Aku dan sesak
☆
Hari ini Ana baru saja bertemu Hardin. Laki-laki itu duduk dikursi depan kelas. Padahal teman-temannya sudah pada masuk.
Ana berjalan keluar toilet dan masih melihat Hardin duduk disana, muka laki-laki itu terlihat kebingungan.
"Kak Hardin?" Panggil Ana.
Hardin menatap Ana, "Kenapa?" Tanya Ana.
"Kakak kenapa kayak orang bingung gitu?" Tanya Ana lagi.
Hardin tak mepersilahkan Ana untuk duduk, Ana tetap berdiri disana.
"Gue bingung Na,"
"Bingung kenapa kak?"
Untung lorong dikelas ini sedang sepi.
"Bulan depan cewek yang gue suka wisuda. Gue bingung mau ngasih hadiah apa ke dia, kemarin waktu dia yudisium, gue gak bisa dateng" ujar Hardin.
Ada hati yang teremas, perempuan itu meremas ujung kemejanya. Menahan sesuatu.
"Ya kakak kasih sesuatu yang beda. Yang bakalan bisa diinget sampe seterusnya" ujar Ana.
Dalam hati dia merutuki dirinya sendiri atas ucapannya barusan, "Tapi Na, gue takut dia bakalan gak seneng kalau gue ngasih hadiah dan dateng ke acara wisudanya"
"Kan belum dicoba, kali aja dia malah seneng kak. Emang sih gak semua itu suka dikasih hadiah tapi dengan adanya kakak disana itu udah nunjukin kalau kakak bener-bener serius sama dia" lagi dan lagi Ana mengatakan hal yang palsu.
Matanya perlahan memburam, "Gitu aja sih kak, aku cuman bisa doain semoga lancar ya" Ana pergi dari sana.
Airmatanya jatuh. Dadanya sesak. Bulan Juli? Bahkan harusnya Ana menyukai bulan kelahirannya tapi kenapa untuk tahun ini terasa begitu berat menyukai bulan itu setelah kejadian tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Broken Heart
Short StoryKeinginan Ana hanya ingin dia disadarkan akan semua kesia-siaan yang telah dilakukan sejak awal. Harusnya dia hanya cukup mengenal nama seseorang, tidak perlu mengorek lebih dalam karena semakin kau ingin tau kadang hatimu sendiri tak siap menerima...