun sekolah sudah sepi, dia langsung pulang.
"Alvano, sekarang kamu bersihkan gudang yang ada di samping lab bahasa. Saya nggak bisa ikut ke sana, karena ada jadwal mengajar." Ucap guru yang sedari tadi mengawasinya.
Alvano mendesah lega, "istirahat bentar ya pak! "
"Nggak ada, sudah cepat bersihkan!" Ucap guru itu kemudian berlalu pergi.
"Dasar guru gila!"
"Saya dengar. Kamu yang gila! Murid kurang ajar!." Teriak guru itu tanpa menoleh.
Alvano terkekeh, berjalan kearah gudang yang di tunjukkan guru itu tadi. Setidaknya dia sudah pergi ke sana walaupun entah di bersihkan nya atau tidak.
Sesampainya disana dia melihat ruangan kumuh, dengan banyak sarang laba laba dan debu di mana mana.
"Ck! Ruangan kayak gini di suruh bersihin? Buat apa coba? Ngasih hukuman yang nggak ada manfaatnya sama sekali," gumamnya.
Tapi, jika dilihat lihat sebenarnya ruang ini tidak terlalu buruk. Ada banyak kursi yang masih layak pakai dan barang barang yang kebanyakan sudah rusak, serta beberapa jendela tanpa gorden membuat cahaya matahari masuk membuat terang gudang itu.
Di bersihkan sedikit, maka gudang ini akan terlihat lebih baik. Alvano mulai membersihkan ruang itu. Bukan karena dia takut di marah, tapi karena gudang ini bisa di pakai untuk rebahan kalo dia lagi bolos. Bermanfaat banget kan?
Setelah semuanya selesai di bersihkan, Alvano duduk di dekat jendela memandang ke arah atap atap rumah warga karena memang letak ruangan ini ada di lantai dua.
Dia meraba matanya, lalu tersenyum. "Gue bakal nemuin dia Van," ucapnya lirih.
Alvano menyandarkan tubuhnya di kursi, memejamkan matanya meresapi ketenangan di sekitar. Hening, tidak terdengar hiruk pikuk semua orang di sekolah. Dia menghirup udara segar dalam dalam lalu membuangnya perlahan. Menyingkirkan pikiran kalutnya.
Lama, setelah itu dia kembali ke kelasnya saat bel istirahat berakhir.
🍒🍒🍒
Ashlyn terus diam sejak tadi pagi. Masih terbayang bayang kejadian kemarin membuat senyum tidak pernah luntur dari wajahnya.
Menghiraukan Ava yang terus mengoceh berandai andai tentang anak baru itu. Bingung, kenapa anak jaman sekarang suka banget sama cowok bad boy yang suka bikin onar terus penampilan acak acakan kayak dia.
Kebanyakan baca novel tuh pasti. Semua siswi sekolah pada suka sama cowok cool yang misterius gitu, atau yang nakal terus tiba tiba naksir cewek kalem. Halah, basi.
By the way, anak baru yang namanya Vano itu belom keliatan dari tadi pagi. Eh ralat, dari kemaren pas dia di hukum sama bu Anke terus malah kabur nggak balik lagi ke kelas sampe pulang. Nggak tau ngumpet di mana tuh anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boy
Teen Fiction'Amazing cover by : @Asalutfiats ' Ashlyn Aurora, cewek cantik blasteran yang tinggal di indonesia. Sebelumnya dia adalah manusia paling setia menunggu cintanya datang kembali. Bertahun tahun lamanya tapi tak kunjung jua dia menemui sang pangeran h...