Ali tadi malam sudah kerumah Sofia. Awalnya dia memang berniat hanya mau main saja.
Namun, pada akhirnya niat melamarnya pun jadi akhirnya. Orangtuanya setuju dengan hubungan serius itu. Namun, papanya menyerahkan segala urusan itu kepada Sofia. Karena ia pikir Sofia yang akan menjalani nantinya.
Tepat hari ini Ali main lagi kerumah Sofia. Berencana mau ngasih surprise. Namun, sepertinya gagal.
Lihat saja dengan penampilannya yang sudah cantik dengan setelan kaos berlengan panjang dan memakan celana jeans.
Ali ikut sarapan dirumahnya. Awalnya ia berniat iseng. Mau membangunkan Sofia. Namun, sepertinya gagal.
Sofia melirik Ali dengan gemas. Sementara yang dilihat hanya mesam-mesem dan masih saja menyantap makanannya.
"Makan dulu.." ucapan itu membuat Sofia terperanjat kaget dan langsung duduk tanpa permisi.
"Makanya jangan ngelihatin calon suamimu." Kata Ali percaya diri. Sementara Sofia mencibir.
Seusai makan Ali begitu pun Sofia duduk disofa.
"Kok kamu kesini?. Emang ngapain?. Bukanya tadi malam udah kesini ya?."
Ali menatap wajah Sofia intens. Yang ditatap pun hanya mlengos. Takut jika ia jadi salah tingkah.
Jimayu dd.
"Kok gak lihat aku?."
"Engg--nganu--itu--aa-- ah, ini anting aku jatuh li. Nah iya benar." Alasan yang tak masuk akal pun dimulai.
Ali memegang bahu Sofia. Tubuhnya menegang hebat. Ada sebersit getaran hebat yang memasuki kawasan terlarang hatinya.
"Kenapa?." Suaranya hampir mencicit. Padahal Ali hanya mau melihat telinganya yang sebelah kiri.
"Bohong nih yeeee.." ledek Ali. Sofia yang sudah ketahuan jadi salah tingkah. Sial betul.
"Bohong dosa loh!. Apalagi kamu tuh bohongi suami kamu." Sofia yang mendengar itu pun langsung menabok lengan Ali.
"Aws.. sakit loh ini. Bisa kena pasal kdrt kamu."
Oksigen mana oksigen. Sofia butuh oksigen sekarang.
"Apasih kamu tuh kok ngomongnya udah suami. Nikah aja belom."
Ali menyengir sembari mengacak rambut Sofia gemas. "Aduh, rambutkuuuuu!!!." Sofia mengomel sementara Ali malah menggigit bibir bawahnya.
"Nanti kalau kita udah nikah. Aku mau anak kita nyaingin gen halilintar ya, fi." Sofia yang tadinya membenarkan rambutnya itu ganti menatap Ali tak percaya.
Memang kadang-kadang kalau ngomong langsung tancap gas saja.
"Enak di kamu. Gaenak di aku." Ali mengernyit.
"Masa sama suamimu kok perhitungan!. Dasar pelit!."
Kalau bukan ganteng. Udah Sofia pastikan ia mengusir cowok ini keluar rumah.
"Kamu aja baru calonku. Belum nikah malah udah mikirin anak!. Bodoamat. Kenapa memangnya kalau aku pelit?." Ucap Sofia.
"Loh, kita tuh berencana dari sekarang. Emang gak pernah nonton tv?. Iklan KB kan banyak tuh sliweran." Sumpah demi apa. Sofia ingin menjitak kening Ali. Daritadi ngomongnya itu-itu mulu. Bikin Sofia was-was.
"Kalau KB itu cukup dua anak. Nah, kamu segala nyaingin gen halilintar. Aneh kamu tuh!."
Ali tertawa. "Pihak KB-nya aja tuh yang pelit. Masa kita yang punya anak. Dia yang ngatur. Bukanya anak udah diatur sama Allah?." Ali mengerling tiba-tiba. Membuat Sofia jadi salah tingkah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Instagram (Ending)✔
Fanfiction[Ceritanya AliPrilly. Wtf you judge me. Haluhaluhaksegalamanusia:) / Sini seyeng yang suka AliPrilly atau mau bucinin Ali/ Prilly mari rapatkan barisan!] Bagaimana jadinya jika mencintai partnernya sendiri?. menyenangkan bukan?. iya itu yang dirasak...