Chapter - 11

15K 874 54
                                    

Double Up guyss....
Ada yang seneng gak aku up lagi?

Aku syuka banget baca komen dari kalian, tapi maaf ya aku gk bisa balas satu persatu. Aku jadi hapal siapa saja yang sering komen di disini dan aku jadi semangat ngetik lanjutannya.

Cuslah langsung baca..
Tandai typonya ya.

Pagi ini, suasana rumah Keenan menjadi ramai. Hari ini adalah hari pernikahan Vano dan Mawar. Meskipun hanya prosesi ijab qobul, Keenan mengundang seluruh relasi bisnis. Mawar menolak diadakannya pesta resepsi, ibu hamil itu tak ingin menyakiti hati Melati semakin dalam. Dirinya tak ingin berbahagia diatas penderiataan Melati.

"Kamu cantik sekali sayang" ucap Gladyss memandang Mawar dari cermin. Mawar terlihat cantik dengan kebaya putih gading yang menempel ditubuh rampingnya.

Mawar tersenyum manis menatap mamanya, memyembunyikan kesedihannya. "Terima kasih ma" balas Mawar.

"Sekarang kita turun, keluarga Vano sudah menunggu" ucap Gladyss. Mawar mengangguk.

Semua tamu undangan mengarahkan pandangan matanya kearah tangga. Disana pengantin itu nampak cantik. Sama seperti Vano, pria itu hingga menatap Mawar sepersekian detik, dirinya pangling melihat Mawar.

Adik dari Vano itu nampak berpikir keras. Mengapa kakaknya itu menikah dengan kembaran kekasihnya. Jika dirinya bertanya pada Vano, maka Vano hanya menjawab dengan tatapan dinginnya. Dan jika dirinya bertanya pada kedua orang tuanya maka David dan Karin menjawab 'Kamu akan tahu sendiri'.

Naya mencuri pandang kearah Melati, gadis itu duduk di samping papanya dengan tatapan mata kosongnya. Bahkan matanya telah berkaca-kaca.

Ijab qobul di mulai. Hanya dengan satu tarikan napas, Vano berhasil menirukan ucapan sang penghulu. Semua para hadirin mengucap kata 'sah'.

Mawar kini sudah sah menjadi istri dari seorang Delvano Bratawijaya. Mawar hanya bisa tersenyum kecut kala Vano menatapnya tajam.

"Selamat ya. Semoga pernikahan kalian bahagia" ucap Karin. Wanita paruh baya itu merasa bahagia melihat putranya menikah, meskipun dirinya tahu jika Vano tak mencintai istrinya.

"Aamiin" balas Mawar tersenyum tipis.

Vano melirik Mawar dari ekor matanya. Wanita disampingnya membuat dirinya muak berada disini.

"Mawar. Selamat ya, semoga lo selalu bahagaia" ucap Risa. Sahabatnya itu datang bersama sang kekasih.

"Selamat ya Van. Gue gak nyangka lo nikah secepat ini" ucap Rendy.

"Thanks " balas Vano lesu.

Melati memutuskan untuk keluar dari sana. Hatinya terasa gerah menyaksikan pernikahan Vano dan Mawar.

"Hai Mel" ucap Alvian. Pria itu tersenyum manis pada Melati.

Gadis itu hanya memandang Alvian dengan tatapan malasnya. Moodnya sekarang hancur dan malas melakukan segala aktivitas, termasuk berbicara.

"Aku kira kamu yang nikah sama Vano, ternyata Mawar" ucap Vian lagi. Melati masih diam, hatinya meradang mendengarkan ucapan pria itu.

"Jodoh itu lucu ya Mel. Kamu yang pacaran Mawar yang nikah. Sama saja kamu jagain jodohnya kembaranmu sendiri" ujar pria berjas hitam itu.

"Diamlah. Aku sedang tidak mood untuk bicara" ucap Melati tegas.

"Ayolah Mel, kamu jangan bersedih. Lihat, disini ada aku" ucap Vian.

Melati memandang Alvian singkat. Sepertinya pria ini berusaha mendekatinya.

"Kamu cantik Mel, masih banyak cowok yang ngantri untuk dapetin hati kamu. Termasuk aku" ucap Alvian.

Luka (Proses Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang