LDR

6K 729 64
                                    

Sudah seminggu lamanya Jennie berada di Amerika. Selama seminggu itu mereka menjadi lebih sering berkirim pesan dan melakukan panggilan satu sama lain. Terkadang perbedaan waktu menghambat komunikasi keduanya.

Seperti misalkan Jisoo yang baru akan memasuki dunia mimpinya sedangkan Jennie baru bangun dari dunia mimpinya. Berat? tentu. Mau bagaimana lagi resiko berpacaran dengan idol memang seperti itu. Namun rasa cinta yang Jisoo miliki untuk Jennie mengalahkan segalanya.

Jisoo saat ini sudah berada di kediaman orang tuanya. Kata eommanya sepupu Jisoo yang berasal dari New Zealand akan berlibur dan menghabiskan waktu lama di Seoul. Tentu ia sangat menunggu kedatangan wanita itu. Bagaimanapun juga sepupunya itu sudah seperti adiknya sendiri.

Daritadi ia hanya bermain dengan Dalgom. Walaupun libur, Jisoo tetap bangun pagi hari. Bukan kemauan hati, tetapi karena terpaksa. Ya, sang eomma membangunkannya dari tidur hanya sekedar untuk mengajak putri tercintanya itu lari pagi mengelilingi komplek. Aish! Padahal Jisoo baru tidur pukul 4 pagi setelah selesai berbincang dengan Jennie.

"Soo-yaa!"

"Ne eomma, wae?"

"Bantu eomma membuang tangkai bunga itu."

Jisoo menghampiri eommanya di taman belakang. Memunguti tangkai bunga bekas eommanya merangkai bunga lalu membuangnya ke tempat sampah tidak jauh dari sana. Selesai, ia kembali ke ruang tengah.

"Jisoo unni!" Panggil seorang wanita berambut pirang.

"Park Chaeyoung~"

Mereka lalu memeluk tubuh satu sama lain. Sangat rindu rasanya setelah terpisah beberapa tahun. Bahkan sekarang sepupunya itu sudah jauh lebih tinggi dibanding dirinya. Aish menyebalkan.

"Unni, i miss you a lot."

"Me too. Eomma ada di taman."

"Tante Kim masih suka merangkai bunga?" Tanya Chaeng sembari berjalan menemui Nyonya Kim.

Jisoo hanya mengangguk sembari berjalan disamping Chaeng.

Melihat sang bibi yang masih asik merangkai bunga, Chaeng dengan segera memeluk tubuh bibi kesayangannya. Mencium pipi wanita paruh baya itu. Nyonya Kim yang menyadari kedatangan keponakannya itu kemudian tersenyum dan membalas pelukan Chaeng.

"Aigoo.. keponakan ku semakin cantik saja." Puji Nyonya Kim dengan mencubit pipi gembil Chaeng.

"Eomma aku lapar. Ayo Chaeng-ah kita makan." Gerutu Jisoo karena kedua wanita itu masih asik berbincang.

Ketiganya lalu makan bersama di meja makan. Chaeng banyak bercerita tentang kehidupannya di New Zealand. Tepatnya di Kota Wellington. New Zealand banyak memyimpan keindahan alam menurut Chaeng dan hal itu yang membuat dirinya nyaman berada disana.

"Eomma menitip salam untuk Bibi."

"Untukku?" Tanya Jisoo.

"Sepertinya eomma melupakan keponakannya."

"Aish.. kenapa Bibi jahat sekali."

Selesai makan siang Jisoo dan Chaeng hanya bersantai di ayunan kayu yang berada ditepi kolam renang. Sembari memakan camilan mereka asik berbincang. Banyak hal yang diperbincangkan. Tak terkecuali tentang hubungannya dengan Jennie.

"Bagaimana bisa unni kenal dengan Jennie Kim? Kau tahukan unni jika dia idol terkenal?"

"Aku tidak tahu awalnya kalau dia idol terkenal. Aku kenal dengannya ketika......"

Jisoo menceritakan kepada Chaeng awal mula dirinya bisa mengenal kekasihnya.

Jisoo menceritakan kepada Chaeng awal mula dirinya bisa mengenal kekasihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[END] COïNCIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang