"Kenapa harus merasa tersakiti padahal sudah tahu konsekuensi dia tidak dimiliki? "
--------------------------------------
"Capek ya jadi lo, pacaran aja harus ngumpet mulu. Lo itu pacaran atau maling ayam?"Gerah. Itu yang dirasakan Indi saat mendengar celotehan super nyinyir milik Taqia mengenai hubungan dirinya dengan sang pacar.
"Ish, lo nyinyir banget deh sama hubungan orang kayak lambe turah lo!" Balas Indi akhirnya setelah merasa gendang telinganya akan rusak sebentar lagi jika ia terus mendengar celotehan ngeselin milik sahabat perempuan setengah laki yang ia miliki itu.
"Lagian lo jadi orang polos setengah bego mampus. Gue kesal liat lo ngebucin tapi si Anggoro reptil malah asik ngebucinin cewek lain! Sumpah ini hubungan paling bego yang pernah ada di dunia ini!" Selak Taqia penuh emosi hingga melempar bola basket miliknya hingga keluar balkon miliknya dan masuk ke dalam kamar tetangga melalui jendela.
PRANG!
Mampus gue! Batin Taqia panik sendiri mendengar ada pecahan beling di rumah tetangga.
"Woi, gila lo, Ta! Mampus apaan dah tuh yang pecah?" Heboh Indi berlari menuju balkon kamar Taqia untuk melihat keadaan.
Taqia hanya bisa pasrah sambil menjambak rambut pendek miliknya di atas tempat tidur. Biar saja Indi yang mengatasi dan biar saja Indi yang menjadi tumbal atas segala cercaan mulut super pedas milik tetangganya itu. Taqia tersenyum setan memikirkannya.
"Woi, lo nggak punya otak ya? Jendela gue pecah karena bola basket lo bego!" Teriak seorang cowok muncul dari jendela yang sudah tidak tertutupi kaca lagi.
Indi hanya melongo mendengar makian itu ditujukan untuknya. Kan yang salah Taqia kenapa malah gue yang disemprot?!
"Lo bisu? Atau tuli? Setelah lo gak punya otak sama mata buat mecahin jendela orang ternyata lo juga bisu sama tuli! Dasar nggak guna banget lo!" Tambah cowok itu lagi. Gilak! Nyelekit banget mulutnya ingin sekali Indi sumpal pakai sandal spiderman milik Taqia. Tapi yang dilakukan Indi cuma bengong sambil ngerjapin mata lucu karena saking kagetnya dia dibentak juga karena kaget melihat wajah orang yang memarahinya itu.
"Hmm, ganteng." Ceplos Indi tanpa sadar. Cowok itu langsung melotot dan segera melempar muka Indi dengan bola basket yang dilemparkan Taqia tadi. Untungnya bola itu meleset dan masuk ke dalam kamar Taqia kembali.
"HEH! Lo gila ya? Muka cantik gue mau lo timpuk pakai bola basket?!" Selak Indi setelah sadar apa yang terjadi.
"Ternyata lo emang buta, muka lo burik gitu lo bilang cantik? Heh lo nggak pernah ketemu sama barang milik manusia yang namanya cermin? Muka lo jelek banget kalau lo mau tau!"
Ya tuhan, mulutnya pedas banget gue mau nangis rasanya, batin Indi mulai lemah dikatain jelek.
"Udah ya, gue gak mau tau pokoknya hari ini jendela gue harus udah bener!" Ujar cowok itu dan masuk ke dalam kembali meninggalkan Indi yang sudah ingin menangis.
Taqia keluar dari tempat persembunyian lalu berjalan menghanpiri Indi yang masih bengong disitu dengan wajah menahan luapan lelehan.air mata. Dengan tidak tahu malunya Taqia mengelus bahu Indi setelah ia menjadikan Indi si gadis cengeng itu sebagai tumbal atas kemarahan tetangga galaknya.
Dengan cepat Indi menepis tangan Taqia dan berlari menuju bawah sambil menangis histeris. Dasar lebay, cemooh Taqia di dalam hati.
"TANTE REPA TAQIA JAHATIN AKU LAGI HUUAAA TANTE!"
"Ck, hobi banget ngadu ke emak gue" decak Taqia malas. Pasti setelah ini mamanya akan menceramahi dirinya lagi dan berakhir playstation miliknya disita karena ia tidak mau meminta maaf kepada Indi. Kadang Taqia bingung sebenarnya anak perempuan mamanya itu siapa? Taqia atau Indi? Perasaan Taqia terus yang salah dan Indi yang selalu dibela. Harusnya Taqia tidak pernah salah karena ia seorang perempuan. Perempuan itu kan makhluk suci tidak pernah salah! Lagipula Taqia juga heran padahal Indi itu punya emak sendiri kenapa malah ambil emak orang? Apa mereka anak yang tertukar? Karena mama Taqia lebih sayang Indi dan mama Indi tetap sayang Indi! Bah!
"Mungkin Taqia itu cuma anak papa dan papa bereproduksi dengah cara membelah diri dan Taqia adalah hasil belahan papa," pikir Taqia ngelantur. Taqia emang se- absurd itu, itulah alasan mamanya lebih sayang Indi, sebab anak perempuannya ternyata melenceng dari harapan.
Bodo amatlah! Biarin dah kalau PS gue disita lagi, gue lagi seneng PUBG sekarang, pikir Taqia santai kembali, tak papa jika tidak jelas siapa mamanya sebab UNBK besok tidak ditanya siapa mama dia sebenarnya.
Dengan santai Taqia berjalan menghampiri Indi yang berada di pelukan mamanya. Jangan tanya Taqia cemburu atau tidak karena jawabannya sudah pasti tidaklah!
Bagi seorang Taqia Puteri Nadeeva yang penting itu sang papa, karena sang papa sumber kehidupannya. Eh atau lebih tepatnya penghidupan karena cuma sang papa yang mengerti Taqia dengan cara selalu membelikannya berbagai video game.
"Udah deh, nggak perlu pelukan terus. Mama sama Indi bukan koala ngapain pelukan? Daripada meniru koala disitu mending lo ikut gue nyari kaca buat tu jendela si bulldog deh, Ndi." Ujar Taqia. Ia berjalan melewati mama dan Indi menuju dapur. Mengambil botol air minum dan meminumnya langsung tanpa menggunakan gelas.
"Qia! Jorok banget sih kamu kak? Udah Mama bilangin minum pakai gelas jangan kayak gitu. Kamu joroknya mendarah daging ngeselin banget!" Taqia bodo amat dengan sang mama yang sekarang tengah misuh-misuh di sampingnya.
"Udah, yok, lets go! " ujar Taqia setelah mengambil roti isi coklat lalu menarik Indi keluar dan meninggalkan mamanya yang bertambah kesal karena dicuekin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudera & Hindia
Teen FictionIndi suka laut, langit dan semua yang berwarna biru. Tapi yang dimiliki olehnya hanya hitam dan putih. Ini kisah tentang hitam putih hidup seorang Hindia Asya Centauri yang bertemu si biru Samudera Akash Philips.