Tiga Belas

519 103 11
                                    

red strings







Midam dan Woong diam, saling menikmati hembusan angin malam yang menusuk kulit. Menikmati keheningan yang perlahan pecah dengan Woong yang membuka obrolan.










"kau baik?" tanya Woong.









Midam diam sesaat, "hm, setidaknya begitu. Kau sendiri?" Midam bertanya balik.









Woong hanya diam. Midam tersenyum kecil, maklum, Woong tidak banyak berubah.











"mengerikan," Woong menjawab pelan membuat Midam menoleh dengan raut terkejut dan membingungkan.









Woong menatapnya, tersenyum kecil. Tapi Midam tahu. Matanya mengatakan semuanya.









"Gon sangat membantuku. Ah, bukan. Sangat banyak membantuku,"












Midam mengalihkan pandangan, menunduk menatap jemari tangannya yang mencengkram jaketnya dengan kuat.










"Midam, aku.."











"aku memikirkan banyak hal sejak hari itu,"










"senyummu, candaanmu, tawamu, wajahmu ketika marah, wajahmu ketika khawatir, wajahmu ketika menangis, wajahmu ketika jahil. Semuanya,"









"aku berpikir bahwa aku akan menemukan penggantimu, sesegera mungkin agar kau menyesal begitu menemukanku bahagia dengan orang lain. Tertawa dengan orang lain. Menangis dengan orang lain,"








"aku bahkan berusaha untuk tidak tahu apa-apa tentangmu. Bagaimana pekerjaanmu, apakah kau masih tinggal di apartemen yang sama, bagaimana keluargamu. Aku berusaha untuk tidak peduli,"








Midam menggigit bibir. Mencoba menahan sesuatu yang terus memaksa keluar dari dirinya.









Ya, Midam seegois itu. Untuk tidak menangis, minta maaf, dan mengatakan bahwa ia masih mencintai Woong.








"tapi Midam,"











"Bagiku, dunia adalah kau, Midam," Midam menoleh cepat begitu Woong mengatakan hal tersebut.









Woong bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari Midam sedari tadi, membuat semburat merah jambu muncul menghangat di pipi Midam.









Woong menatap manik yang selalu ia sukai.










"kenyataannya, aku yang bodoh ini selalu memikirkanmu sampai-sampai rasanya ingin gila,"










Woong mengulurkan tangan, menangkup pipi Midam yang sedikit tirus dan dingin.











Midam dapat merasakan bagaimana tangan Woong menghangatkan pipinya.









"tapi kemudian aku memikirkan..."










"bagaimana kalau ternyata kau yang telah menemukan orang lain, yang membuatku merasa menyesal tidak menahan tanganmu hari itu,"












[✔️] red strings ; silverboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang