Ada masanya ketika terpuruk kau bercerita kepada seseorang, bukan? Orang yang dekat denganmu, orang yang dirimu sebut teman. Ya, aku juga pernah mengalaminya. Tetapi pada kenyataannya, keterpurukan tidak bisa terhapus hanya karena kata-kata penyemangat, kata-kata bahwa mereka juga mengalami hal sama.
Mari berpikir logis. Tiap orang punya masalah berbeda, bersama kadar berat berbeda juga. Kadang, mereka pergi setelah mengatakan hal-hal tidak berpengaruh itu. Jadi lebih baik memendamnya sendiri.
Orang beriman menganggap semua itu ujian, tapi 'orang-orang sepertiku' menganggap semua itu beban. Aku memang bukan makhluk Tuhan yang paling taat. Aku bahkan ingin bertobat sekali pun pernah maksiat. Namun, kini aku bukan lagi aku. Semakin bertekad menjadi orang baik, semakin asing. Semua tidak bisa dipaksakan untuk hasil yang memuaskan. Hanya perlu sadar diri, dan menerima apa adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Between Nights
Random[COMPLETED] Sebuah puisi prosais "Bagaimana kisah pilu itu dapat diketahui semua orang?" "Kita rangkai dulu kalimatnya dengan baik, supaya setiap katanya dapat tersampaikan. Supaya setiap orang yang sedang membacanya dapat mengerti apa yang kita tu...