18. Sakit?

264 30 1
                                    

Gue orangnya memang jarang sakit. Tapi baru kali ini gue demam sampai harus dirawat dirumah sakit. Awalnya gue  mencoba buat menolak saran bunda buat bawa gue ke rumah sakit. Soalnya gue sendiri orangnya sangat sangat benci dengan yang namanya 'obat'.

Tapi bunda malah memaksa dan ya, gue sekarang dirawat di rumah sakit. Padahal gue cuma ngerasain sedikit demam dan pilek. Sedikit aneh rasanya.

"Bun.. Oci mau pulang aja," rengek gue. Bunda yang lagi memotong buah buahan langsung menatap gue dengan amat sangat galak. Ngelebihin kak ros nya upin ipin deh.

Gue langsung kembali diam dan menatap atap ruangan. Sudah berjam jam gue cuma tiduran, makan, minum, melamun. Bosan.

Sejak kejadian kemarin gue jadi lebih banyak diam. Ngomong kalau lagi pengin doang.

Tok Tok Tok

Gue menoleh. Bunda berjalan ke arah pintu dan membukanya. Disana, mereka berdiri dengan wajah sumringah.



"Oci! Happy birthday!"

Plak

Kelvin memukul kepala Melvin. "Sembarangan! Dia lagi sakit bukan lagi ulang tahun!"

"Ya, maap." Melvin mengpoutkan bibirnya.

Gue terkekeh pelan. Mereka mulai masuk setelah salim sama bunda. "Poci kok bisa sakit?" Tanya Melvin yang udah duduk disamping gue.

"Ya dia kan juga manusia, pasti bisa sakit lah," sahut Malik.

"Basa basi doang elah!"

"Cukup! Basa basi lo terlalu basi tau gak," celetuk Alisya.

"Yaelah, adanya gue disini kayaknya cuma buat didzolimi kalian doang. Lebih baik gue pergi. Mungkin, dengan perginya gue kalian bisa bahagia," ucap Melvin mendramatisir sambil berakting sedih dan mengusap dadanya pelan. Persis seperti tokoh di sinetron siang yang sering gue tonton.

"Alhamdulillah."

"Akhirnya... pergi sana."

"Yesss! Melvin mau pergi!"

Melvin yang sudah di pinggir pintu berbalik dan manyun.

"Temen laknat lo semua!"

Seketika tawa pecah. Bunda yang lagi memotong buah buahan ikut tertawa karena ulah mereka.

Tiba tiba suster datang. "Mohon untuk tidak berisik ya, takut mengganggu ketenangan pasien yang lain." Suster itu tersenyum ketika melihat kita.

"Tenang mba. Melvin gak akan berisik lagi kok. Apasih yang enggak buat mba suster cantik," ucap Melvin buat semua orang diruangan tiba tiba merasa mual.

Sedangkan suster itu hanya tersenyum kemudian meninggalkan ruangan.

"Najis, pedenya ketinggian."

"Melvin, puter balik dulu sono."

"Emang kenapa?" Tanya Melvin.

"Pedenya kelewatan bahlul!"

Melvin hanya menyengir sambil menggaruk tengkuknya.

"Gimana keadaan lo?" Tanya Arzi.

Gue tersenyum. "Ya gitu."

"Emangnya lo sakit apa sih Ci?" Tanya Melvin.

"Cuma demam. Tapi bunda maksa gue dirawat disini," keluh gue.

Bunda meletakan semangkuk potongan buah di nakas. Dengan entengnya, Melvin memakannya begitu saja.

Malik menoyor kening Melvin. "Itu buat orang sakit, bego!"

Melvin cemberut. "Gue juga lagi sakit tau gak."

Diary Of OceanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang