"Gak ada larangannya balikan lagi dengan mantan,hanya saja dari mereka semua gak ingin kamu jatuh lagi pada orang yang sama."
1 bulan kemudian...
Hari ini adalah hari minggu biasanya banyak sekali orang-orang yang menghabiskan waktunya untuk berliburan, tapi berbeda dengan gadis yang sedang rebahan di kasur kesayangannya itu. Keadaan gadis itu jauh dari kata baik-baik saja, sudah satu bulan ia tak mengkonsumsi obat dari dokter seolah-olah membiarkan sakitnya begitu saja, sudah satu bulan juga ia jarang sekali keluar rumah, hanya untuk sekedar bermain bersama sahabatnya saja mereka yang harus menghampiri dan bermain di rumah Zahra.
Gadis itu, Zahralia Annatasya Addison. Gadis yang sedang di bujuk oleh mamahnya untuk meminum obat kembali. Banyak perubahan drastis selama satu bulan ini membuat tubuh gadis itu semakin kurus tak terawat.
Zahra juga lebih banyak menangis di dalam kamarnya. Entahlah selama satu bulan ini perasaannya belum sama sekali hilang kepada Revan. Ia sangat merindukan Revan, mereka sudah jarang bertemu semenjak Zahra harus keluar masuk rumah sakit tanpa sepengetahuan Revan.
"Sayang ayo minum obat dulu."
"Aku nggak mau, Mah."
"Tapi kamu harus minum obat dan makan yang banyak sayang, kesehatan kamu juga jauh lebih penting," ucap Lisa membujuk Zahra.
"Aku nggak nafsu makan, Mah."
"Zahra kamu harus makan sayang."
Tak lama kemudian ponselnya pun berdering langsung saja Zahra meraih ponselnya di nakas.
"Revan," gumam Zahra.
Revanza💙 is calling...
Hallo Ra
Iya Rev, ada apa?
Lagi sibuk gak? Ketemuan yuk
Enggak kok, memangnya kenapa ya? Mau ketemuan dimana
Di cafe aku aja.
Jam berapa Van?
Nanti aku susul aja,kamu siap-siap aja ya.
Sambungan telfon pun langsung saja dimatikan secara sepihak oleh Revan. Lisa yang melihat putrinya tersenyum hanya bisa menggelengkan kepalanya kecil.
"Yang lagi jatuh cinta berbunga-bunga banget nih ya hahaha," ujar Lisa terkekeh.
Pipi Zahra pun memanas mendengar ucapan Lisa. Gimana ia tak senang sudah satu bulan ini Revan tak mengabarinya dan baru tadi ia mengabari Zahra kembali.
"Mah nanti Revan mau kesini."
"Terus?"
"Mamah jangan kasih tau Revan ya, kalo aku lagi sakit aku mau terlihat baik-baik saja didepan Revan," ucap Zahra memberitahu Lisa.
Lisa terdiam sebentar lalu ia mengelus kepala Zahra dengan lembut. Senyumnya terbit dan Lisa mengangguk mengiyakan permintaan Zahra.
"Iya sayang hmm kok mamah gak pernah lihat Revan kerumah lagi sih?" tanya Lisa menatap Zahra.
"Revan lagi sibuk Mah," bohong Zahra.
Memang maupun Lisa dan Reky tidak mengetahui hubungan Zahra dan Revan sudah berakhir.
"Kalo gitu kamu makan dulu ya," ucap Lisa lalu diangguki Zahra.
Lisa pun menyuapi Zahra, Zahra memakan sarapan dari Lisa dengan lahap. Setelah selesai makan Lisa langsung saja memberikan obat pada Zahra untuk diminum.
"Minum obat kamu ya Ra, mamah mohon jangan biarkan kanker kamu menyebar kemana-mana," lirih Lisa.
"Mamah maafin aku ya."
"Minum ya sayang, bukan hanya mamah yang takut kehilangan kamu tapi semua orang takut kehilangan kamu sayang."
Zahra mengangguk mengerti ia tak tega melihat Lisa merasa sedih karena dirinya itu, Zahra langsung saja meminum obat yang diberikan Lisa tadi.
"Mamah kebawah dulu ya, kamu siap-siap gih kalo Revan udah datang nanti mamah kasih tau."
"Iya Mah."
Setelah Lisa pergi, Zahra langsung mandi dan bersiap-siap Zahra duduk dikursi meja rias ia mulai menyisir rambutnya. Rambutnya rontok lagi seperti biasa, Zahra hanya bisa tersenyum pahit. Wajahnya juga setiap hari pucat pasi, bibirnya mulai mengering dan pecah-pecah. Zahra memoleskan make up tipis untuk menutupi wajahnya yang pucat dan memakai liptint di bibirnya. Ia juga tak lupa juga memakai kupluk bergambar kuda poni miliknya.
Zahra turun kebawah ia menghampiri Aland diruang tamu yang sedang menonton film Spiderman langsung saja Zahra duduk disebelah Aland.
"Wah adik abang yang cantik ini mau kemana sih?" tanya Aland menyandarkan kepalanya dipundak Zahra.
"Aku mau—."
"Aland bantu papah dulu nih angkat pot bunganya," pekik Reky dari belakang rumah.
"Iya pah iya baru aja Aland duduk."
Aland langsung saja pergi meninggalkan Zahra sedangkan Zahra hanya bisa bernafas lega saja sebab ia ingat bahwa Aland tak suka pada Revan sejak kejadian di pantai sebulan yang lalu.
Tak lama kemudian ada suara klakson mobil di depan rumahnya. Zahra langsung saja kedepan rumah, ia melihat mobil Revan. Zahra langsung berpamitan pada Lisa dan buru-buru menghampiri Revan.
"Mah ade main dengan siapa?" tanya Aland saat Lisa baru masuk kedalam rumah.
"Sama Revan."
"Mamah apa-apaan sih, bukannya bilang aku dulu," ujar Aland marah.
"Loh memangnya kenapa Land?" tanya Lisa.
"Aku gak senang Zahra main dengan Revan."
"Memangnya kenapa?"
"Gapapa, mereka berdua mau kemana Mah?" tanya Aland menatap Lisa.
"Ke cafe milik Revan, mamah dengar-dengar sih tadi."